Riuh ricuh pasar pada sore itu, senja menghiasi langit, para anak-anak bermain di tengah keramaian pasar itu.
Luis seorang penjual bunga di desa Yurzo, desa tempat para penyihir hebat di sana. Namun Luis hanya penjual bunga biasa, dia punya toko bunga yang cukup besar.
suatu hari Luis bertemu dengan seorang wanita bernama Luna, dia wanita yang cantik, punya mata yang bersinar seperti cahaya bulan dan kecantikan seperti malaikat, yang berada di tokonya kemarin.
"eh, nona Luna datang lagi? cari bunga mawar lagi ya?" —Luis
"haha, iya nih. bisa tolong bantu carikan?" —Luna
"oh tentu saja, kebetulan sebelum nona kemari, saya sudah siapkan pesanan nona seperti biasa" —Luis
"benarkah? wah terimakasih, kamu selalu baik tuan Luis, hahaha" —Luna
Luis agak tersipu mendengar itu, jelas dia tak menyangka pujian tiba-tiba itu, tapi mendengar nya dari Luna itu buat jantungnya berdebar karena Luis memang menyukai Luna.
"t-terima kasih" —Luis
Setelah beberapa saat mengobrol, Luna mengeluarkan bunga yang layu dari tas nya.
"Tuan Luis, bisa kau perbaiki bunga ini untukku? sudah beberapa hari sejak bunga ini layu. aku sudah ikuti saranmu namun bunga ini tetap tak dapat diperbaiki,tolong bantu aku, ini bunga favorit ku" —Luna
"oh tentu, aku bisa memperbaiki nya, tapi apakah bunga ini sepenting itu?"
—Luis
"ya, aku sangat suka bunga ini, dan bunga ini harus kubawa 6 bulan lagi"
—Luna
"6 bulan lagi? baiklah, akan kuusahakan"
—Luis
Luis bingung untuk apa waktu 6 bulan itu? namun tak mau memperpanjang masalah jadi dia memperbaiki nya saja, lagipula Luna sepertinya sangat membutuhkan bunga ini.
Beberapa bulan berlalu, tepat saat sudah 6 bulan kemudian, akhirnya bunga itu selesai di perbaiki.
namun saat hendak memberikannya pada Luna, Luis terkejut melihat apa yang di depan matanya, dia melihat Luna menikah dengan orang lain. Luis terdiam di sana beberapa saat, hatinya remuk dan hancur. sekarang dia mengerti kenapa bunga ini sangat penting bagi Luna.
Luna menghampiri Luis, dan mengambil bunganya.
"ah, ini bunganya ya? terimakasih Luis"
—Luna
"y-ya...selamat atas pernikahan mu, Luna" —Luis
"ada apa?" —Luna
"tidak apa-apa, aku hanya sedikit banyak pekerjaan hari ini" —Luis
"Baiklah, sekali lagi terimakasih Luis"
—Ucap Luna dan memberi Luis satu tangkai bunga dari semua bunga itu.
Luna kembali ke altar pernikahan yang akan segera dimulai acaranya. Luis hanya diam, dia pergi dari sana, sambil mengusap air matanya sedikit.
"tidak apa-apa...lagipula Luna bahagia. cinta tak harus memiliki...kan?"
—Ucap Luis pada dirinya sendiri
Luis mencoba meyakinkan dirinya akan semua itu baik-baik saja, namun nyatanya hatinya hancur berkeping-keping.
Beberapa tahun berlalu, Luis menghabiskan sisa hidupnya sendirian.dia masih menyimpan bunga yang diberikan Luna saat itu padanya, Luis hanya mencintai Luna.
"Semua berawal darinya, maka akan berakhir darinya juga"
Kata-kata terakhir Luis sebelum dia akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.