“Lain kali, kamu harus hati hati sama orang yang berusaha mencelakai kamu...jangan sampai kamu terluka lagi monica, aku tidak mau kamu terluka lagi seperti kemarin.” seorang remaja lelaki itu menoleh di samping nya dan duduk berdampingan dengan seorang perempuan berambut pirang, remaja itu menasehati nya dengan menatap kekhawatiran. Mendengar nasihat nya, Bibir bawah perempuan itu maju sekilas dan membuang wajah, tampak nya dia seperti tidak ingin melihat wajah remaja itu. Saat ini, mereka duduk di sebuah taman yang megah dan luas, dipenuhi perkarangan bunga bunga berwarna warni dan di tempat itu sedikit kesepian disana. Namun, akhirnya remaja itu pasrah dengan menunduk kepala, tatapan nya berahlikan memandang rumput hijau yang liar. Kedua tangannya berada di atas sisi paha.
“Aku tahu kamu marah karena aku sangat banyak bicara. Tapi, aku tidak ingin kamu terus berbuat kesialan oleh mereka. Mereka itu hanya ingin kamu menderita, it's okey.”Ucap remaja itu bernama Andika, dia langsung berdiri dan berjalan dua langkah, dia berbalik belakang ke arah perempuan itu yang sedang duduk dengan bibir merah nya yang maju dan berpaling dengannya.
Setelah ini, perempuan itu merespon dengan wajah menahan marah. “Memang nya aku salah ya jika aku menolong mereka, lagipula mereka sudah meminta maaf dengan ku.” perempuan itu bernama Monica, suara nya sedikit membentak nya. Lalu, Monica berbicara terus terang kepada Andika dengan meraut wajah kekecewaan. “aku tidak menyangka ya, jika kamu terus mengatur ku seperti ini. padahal aku ini bukan siapa siapa kamu. Kita hanya teman saja kan.”
Hati Andika sakit mendengar bicara Monica, dia tidak mengira bahwa perempuan dia sukai begitu tidak tahu jika Andika telah menyukai nya sejak lama bertemu dan berdekatan dengan Monica. Pikiran Andika mulai mengingat moment yang indah bersama Monica. Pertemuan nya membuat Andika jatuh hati padanya sampai sekarang.
“baiklah, jika kamu tidak ingin bersama ku, aku tidak akan mengatur disisi mu lagi, tapi aku pastikan akan melindungi mu dimanapun kamu berada. Walaupun kamu tidak menganggap aku disisi mu.” jelas Andika. Wajah nya serius mengatakan kepada Monica. Lalu, kemudian, Dia mulai pergi meninggalkan nya ditaman, melihat Andika sudah pergi dengan berjalan tidak biasa. Monica berdiri dengan guilt trip, dia bertegun ingin memanggil nama nya dari jauh, tapi sudah terlambat bagi nya untuk mengatakannya.
Tiga hari kemudian, Andika tidak terlihat lagi dari setiap mata Monica yang ingin berkeliling di berbagai tempat perkuliahan. Sebelum nya, Mereka adalah partner dari univ negri 1 Bekasi, apalagi mereka selalu bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai macam tugas kuliah mereka dari dosennya. Lalu, Monica sedikit bersentimental mengingat kejadian kemarin, membuat hubungan mereka menjadi asing dan tidak ada kabar. Setelah beberapa saat, muncul sosok lelaki muda mendatangi Monica dengan menarik tangan dan membawa nya pergi. Monica terkejut, tubuh nya tidak seimbang seolah olah ingin jatuh di sisi nya. Dan, Monica melihat wajah nya dan ternyata Andika. ekspresi nya pendiam di depan Monica.
Kemudian, mereka mulai berbicara di tempat sepi dari halaman belakang gedung univ. Monica tidak menyangka jika Andika yang sebelumnya meninggalkan Monica di taman kemarin lalu, akhir nya dia masih menghargai perasaan Monica. Dalam senggang ini, monica bersentimental dan guilt trip. hati Monica menjadi bimbang untuk mengatakannya, dia dengan cepat berbicara. “Aku minta maaf sama kamu. Dan, aku memang tidak bisa menjaga bicara ku sebelum berucap beberapa kata.” wajah Monica bersalah sekali. Andika pun mulai tersenyum tipis, dia menarik pipi Monica disebelah kanannya. “Iya, aku maafin. Tapi, aku mohon sama kamu tolong jangan keras kepala, bila aku menasehati mu, it's okey.” Monica mengangguk berkali kali, perlahan lahan wajah salah nya pudar. Saat itu, kedua dari mereka bertatapan satu sama lain dan mulai tersenyum ceria. Pertengkaran mereka akhirnya terselesaikan oleh mereka sendiri.
Selepas pulang dari perkuliahan Monica dan Andika pergi berjalan jalan menuju museum. Mereka berdua berfoto diberbagai tempat karya seni lain nya, bahkan mereka sempat berfoto bersama. Namun, Jantung Andika berdetak kencang bila terus berdekatan dengan Monica, melihat wajah nya menaruh pesona alami Dimata nya.
Hari menjelang sore, Matahari mulai tenggelam dari arah barat, Monica dan Andika berdiri di dermaga pesisir pantai, mereka berdua melihat ombak laut yang bergulung-gulungan mendekati ke arah mereka dan suara angin gemerisik dari laut terdengar dari sisi ke sisi. Andika tersenyum menoleh di sisi Monica dengan bertanya. “bagaimana? Seru tidak?.”
Monica mengangguk pelan, dia tersenyum melihat pemandangan ombak laut, sehelai rambut pirang panjang nya menyapu di wajah dan menutupi kelopak mata indahnya. Andika takjub Di sebelah nya, dia langsung mengusap sehelai rambut itu ke daun telinganya.“Lihatlah rambutmu, apakah kamu tidak ada jepitan?.” tanya Andika.
Monica menggeleng kepalanya dengan menunduk ke bawah. Andika masih tersenyum dengan menggeleng kepalanya, dia mengambil sesuatu dari saku bajunya dan ternyata andika mengeluarkan jepitan rambut berbentuk bunga berwarna warni. “Sini biar aku jepitkan.” suara Andika lembut. Monica menoleh di sebelah nya.
Hati Monica sedikit canggung dan malu menatap Andika, dia memilih melirik ke bawah dan tidak menunduk. Andika memfokuskan mata nya, menjepitkan di sisi rambut nya dengan pelan pelan. “Sudah selesai.” kata Andika. Monica memegang sisi rambut yang dijepitkan oleh nya dengan menyembunyikan rasa malu nya. Dia perlahan lahan tersenyum tipis. “terima kasih.”
Andika mengangguk pelan, tatapan kedua dari mereka kembali melihat pemandangan laut. Lalu, Andika mulai mengatakan sesuatu dengan serius, tatapan nya normal. “monica, jika aku tidak ada di sisi mu lagi. Apakah kamu masih terus mengingat aku?.” ekspresi tersenyum monica langsung berubah menjadi muram dan enggan mendengar kalimat itu. “kamu bicara apa? Jangan mengatakan itu, aku tidak suka kalau kamu berbicara yang tidak tidak.”
“aku hanya ingin bertanya saja, jika aku tidak ada di sisi mu di hari kedepannya, bagaimana?.” kata Andika.
Lalu, Dia mengatakan sekali lagi. “tidak masalah jika kamu melupakan aku, lagi pula aku teman dekat mu bukan?.” wajah Andika sedikit mengeluh. “Tapi Bolehkah aku mengucapkan sesuatu dari mu?.” tanya Andika.
Monica mengangguk pelan dan berkata. “boleh saja.” wajah Monica berubah lagi menjadi tenang. “kamu itu baik, polos, dan periang. Itu membuat ku terus nyaman bersama mu dan terimakasih sudah menemani hari hari ku bila kamu terus bersama ku. Tapi terus terang saja, aku sudah mencintaimu sejak dari awal kita bertemu sampai sekarang.”Ekspresi Monica terkejut dan takjud, dia cepat menoleh di sebelah nya. “Apa yang kamu ka-...”
Tiba tiba, Andika menghilang sekejap dari pandangan nya. Monica tercengang, dia melihat sekeliling nya tidak ada Andika sama sekali ataupun berlari di tempat. Monica berteriak mencari Andika di dermaga sampai menuju jembatan pantai. “ANDIKA! KAMU DIMANA?.” suara itu terus terdengar dari jauh.
Setelah itu, handphone Monica bergetar dari tas kecil di sisi nya. Dia membuka dan mengambil handphone itu. Lalu, Monica melihat chatting dari WhatsApp, dia mendapat kabar dari teman kelas nya bahwa Andika mengalami kecelakaan dan meninggal dua hari yang lalu. Mata Monica kosong, dia menjatuhkan handphone di tempat tanpa menyadari. Dia mulai menangis terisak isak dan berteriak, tubuh nya langsung gemetar dan jatuh tengkurap. Kedua tangannya menutupi raut wajah kesedihan nya. Hati Monica menjadi rapuh.
Pada akhirnya, Monica telah menyesali diri nya dan tidak tahu jika Andika telah mencintai nya selagi dia masih hidup. Dan kemudian hari, Monica merindukan sosok Andika yang dulu dia temui sampai sekarang.