CW // TW; THRILLER, MURDER
***
Setelah kejadian Samuel di geret paksa pacarnya untuk ikut dalam survival gak jelas dan gak ada hadiah sama sekali itu lalu entah mengapa dia tidak ingat apa-apa lagi, rasanya seperti di hipnotis dan dia tertidur.
Saat bangun dia berada di suatu hutan yang lebat, dan dia harus bertahan hidup disitu selama lima hari. Samuel berdecih kesal, seharusnya dia tidak menuruti pacarnya itu- lebih tepatnya paksaan, gila pacarnya mungkin mau membunuhnya.
Apa lagi tawa orang dari balik yang membuat survival ah bukan seperti pembunuhan berencana, apalagi katanya itu untuk uji coba? Dasar gila.
Sudah satu hari dia berada di dalam hutan, banyak hewan-hewan buas kerkeliaran, kemarin dia melihat ada tubuh orang yang sudah tidak berbentuk lagi karena terkaman harimau, sial sekali dia berada disini.
Samuel melihat kearah lengan kirinya, disana terdapat angka 16, yang ia yakini bahwa ini adalah rank. Karena saat pertama kali datang angka di lengannya masih bertuliskan angka sekitar 30 dan sekarang naik menjadi 16. Mungkin peserta disini yang ikut ada banyak dan memilih mati, atau mungkin saja di bunuh?
Tak lama setelahnya hujan turun, Samuel yang gak tau harus ngapain dia memilih untuk jalan-jalan mengelilingi hutan, setiap pohon dia melihat cakaran dan bercak-bercak merah darah.
Dia berjalan sambil mengawasi jalanan siapa tau ada sesuatu yang berguna atau mungkin ada makanan, Samuel berhenti sejenak saat ada yang bergerak-gerak di semak-semak, dengan perlahan dia berjalan mendekat kearah semak-semak itu dan melihat ada seorang gadis yang terduduk sambil meringis kesakitan.
"Kamu... kamu bisa tolongin aku?" saat menyadari ada orang di dekatnya.
Samuel hanya menaikan alisnya, "apa keuntunganku nolong kamu?"
Gadis itu terdiam sebentar lalu berkata, "aku tadi nemu tas ini, kita bisa gunain ini bareng-bareng, ada makanannya juga dan aku gak bakal bunuh kamu kok."
Samuel tampak menimang-nimang tawaran dari gadis itu, lumayan juga dia bisa memanfaatkan gadis ini. Samuel mengangguk setuju.
"Oke."
Membantu gadis itu berdiri dari sebuah trap. Wow, padahal di hutan ini saja sudah membuat orang menderita karena hewan buas sekarang ditambah dengan perangkap, benar-benar orang yang membuat survival ini ingin membunuh banyak orang dengan cara apapun.
"Terima kasih," sambil tersenyum kearah Samuel yang membalasnya dengan deheman.
"Bella," gumam orang itu membuat Samuel menoleh.
"Namaku Bella," ucapnya lebih jelas membuat Samuel tersenyum lalu mengusak kepala gadis itu.
"Aku Samuel, ayo cari tempat berteduh dulu hujannya semakin deras," ujarnya, Bella mengangguk setuju sambil berjalan dituntun oleh Samuel.
Akhirnya mereka menemukan tempat berteduh di sana ada sebuah pondok, agak aneh sih di tengah hutan yang lebat ada pondok. Tapi siapa peduli yang terpenting mereka bisa berteduh dari hujan ini.
"Bagaimana kalau malam ini kita tidur disini?" pinta Samuel saat melihat langit mulai gelap dan dapat anggukkan dari Bella yang menandakan dia setuju.
"Apa itu sakit?" tanyanya.
"Sakit, aku gak tau kalo di sini juga ada perangkap," jawabnya sambil melihat kakinya yang sedikit robek karena tadi.
"Siniin," tuturnya membawa kaki Bella ke dirinya secara pelan-pelan dan menyembuhkannya dengan P3K yang ada di tas itu, untung sekali dia menemukan itu.
Mereka pun bermalam disini, tapi hanya Bella yang tertidur sedangkan Samuel masih terjaga dan melihat sekeliling. Remang-remang terdengar dengkuran dari gadis yang berpipi cubby itu pasti dia sangat kelelahan hari ini.
Sungguh kasihan nasib gadis ini harus mengikuti survival yang tidak jelas. Samuel jadi penasaran siapa yang mendaftarkan gadis ini.
Secara tiba-tiba ada sebuah kayu yang hampir saja memukul kepalanya Samuel kalau dia tidak sigap menyingkir maka mungkin dia sudah mati terkena hantaman yang cukup keras.
"Serahin tas itu ke kita!" perintah orang itu.
Samuel menatap orang itu geram, apa-apaan itu datang-datang langsung memalak apalagi dia hampir dipukul dengan kayu yang cukup besar, mereka gila apa?
"Kalo aku gak mau? Dasar orang aneh," balas Samuel membuat orang itu emosi lalu memukulnya namun sayang Samuel sudah memukul wajahnya duluan.
Bella yang mendengar ada kericuhan dia pun terbangun, lalu terkejut ada tiga orang asing yang menyerang Samuel secara brutal. Sebenarnya dia berniat untuk membantu tapi Samuel malah mengisyaratkan dia untuk diam saja. Bella pun menurut saja daripada nanti situasinya tambah parah.
Tenaga Samuel sudah gak kuat lagi, dia kewalahan menghadapi tiga orang yang menyerangnya itu, tapi dia tidak mau Bella membantunya karena kaki Bella masih sakit, gak tega jadinya.
Saat Samuel sudah hampir pasrah dengan keadaan yang pasti dia akan pasrah, seketika ada panah yang menancap dada ketiga orang tersebut. Dirinya langsung menoleh kearah Bella yang hanya menggeleng kepalanya lalu menoleh kearah lain, dirinya pun ikut menoleh kearah yang sama.
Disana ada dua orang, salah satunya membawa sebuah busur. Bagaimana bisa mereka mendapatkan barang-barang seperti itu sedangkan dirinya seharian mengelilingi hutan tidak menemukan satu buah benda pun sama sekali.
"Sepertinya kalian butuh bantuan, sama-sama," ucap seorang pemuda yang membawa panah itu sambil tersenyum kearah Samuel.
Sedangkan Samuel menghela nafasnya lega lalu menyikirkan mayat itu dari dirinya, mengibaskan darah yang menempel pada tangannya dengan jijik. Itu memang menjijikan.
Dua orang membantunya itu hendak berjalan pergi Samuel pun memanggil mereka, "hey! Apa kalian mau satu grup dengan kami?" ajak Samuel membuat kedua orang itu menoleh kearahnya.
Mereka tampak berfikir sebentar lalu salah satu diantara mereka berucap, "Apa manfaatnya aku menerima ajakanmu?"
"Kami punya makanan," jawaban singkat dari Samuel dan berakhir mereka setuju siapa juga yang bakal nolak karena disini gak ada makanan sama sekali daripada mati kelaparan.
"Siapa nama kalian?"
"Aku Jay dan sebelahku ini Marcel," jawabnya.
Bella langsung berlari kearah Samuel, tidak ingat jika kakinya itu masih terluka. Tanpa babibu dia langsung mengobati luka pada area wajah Samuel. Sedangkan yang diperlakukan seperti itu hanya menurut.
"Gak ada bagian lain yang sakit, kan?" tanya Bella menatap Samuel khawatir.
Dibalas gelengan oleh gadis itu sambil tersenyum lembut, "aku gapapa kok."
Jay yang melihat keduanya itu spontan bertanya, "kalian pacaran?"
Raut wajah kaget dari Samuel dan Bella, bahkan Marcel yang berada di sebelahnya sedikit tersedak karena perkataan teman barunya itu dan spontan memukul punggung Jay.
Jay yang bingung kenapa dipukul itu diam saja, emang aku salah ngomong ya?
Batinnya berkata seperti itu.
"Enggak kok, kami cuma gak sengaja ketemu waktu kakiku terluka kena jebakan," jawab Bella tersenyum kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Samuel hanya diam saja.
Jay dan Marcel mengangguk paham,
"Sudah, kita harus cari jalan keluar dari hutan sialan ini," ujar Samuel membuat mereka bertiga mengangguk.
Mereka pun menyelesaikan survival ini bersama-sama, tapi entah bagaimana kedepannya. Semoga Samuel dapat keluar karena ingin memutuskan pacarnya lalu menyeretnya kesini juga biar dia melakukan ini sendiri.
Fin.
Hi, ini pertama kalinya aku bikin cerita thriller, jadi maaf agak aneh hehe :)
Aku terinspirasi dari film tapi AKU LUPA NAMANYA UEUEUE ٩(๑꒦ິȏ꒦ິ๑)۶
Terima kasih yang udah mau baca! Jangan lupa tinggalkan jejak yaww