Ken sedang asyik membaca buku saat hujan tiba-tiba reda. Dia menoleh kepintu,
"Sebentar lagi pasti banyak pengunjung sebaiknya aku pulang sebelum perpustakaan ini semakin ramai." Kata Ken dalam hati.
Sejak kecil Ken punya keanehan. Dia bisa merasakan aura orang-orang disekitarnya.
Seperti seseorang yang sedang menulis bersama teman kelompoknya dimeja seberang. Dia tau, orang itu sedang bingung. Mungkin karna jawaban pertanyaanya sulit.
Orang yang didekat sana, diujung ruangan sedang senang, sepertinya dia membaca buku yang lucu dan menghibur.
Sekilas kemampuan itu tampak istimewa, namun Ken kesulitan memisahkan emosinya dan emosi orang disekitarnya. Karna itulah dia lebih suka sendiri dari pada dekat dengan orang lain. Emosi dari aura mereka bercampur aduk yang membuat Ken pusing.
"Aku akan meminjam buku ini." Kata Ken dalam hati.
Dia menyelsaikan peminjaman dengan petugas perpustakaan. Selanjutnya mengambil payung dan pulang. Rintik-rintik halus membuat payungnya berdesir ringan.
Ken berjalan perlahan-lahan, dia senang jalan masih lengang.
Tiba-tiba sebuah aura datang. Ken merinding. Dia belum pernah merasakan aura itu sebelumnya.
Rasanya dingin dan kosong. Sulit digambarkan.
Ken melihat kesana kemari mencari sumber aura itu. Tak ada orang yang melintas dijalan.
"Aku belum pernah merasakan ini." Kata Ken.
"Apa yang terjadi pada pemiliknya." Katanya pelan. Ken mencari-cari, akhirnya dia melihat seorang laki-laki berdiri diujung jembatan.
Laki-laki itu menatap kosong keair dibawah. Ken merinding. Aura itu terasa aneh dan mengerikan.
"Apa yang akan dia lakukan." Pikir Ken. Semakin dekat dan semakin dekat, auranya semakin dekat semakin dingin.
Laki-laki itu menaikan sebelah kakinya keatas pagar penghalang.
"Tunggu...!!!" Sayangnya suara itu tak terucap.
Dia mencampakkan payungnya entah kemana dan berlari secepat kilat kearah lelaki itu. Saat mendekat, Ken merasa auranya semakin mengerikan. Dia bahkan merasa sulit untuk mendekat.
Itu tidak boleh terjadi!
Ken menjulurkan kedua tanganya. Menangkap Hoodie pria itu. Karna tubuh pria itu tebih besar. Ken terjatuh melewati pagar pembatas jembatan.
Si laki-laki itu segera menangkap tanganya.
Ken tak mengerti. Auranya sangat berbeda, Ken merasakan kehangatan saat dia menggenggam tangan laki-laki itu. Sekujur tubuhnya perlahan menghangat dan terasa nyaman.
Kini mereka berpegangan satu sama lain. Ken hampir menyerah. Dia melihat tangan laki-laki itu mengeluarkan darah. Sepertinya tanganya telah terluka sebelumnya.
Dia mengangkat dirinya perlahan dan berhasil menolong Ken.
Ken jadi malu.
Dia menolong malah ditolong. Ken merasakan aura dingin yang tadi menyelimutinya menghilang.
"Terima kasih." Kata nya.
Dia memberikan Ken sebuah kalung.
"Ini milik adikku. Dia melindungiku selama ini." Kata laki-laki itu. Dia pergi begitu saja.
Melihatnya, pergi membuat Ken merasa lega. Dia begitu dingin. Tapi, saat kau mendekatinya, kau akan merasakan kehangatan. Belum pernah Ken bertemu orang seperti itu.
Hari itu Ken pulang dengan perasaan yang jauh lebih ringan dari biasanya.