Suatu hari di desa kecil ada seorang gadis bernama Saka.Saka adalah anak yatim piatu yang tinggal di desa sebuah gubuk kecil.Setiap hari dia pergi ke sungai unutk memancing ikan,ia pun akan menjual ikan hasil tangkapannya itu ke pasar terdekat.Terkadang cuaca yang tidak stabil membuat Saka tidak bisa untuk mencari makanan.
Suatu pagi yang cerah Saka pergi ke hutan untuk mencari buah,namun di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pengembala yang berpakaian kumuh.Sang pengembala yang melihat Saka membawa keranjang yang berisi roti dan berkata
"Nak,apakah kamu mau menukarkan semua rotimu itu dengan sapi yang ada di sana?"tanya pengembala tersebut sambil menunjuk sapi yang ia rawat."kenapa paman ingin menukarkan sapi itu dengan rotiku?padahal paman bisa menjualnya ke padagang lain bukan?".kata Saka panjang lebar."Begini,paman punya penyakit radang otak.Yah mungkin waktu paman sudah tidak lama lagi di dunia ini,tapi sapi itu masih punya kesempatan untuk hidup.Mungkin ia memang kurus dan kecil tapi paman yakin kamu bisa merawatnya dengan baik".ucap pengembala tersebut sembari menggenggam tangan Saka.Setelah berpikir sejenak Saka pun akhirnya mau merawat sapi itu dan memberinya makan sesuai permintaan sang pengembala.
Beberapa bulan kemudian,sapi itu pun tumbuh besar dan sehat.Bahkan sapi itu juga menjadi sumber pendapatan Saka,susu yang di hasilkan sapi itu kemudian dijual ke pasar.Namun keesokannya Saka mendengar bahwa ada seorang pengembala yang meninggal akibat penyakit radang otak dan baru di temukan setelah 2 hari ia meninggal.
Keesokannya seperti biasa Saka pergi ke desa sebelah untuk menjual susu.Namun hal yang tidak di sangka pun terjadi,ia dikejutkan oleh sekelompok berandalan yang sering merampok dan merampas barang milik orang lain.Belum sempat melangkah ia di kejutkan oleh bos berandalan tersebut yang memiliki badan besar yang tiba tiba muncul di belakangnya,"t-tolong lepaskan aku,aku akan tutup mulut".ucap Saka sambil ketakutan."Hey gadis cantik,dengar aku akan melepaskanmu jika kamu mau bermain denganku sebentar sa-".*PLAK*.Belum sempat selesai bicara Saka langsung menampar berandalan itu,namun karna berandalan itu memiliki tubuh yang kekar ia tidak merasakan sakit sama sekali.
Justru hal itu malah membuat ia marah dan murkah."Jangan karna kalian laki-laki bisa seenaknya memandang rendah perempuan,dasar laki-laki tidak tahu malu!".bentak Saka.Tidak tahan dipermalukan ia pun mengeluarkan pisau dari dalam sakunya dan tanpa berpikir panjang ia langsung menusuk Saka.Setelah puas,berandalan itu pun meninggalkan tubuh Saka yang berlumuran darah di tengah jalan."S-siapa pun t-tolong aku.
~BERSAMBUNG~