Kisah nyata
Sore itu......
Seorang pemuda yang tinggal sendirian di rumahnya, rumah yang belum selesai pembangunannya itu di tinggali oleh pemuda bernama Awan.
Ia sudah terbiasa sendiri, ayahnya berada di kota lain dengan keluarganya yang lain pula, sedangkan ibunya pergi ke luar negeri mengais rezeki untuk menghidupi dirinya, memberikan semua kebutuhannya. Pada kenyataannya sang ibu adalah istri kedua tanpa sepengetahuan ibu Awan, Ayahnya sudah punya istri dan anak. Pada akhirnya ibu Awan memutuskan pergi dan mencari uangnga sendiri sedangkan Awan di titipkan ke kakak dari Ibu Awan.
Awan juga memanggil budenya itu dengan sebutan Ibuk De, awalnya Awan tinggal sama Ibuk De dan anak-anaknya yang juga adalah mas dan mbak bagi Awan.
Tapi setelah ia mulai SMA ia tinggal dirumah nya sendiri tapi tetap dengan kontrolan dari ibuk De sewaktu-waktu sehingga membuatnya tidak bisa berbuat macam-macam.
"Rif.... Lo ntar tidur di rumah gue ya". Ucap Awan menatap Arif temannya yang juga masih ada bau saudara dari keluarga Ayahnya.
"Tumben? Emang mau ngapain? Apa ada anak-anak yang lain juga? ". Jawab Arif penasaran sambil memainkan pulpen di tangannya.
"Ya gak ngapa-ngapain sih sebenarnya tapi pingin kumpul aja sama kalian". Ucap Awan asal membenahi duduknya.
"Hmm ok deh, tapi ngajak Romi yak? ". Ucap Arif sambil menaik turunkan alisnya ke arah Awan.
"Ok laah, bawa rokok sama kopi ya". Ucap Awan dengan semangat karena malam ini ada teman ngobrol sampai malam pikirnya.
Ya.... Mereka anak-anak yang lurus-lurus saja tak pernah melakukan hal yang aneh-aneh selama ini.
"Woooh modus ternyata!! ". Ketusnya sembari menoyor kepala Awan tanpa perasaan.
Singkat kata malam pun datang....
Awan menunggu teman-temannya di rumah dengan menonton TV sendirian, tak lama datanglah Arif dan Romi dengan hebohnya.
Rumah Awan memang berada di tempat yang sepi penduduk, karena itu adalah tanah pribadi keluarga dari garis ibunya, jadi di sekitar hanya ada rumahnya, rumah Ibuk De, dan rumah tante Ani yang berada di pinggir jalan Raya.
Sedangkan di belakang rumah Arif ada bebera kolam ikan yang sudah tak terpakai dengan kebun yang lumayan luas, di belakang kolam ada tembok tinggi yang di dalamnya terdapat sebuah bangunan pabrik yang masih aktif tapi dulunya sebelum pabrik itu di bangun, tanah itu adalah tanah yang lumayan angker, terdapat istana gaib, pasar gaib yang banyak di huni oleh berbagai jenis makhluk gaib, ada ular gaib yang sangat besar, pocong, kuntilanak, gondoruwo dan masih banyak lagi jenis-jenis makhluk gaib.
Di samping rumah Awan yang bersekat kebun milik ibunya, ada pohon banyak bambu yang rimbun. Ya... Meski tidak dapat melihat keseluruhan karena kebun ibu Awan telah di bangun tembok sebagai pembatas tapi masih tetap terlihat jelas bagian atas bambu yang rimbun.
"Woy mana kopinya guys....?". Tanya Awan yang melihat kedua temannya sudah mendudukkan diri di sampingnya melihat TV.
"Waduh lupa!! ". Saut Romi menepuk jidatnya "wes tak otw dulu bentar". Lanjutnya lagi lalu beranjak pergi membeli kopi.
Tak berselang lama.... Romi sudah kembali dengan membawa bungkusan kopi di dalam sebuah plastik kresek. Lalu Awan pergi ke belakang untuk mengambil gelas, cukup lama ia mencari gelas dan memastikan kalau gelas kaca yang ia ambil tidak pecah atau retak bisa bahaya pikirnya.
Setelahnya ia bawa ke depan dan memindahkan kopi dari wadah plastik ke dalam gelas kaca yang baru ia ambil lalu ia taruh di depan mereka di bawah TV, mereka fokus menonton TV yang menampilkan film movie hollywood.
Tangan Awan berusaha mengambil gelas yang berisi kopi di depannya, "aah mungkin sudah gak terlalu panas ". Pikirnya.
Tapi setelah tangannya mendapatkan gelas itu....
"Loh kok enteng? ". Di lihat nya gelas di tangannya "hah? Kok habis? ". Gumamnya karena tak mendapati air kopi di dalamnya hanya tersisa serbuk hitam kopi yang sudah menggumpal di bagian bawah gelas.
"woy kalian habisin kopinya? Kok gue gak di sisain sih? ". Ucap Awan menatap mereka satu per satu.
"Weh busyet, kita belum nyentuh sama sekali ya gelas itu, enak saja". Protes Arif tak terima.
"Lah, terus? Ini gimana bisa habis? ". Jawab Awan menunjukkan ke teman-teman nya kalau gekas itu sudah kosong.
"Bocor kali.... ". Celetuk Romi.
Sontak mereka bertiga menatap tempat dimana gelas itu di letakkan sebelumnya
Satu kata
Bersih.
Mereka bertiga sudah mulai merinding menatap satu sama lain dan dengan cekatan mematikan TV dan memasukkan motor berlari terbirit-birit ke kamar lalu menutup pintu kamar rapat-rapat dan sembunyi di dalam selimut tebal.
Tak terasa mereka tertidur dengan selimut tebal menutupi mereka.
Tengah malam Arif terbangun kebelet pingin buang air kecil tapi dia teringat kejadian yang membuat mereka berada dalam selimut tebal ini. Akhirnya dia menahannya, dia berharap malam cepat berlalu dan pagi segera datang.
Tak selang berapa lama Awan bangun mau ke belakang dan Arif yang memang belum tertidur dengan benar ikut bangun dan pergi mengikuti Awan.
Ceklek
Awan membuka pintu belakang yang mengahadap ke kolam, entah kenapa dia tidak pergi ke kamar mandi malah membuka pintu belakang yang hanya tersorot lampu temaram dari pabrik belakang dan buang air kecil di sana.
Masih dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka dia samar-samar melihat ada seorang wanita berambut panjang memakai pakaian warna putih, ia duduk menyamping dengan menyisir rambut panjangnya yang membuat wajahnya tak terlihat.
"Mbak ngapain malam-malam duduk di situ? Sendirian lagi". Tanya Awan dengan suara serak nya yang bangun tidur dan masih belum sepenuhnya sadar.
".......". Diam, tak ada jawaban dari wanita itu.
"Mbak woy, ngapain duduk di situ tengah malam? Rumahmu mana? ". Tanya lagi tapi kali ini wanita itu menjawab, dia menunjuk ke arah kerumunan bambu yang tengah berdecit seolah ada orang yang sedang bermain di sana.
Awan yang mengikuti arah tunjuk wanita itu seketika sadar dari kantuknya.
"Oh tidak". Gumamnya pelan lalu membanting pintu belakang dan berlari tunggang langgang ke arah kamarnya.
"Wan woy.... ". Teriaknya melihat sebentar ke belakang mengintip keluar ke arah kolam "tak ada apa-apa ". Batinnya lalu ikut berlari dan membanting pintu kamar begitu sampai di dalam kamar.
"Kok gue di tinggalin sih, ngapain lo lari kayak di kejar setan? ". Ucap Arif yang juga ketakutan.
"Emang, udah tidur". Jawabnya dan segera sembunyi di balik selimut lagi di ikuti oleh Arif yang melakukan hal yang sama.
Keesokan paginya Arif yang masih penasaran pun bertanya pada Awan, Awan yang mendapat pertanyaan itu segera menceritakan kejadian semalam di kolam belakang.
Dan setelahnya kedua temannya Awan tidak mau lagi kalau di ajak tidur di rumahnya, mereka sudah trauma dan ketakutan mengalami kejadian di luar nalar.
Kopi yang tiba-tiba habis tanpa di sentuh dan tak ada bekas di minum sama sekali.
Juga seorang wanita berambut panjang bergaun putih yang sedang menyisir rambut panjangnya di tengah malam.
End
#horror