"Di suasana malam yang ramai, di perkemahan persami yang di adakan sekolah.
Aku sangat bersemangat,bukan karena acara kemah namun karena si dia yang Kusuka juga ikut dalam acara ini,dalam diam Aku mencintainya,dalam diam diam pula aku curi curi pandangan saat ia lengah.
Cukup hanya melihatnya saja aku bahagia,apalgi saat dia tersenyum,rasanya semangatku terisi kembali.
Begitu banyak wanita yang mengaguminya,aku hanya wanita biasa yang tak populer,rasanya mustahil dia melihatku yang sederhana ini.
Saat dia berjalan ke arah ku,aku terus menatapnya dari jauh,dalam benakku apakah tujuannya adalah kepadaku? dalam suasana malam gelap yang semakin sepi,dari jauh hatiku pun sudah berdebar tak menentu.
Semakin dekat semakin bergetar,kegugupan melanda.
"DEG.!"
Kini dia benar benar sudah di hadapanku,Tubuhku bergetar hebat, jantungku terpacu cepat, bibir ku membisu,mataku bertemu matanya yang kini juga menatap lekat mataku dengan senyumnya yang menawan.
Cowo paling tampan terpopuler sekaligus terpintar di sekolah.membuat ku minder apakah aku pantas.
"Hai."
Ucapnya membuatku semakin gugup,lidahku Kelu aku hanya terpaku menatapnya,angin serasa menghampasku kesana kemari,tubuhku terasa semakin dingin karna kegugupan yang semakin menjadi.
Dia mendekatkan wajahnya,aku membulatkan mata terkejut,tak menyangka akan sedekat itu.
"RENA ... I LOVE U." Ungkap Bisik max di telingaku.
"Ha...?"
"Apakah aku tidak salah dengar? ini nyata atau aku mimpi?" Batin ku.
Seketika tubuh ku lemas tak bertenaga terhuyung membuat Max mernarikku dalam dekapannya.
Tangan ku menyentuh dadanya yang bidang,ternyata jantungnya juga berdebar cepat,max menatapku semakin lekat nafasku dan nafasnya tak beraturan karna pacuan jantung yang menggebu.
"Apa ...kau mau menerima cintaku.? Lanjut max dengan tatapannya yang menembus jiwaku.
Aku tersenyum menatapnya dia pun tersenyum menatapku penuh harapan,aku mengangguk pelan masih dalam dekapannya.
Max tersenyum bahagia dan ...
"Cup ...!
Kecupan singkat mendarat dipipi ku yang sedari tadi sudah memerah.Dia tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkanku yang terkejut berdiri terpaku mematung dengan nafas yang cepat.
2 HARI SETELAHNYA ....
Setelah kejadian di malam mendebarkan itu aku belum melihatnya kembali,wajahnya belum terlihat membuatku gelisah,mataku terus memburu dan mencarinya.
Hingga langkah ku terhenti melihat 4 orang cowo yang sedang asyik mengobrol dan diantaranya Max disana.
"Jadi loh berhasil,nih ... Karna loh udah menang taruhan." Ucap satu cowo yang berhadapan dengan max.
Mendengar itu seketika aku penasaran dan menguping di baik tembok penuh konsentrasi.
"Cuman Rena,itu nggak seberapa buat gue." Ucap max.
"Deg ...!
"Apakah aku bahan taruhannya." Batinku sakit.
Aku berjalan mendekat ke arah mereka,Max melihatku dengan tatapan terkejutnya,Aku pun menatapnya dengan mata yang berkaca kaca.
"Rena ..." Ucap Max lirih dengan tatapan yang tak dapat ku artikan.
3Cowo lainnya pergi meninggalkan aku dan max yang kini saling berhadapan.
Kecewaku begitu dalam,alangkah baiknya jika max tidak pernah mengungkap cinta di hatiku, aku lebih memilih jadi pengagum rahasianya dari pada di jadikan pacar taruhan.seperti debiri makanan enak kemudian diberi racun setelahnya.
"Apakah itu benar." Ucap ku memecah keheningan diantara aku dan max
" Itu benar, tapi cintaku juga benar." Ungkap max yang sama sekali tak membuaku percaya karna hati yang terlanjur kecewa.
"Untuk apa kamu melanjutkan kebohongan ini." Ucap ku menundukkan pandangan dengan lelehan bulir bening di pipi.
"Aku tidak bohong." Ucap max melangkah semakin dekat ke arahku.
"Kita putus." Ucapku singkat di sambut tatapan max yang kini menajam seakan tak terima dengan keputusanku.
" Kamu yakin Ren? Bukankah kamu sangat menyukaiku?kamu bahkan sering memperhatikanku." Ucap max menyeringai tajam sembari mernarikku dalam dekapannya.
"Lepas ...Aku sudah tidak mencintaimu lagi,aku bahkan sudah melupakanmu." Ucapku jutek berusaha melepas dekapannya,menjongkel jemari dan lengannya yang melingkar kuat di pinggangku.
Max semakin mengeratkan dekapannya.
" Kalau begitu aku akan membuatmu jatuh cinta lagi,dan tak bisa melupakanku.
"CUP ....!
"Kecupan paksa lama mendarat di bibirku,aku menahan bibirku menutupnya rapat tanganku berusaha mendorongnya jauh tapi max malah mengunci tanganku ke belakang.
Max menghentikan aksinya namun tanganku masih ia kunci,menatapku lekat dengan nafas yang tak beraturan begitupun dengan nafasku,bukan karna aku senang tapi karna aku semakin marah.
"Bagaimana apa cinta itu kembali.?"Tanya max.
"Tidak." Ucapku menatapnya tajam kali ini.
" Baiklah jangan menyesal... CUP ...!"
Aksinya kali ini semakin menuntut dan memburu,ditengah tengah aksi max aku menitihkan air mata.
"Apakah sehina ini aku di matamu.?" Tanya ku membuat tatapan max kini beralih ke rasa bersalah.
"Maafkan aku ...aku tak bermaksud menyakitimu." Ucapnya melepas sang genggaman yang mengunci tanganku.
"Apa maksudmu melakukan semua ini padaku.?" Tanyaku dengan sedih.
"Aku sungguh mencintaimu,hanya saja tak berani mengungkapnya,hanya saat taruhan ini lah aku bisa memberanikan diri mengungkap perasaan ku." Ucap max masih menatapku penuh harap.
Percaya ataupun tidak aku tidak tau,yang kurasakan hari itu adalah kecewa pada sikapnya,walupun tak ku pungkiri cintaku amat dalam padanya.Tanpa kata yang terucap aku pergi menjauh meninggalkan max,max terdiam sejenak hanya menatapku yang melangkah jauh darinya.
"Aku tak ingin putus dengan mu!" Pekiknya.
Sedangkan Aku terlalu takut untuk mempercayai kata katanya aku tetap lanjutkan langkah ku menjauh darinya.
Sejak terungkapnya peristiwa taruhan itu aku tidak pernah bertemu dengan max lagi,max pindah ke luar negri.
Dalam setiap hari hariku diantara sesal dan benci diantara rindu dan hancur aku termenung setiap malam memikirkannya,entah hatinya masih ada aku atu tidak,aku hanya berharap dia bahagia dan baik baik saja.
7 tahun berlalu kini aku sudah dewasa,masa masa remajaku yang manis dan dramatis selalu terukir dihatiku tersimpan rapih di dalamnya.
Hari ini ibuku mengajakku untuk makanbmalam di rumah sahabatnya,sesampainya disana betapa terkejutnya aku kala yang membuka pintu adalah max,wajah nya semakin Tapan dan mempesona,orang tua max ternyata adalah sahabat ibuku.
Dalam suasana canggung aku masuk kedalam rumahnya,selesai makan malam orang tuaku mengobrol dengan orang tua max, sedangkan max mengajakku mengelilingi rumahnya.
Setiap sudut ruangan kami jelajahi sampai akhirnya langkah kami terhenti di taman yang berada di samping rumah max.
Kami duduk di bangku yang sudah tersedia disana.dari awal pertemuan max selalu menatapku tanpa berpaling,tatapannya bahkan membuatku sangat gugup.
Suasana malam berbintang penuh lampu indah menerangi taman penuh bunga,dengan langit yang berhamburan bintang di lengkapi sang bulan yang sepertinya mendukung suasana.
"KEB ...!" Max memelukku
"Ren ... AKU SANGAT MERINDUKANMU ...MAAFKAN AKU ..." Ucap max memecah keheningan malam.
Tatapan max begitu dalam dapat kulihat ketulusannya. Aku hanya terdiam,hanya batinku yang menjawab." Aku juga merindukanmu."
"AKU TAK BISA HIDUP TANPAMU.?"
"AKU TAK BISA MELUPAKAN MU?"
"AKU SANGAT TERSIKSA BEGITU LAMA TAK MELIHATMU."
"MAUKAH KAU MEMBERIKU KESEMPATAN LAGI.?"
"Maukah kau menikah dengan ku?".
Lanjut max menatapku lebih dalam,air matanya mengalir,tersirat kerinduan dalam matanya.
"Aku juga merindukanmu." Ucapku sembari memeluknya balik,aku tak dapat menahan cintaku lagi.
"Aku sudah memaafkan mu,aku mau menikah dengan mu...." Ucapku yang di sambut kecupan hangat max di bi bi r ku melepas jeratan rindu yang telah terkurung bertahun tahun.
Yang tak di duga ternyata Aku dan max telah di jodohkan orang tua kami sejak keci, entah ini takdir atau pun bukan inilah kisahku cinta dalam diam antara benci dan rindu.