Dalam pelariannya, Zidan bertemu dengan Anya, seorang penyihir muda yang baik hati. Anya memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa. Keduanya saling membantu dan tumbuh perasaan satu sama lain. Cinta mereka menjadi oase di tengah gurun kesengsaraan yang mereka hadapi. Anya tidak hanya menjadi teman bagi Zidan, tetapi juga menjadi sumber kekuatannya.
Ketika Zidan dan Anya semakin dekat, musuh mereka semakin nekat untuk memisahkan mereka. Musuh utama, seorang penyihir gelap yang haus akan kekuatan, menculik Anya dan mengancam akan membunuhnya jika Zidan tidak menyerahkan diri. Zidan tidak punya pilihan selain menghadapi musuh tersebut. Dalam pertempuran sengit, Zidan berhasil menyelamatkan Anya, tetapi dia sendiri terluka parah.
Dengan sisa-sisa kekuatannya, Zidan berhasil membatalkan mantra kuno. Dunia mulai pulih, tetapi Zidan tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia meninggal dalam pelukan Anya. Kematian Zidan meninggalkan duka yang mendalam bagi Anya dan semua orang yang mengenalnya.
Meskipun Zidan telah tiada, semangatnya tetap hidup. Anya melanjutkan perjuangan Zidan untuk menjaga keseimbangan dunia sihir. Dia mendirikan sebuah sekolah sihir tempat dia mengajarkan ilmu sihir kepada generasi muda. Sekolah ini menjadi warisan Zidan, sebuah tempat di mana pengetahuan tentang sihir digunakan untuk kebaikan.
Setelah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan dunia, jiwa Zidan tidak sepenuhnya lenyap. Sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanannya, alam semesta memberinya kesempatan untuk dilahirkan kembali. Namun, kali ini, Zidan tidak terlahir sebagai manusia, melainkan sebagai makhluk magis yang langka. Mungkin dia terlahir sebagai phoenix, makhluk yang melambangkan kebangkitan, atau sebagai naga, simbol kekuatan dan kebijaksanaan.
Berabad-abad kemudian, Zidan yang telah bereinkarnasi bertemu kembali dengan Anya. Anya telah menjadi seorang penyihir tua yang bijaksana dan memimpin sekolah sihir yang didirikannya. Dia tidak mengenali Zidan pada awalnya, namun ada suatu perasaan familiar yang membuatnya tertarik pada makhluk magis ini.
Seiring berjalannya waktu, Zidan mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia adalah reinkarnasi dari Zidan yang dulu. Mungkin dia memiliki tanda lahir yang sama, atau dia secara tidak sengaja mengucapkan mantra yang hanya diketahui oleh Zidan. Anya pun akhirnya menyadari bahwa makhluk magis di depannya adalah cinta pertamanya yang telah lama hilang.
Pertemuan kembali ini tidak selalu berjalan mulus. Mungkin ada kekuatan jahat yang ingin mencegah Zidan dan Anya bersatu kembali. Atau, mungkin ada konflik internal dalam diri Zidan karena dia harus memilih antara kehidupan barunya sebagai makhluk magis dan hubungannya dengan Anya yang masih manusia.
Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan yang tenang dan damai, Anya menyadari bahwa dia hamil. Ini menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan bagi mereka berdua, terutama karena mereka sudah hidup sangat lama.
Anak mereka mewarisi kekuatan sihir dari kedua orang tuanya. Bayangkan seorang anak kecil yang bisa mengendalikan elemen, melakukan telepati, atau bahkan melakukan perjalanan waktu dalam skala kecil.
Menjadi orang tua di usia yang tidak biasa tentu menghadirkan tantangan tersendiri. Zidan dan Anya harus belajar bagaimana membesarkan anak di dunia yang terus berubah. Mereka juga harus mengajarkan anak mereka tentang tanggung jawab yang besar yang datang bersama dengan kekuatan sihir.
Anak mereka menjadi simbol harapan bagi generasi mendatang. Dia diharapkan dapat meneruskan warisan Zidan dan Anya, yaitu menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia sihir.