Kanaya Seorang gadis yang tinggal bersama keluarganya, meskipun tinggal bersama keluarganya Kanaya merasa dia sendiri. Dia pernah bertanya dengan temannya yaitu kiara.
“ Ra Apa sih arti keluarga itu?” tanya Kanaya pada Kiara. Dan Kiara pun menjawab.
“Keluarga itu adalah orang yang selalu ada saat kita senang maupun sedih” jawab Kiara,
Kemudian kanaya bertanya lagi.
“Kenapa keluargaku tidak seperti itu”kiara pun terdiam. Melihat keterdiaman Kiara, Kanaya pun angkat suara.
“Tidak usah dipikirkan Ra, aku tahu kamu nggak bisa jawab” kata Kanaya.
Kanaya menundukkan kepalanya, merasa beban yang semakin berat di hatinya. Kiara yang merasa tidak enak,mencoba mengubah suasana. “Tapi kanaya, mungkin ada alasan di balik semua itu. mungkin mereka hanya belum tahu cara menunjukkan perhatian mereka”.kata Kiara.
Kanaya mendongak, matanya berkilau.”tapi Kiara, aku sudah berusaha. aku selalu ada untuk mereka. tapi mereka tidak pernah mengerti perasaanku”.
Kiara mengangguk, berusaha mencari kata-kata yang tepat. “ Mungkin kamu bisa bicara dengan mereka. kadang orang tua tidak menyadari betapa pentingnya komunikasi”.
“Sudah kucoba”jawab Kanaya.”namun setiap kali aku membuka hati, mereka bilang aku terlalu sensitif.
Kiara terdiam sejenak, memikirkan hal itu. “Kalau begitu, apa yang ingin kau lakukan? Mungkin ada cara lain untuk membuat mereka mengerti”.
Kanaya mengeluarkan nafas merenung sejenak. “ Aku ingin menunjukkan pada mereka berdua bahwa aku perlu mereka mungkin aku bisa membuat sesuatu yang spesial untuk mereka”.
“Seperti apa itu” tanya Kiara tertarik. “Ya mungkin aku bisa masak untuk mereka. Makanan selalu jadi cara yang baik untuk mengungkapkan perasaan”. Jawab Kanaya sedikit semangat.
“Bagus! Kita bisa masak bersama”. Kata Kiara . “Aku bisa bantu”.
Kanaya Tersenyum tipis. “Terima kasih kiara kamu selalu ada untukku”.
Hari itu,mereka berdua merencanakan sebuah makan malam keluarga yang spesial. Kanaya merasa ada harapan baru. mungkin melalui masakan,dia bisa menyampaikan rasa cintanya kepada keluarganya.
Saat malam tiba, dapur dipenuhi aroma masakan yang menggugah selera, Kanaya dan Kiara bekerja sama, tertawa dan berbagai cerita,Momen itu membuat Kanaya merasa berdebar saat keluarganya berkumpul.saat mereka mulai makan. Dia memperhatikan ekspresi wajah mereka. Makanan yang dibuatnya mampu membuat senyuman di wajah mereka.
“Ini enak, nak”. Puji ayahnya,membuat Kanaya tertegun.
Suatu pujian kecil itu selalu membuka jalan bagi komunikasi yang lama terpendam.”aku senang kalian suka”. Kata Kanaya, berusaha mengumpulkan keberanian. “Aku juga ingin kita bisa lebih dekat, berbicara tentang perasaan kita”. Keluarganya saling pandang, tampak terbit namun tertarik. “Kita memang jarang bicara seperti itu”. Kata ibunya.
“Maafkan kami jika kami tidak menyadari perasaanmu, Kanaya”.
Percakapan itu berlanjut, membangunkan jembatan antara Kanaya dan keluarganya.meskipun perjuangan mereka baru dimulai, karena yang merasa lebih optimis. Dia menyadari bahwa komunikasi adalah kunci untuk memahami arti keluarga yang sesungguhnya. Dengan dukungan Kiara,dia bertekad untuk tidak menyerah, berharap suatu hari keluarganya bisa merasakan cinta dan kebersamaan yang sejati.
By. Safa/saz