Kyara menatap bayangannya di cermin, wajahnya muram. Rambutnya yang biasanya diikat rapi kini terurai, menjuntai ke bahu seperti air terjun. Matanya, yang biasanya berbinar dengan semangat, kini redup, dipenuhi bayang-bayang keraguan.
Misi ini berbeda. Misi ini berbahaya.
Kyara adalah seorang agen rahasia, terlatih untuk menjadi yang terbaik. Dia ahli dalam penyamaran, manipulasi, dan pertempuran. Tapi misi ini menuntutnya untuk mendekati seorang pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan, seorang penguasa dunia bawah tanah bernama Arkan.
Tugasnya: mendekati Arkan, mendapatkan kepercayaannya, dan mengungkap kelemahannya. Setelah itu, dia harus menghancurkannya.
Kyara menghela napas, mencoba untuk menyingkirkan keraguan yang menggerogoti hatinya. Dia harus fokus pada misi. Dia harus menyingkirkan perasaan, menyingkirkan hati.
"Kau bisa melakukan ini, Kyara," bisiknya pada bayangannya. "Kau agen terbaik. Kau bisa mengendalikan situasi."
Dia mengenakan gaun hitam yang elegan, menonjolkan lekuk tubuhnya. Dia menyemprotkan parfum yang memabukkan, aroma yang dirancang untuk memikat Arkan. Dia berlatih senyumnya di cermin, senyum yang menawan dan penuh teka-teki.
Kyara bersiap untuk bertemu dengan Arkan, bersiap untuk memainkan peran yang telah ditentukan untuknya.
Arkan, seorang pria yang dijuluki "Raja Kegelapan", terkenal karena kekejamannya. Dia memimpin sebuah organisasi kriminal yang menguasai dunia bawah tanah, tangannya terlumuri darah dan kehancuran.
Kyara pertama kali bertemu dengan Arkan di sebuah pesta mewah, tempat dia berpura-pura menjadi seorang sosialita kaya. Dia mendekati Arkan dengan senyum menawan, matanya berbinar dengan ketertarikan.
Arkan, yang terkenal dingin dan tak terusik, tampak tertarik pada Kyara. Dia terpesona oleh kecerdasan dan kecantikan Kyara. Dia mengajaknya berdansa, tangannya yang besar dan kasar terasa hangat di pinggang Kyara.
"Kau menarik, Kyara," kata Arkan, suaranya serak dan penuh teka-teki. "Aku suka caramu menatapku."
Kyara tersenyum, jantungnya berdebar kencang. Dia harus berhati-hati. Dia harus menjaga jarak. Dia harus fokus pada misi.
"Kau juga menarik, Arkan," jawabnya, suaranya lembut dan menggoda. "Aku suka caramu membuatku merasa istimewa."
Mereka menghabiskan malam bersama, berdansa, berbincang, dan tertawa. Kyara berhasil memikat Arkan, membuat pria itu merasa nyaman dan terbuka. Dia mulai mempelajari Arkan, mencari kelemahannya.
Dia menemukan bahwa di balik kekejamannya, Arkan menyimpan luka masa lalu yang mendalam. Dia kehilangan orang yang dicintainya, dan sejak saat itu, hatinya menjadi dingin dan tak terusik.
Kyara merasa iba pada Arkan. Dia menyadari bahwa di balik topeng kekejamannya, Arkan adalah seorang pria yang terluka, seorang pria yang membutuhkan cinta dan kasih sayang.
Kyara mulai merasakan sesuatu yang aneh tumbuh di dalam dirinya. Dia mulai merasakan simpati, kemudian kekaguman, dan akhirnya, cinta.
Dia mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan Arkan. Mereka makan malam bersama, menonton film, dan berjalan-jalan di taman. Kyara menemukan bahwa Arkan memiliki sisi lembut yang tak pernah terlihat oleh dunia. Dia bisa bersikap manis dan perhatian, dan dia memiliki selera humor yang tak terduga.
Kyara terjebak dalam dilema. Dia harus menghancurkan Arkan, tapi dia juga mencintainya. Dia harus memilih antara tugasnya dan hatinya.
Kyara berjuang dengan perasaannya. Dia tahu bahwa dia harus menghancurkan Arkan. Dia tahu bahwa itu adalah tugasnya, dan dia harus menyelesaikannya.
Tapi dia tak bisa melupakan sisi lembut Arkan. Dia tak bisa melupakan cara Arkan menatapnya, cara dia membuat Kyara merasa istimewa.
Suatu malam, saat mereka sedang makan malam bersama, Kyara memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya.
"Arkan," katanya, suaranya bergetar. "Aku harus memberitahumu sesuatu."
Arkan menatapnya, matanya penuh perhatian. "Apa itu, Kyara?"
"Aku... aku mencintaimu," katanya, air matanya mulai mengalir. "Aku tahu ini salah. Aku tahu kita tak seharusnya bersama. Tapi aku tak bisa menahannya lagi."
Arkan terdiam, matanya melebar. Dia tak pernah menyangka bahwa Kyara akan merasakan sesuatu untuknya.
"Kyara," katanya, suaranya lembut. "Aku juga mencintaimu. Tapi aku tak bisa membiarkanmu berada di sisiku. Aku terlalu berbahaya untukmu."
"Aku tahu," jawab Kyara. "Tapi aku tak peduli. Aku ingin berada di sisimu, tak peduli apa yang terjadi."
Arkan menghela napas, matanya dipenuhi kesedihan. Dia tahu bahwa dia tak bisa membiarkan Kyara berada di sisinya. Dia tahu bahwa dia akan membahayakannya.
"Kyara, kau harus pergi," katanya, suaranya berat. "Pergilah dan lupakan aku. Aku tak layak untukmu."
Kyara menggeleng, air matanya mengalir deras. "Aku tak akan pernah melupakanmu," katanya. "Aku akan selalu mencintaimu."
Kyara berlari keluar dari restoran, meninggalkan Arkan sendirian dengan hatinya yang hancur.
Kyara kembali ke markas agen rahasia. Dia tak bisa melupakan Arkan. Dia tak bisa melupakan rasa sakit yang dia rasakan saat meninggalkan Arkan.
Dia tahu bahwa dia harus melupakan Arkan. Dia tahu bahwa itu adalah hal terbaik untuk dilakukan. Tapi dia tak bisa. Dia tak bisa melupakan cinta yang telah tumbuh di dalam dirinya.
Kyara memutuskan untuk kembali ke Arkan. Dia tahu bahwa itu adalah hal yang berbahaya, tapi dia tak peduli. Dia harus melihat Arkan lagi, harus memberitahunya bahwa dia masih mencintainya.
Kyara menemukan Arkan di kantornya. Arkan tampak lelah dan muram. Dia menyadari bahwa Kyara telah kembali.
"Kyara," katanya, suaranya serak. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku kembali untukmu," jawab Kyara. "Aku tak bisa melupakanmu. Aku masih mencintaimu."
Arkan menatap Kyara, matanya dipenuhi kesedihan. Dia tahu bahwa dia tak bisa membiarkan Kyara berada di sisinya. Dia tahu bahwa dia akan membahayakannya.
"Kyara, kau harus pergi," katanya, suaranya berat. "Pergilah dan lupakan aku. Aku tak layak untukmu."
Kyara menggeleng, air matanya mengalir deras. "Aku tak akan pernah melupakanmu," katanya. "Aku akan selalu mencintaimu."
Arkan menghela napas, matanya dipenuhi kesedihan. Dia tahu bahwa dia tak bisa membiarkan Kyara berada di sisinya. Dia tahu bahwa dia akan membahayakannya.
"Ingatlah Kyara aku tidak bisa selalu melindungi mu, pergilah sebelum kau mati dimedan perang yang sebenarnya." Dengan suara beratnya.