Hari itu, hujan turun dengan derasnya, seolah langit turut merasakan pedih yang mengguncang hatiku. Aku duduk di dekat jendela kamarku, memandangi tetesan air yang jatuh deras, menyatu dengan daun-daun, membasahi setiap sudut yang tampak dari kamarnya. Hujan selalu mengingatkanku pada seseorang yang pernah begitu Aku cintai, namun kini hanya tinggal kenangan.
Lima tahun lalu, hujan serupa juga mengguyur kota ini saat Aku bertemu dengan "Dia", gadis yang membuatku merasa hidup kembali. Pertemuan kami tidak direncanakan, hanya kebetulan sederhana di sebuah kafe kecil. Aku yang lupa membawa payungku terjebak hujan, lalu melihat "Dia" yang duduk di sudut ruangan, juga menunggu hujan reda. Kami saling tersenyum canggung, lalu obrolan hangat perlahan mengalir di antara kami, menggantikan sunyi yang tadinya menguasai.
Waktu berlalu cepat setelah pertemuan itu. "Dia" selalu membawa warna dalam hari-hariku yang sebelumnya kelabu. Kami berbagi tawa, cerita, dan impian, sampai pada suatu ketika "Dia" jatuh sakit. Awalnya hanya keluhan ringan, tapi semakin hari semakin parah. Aku berusaha keras mendampinginya, mencari cara untuk membuatnya kembali pulih, bahkan rela mengorbankan apa pun demi "Dia".
Namun, takdir berkata lain. Kondisinya semakin melemah hingga akhirnya "Dia" harus berpulang. Aku merasa kehilangan separuh dari diriku. Setiap sudut kota, setiap tempat yang kami datangi bersama, semuanya seperti memiliki kenangan yang menghantui dan menyisakan luka yang tak bisa sembuh.
Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, Aku duduk menatap hujan yang seolah tak pernah berhenti. Hatiku terasa kosong, hampa, seolah tak ada yang bisa mengisi ruang yang ditinggalkan oleh "Dia". Hujan ini adalah saksi bisu atas kisah cintaku yang singkat namun penuh makna. Setiap tetesnya mengingatkan Aku pada saat-saat indah yang kini hanya menjadi kenangan.
Aku tahu, hidupku harus terus berjalan. Namun, setiap kali hujan datang, Aku kembali tenggelam dalam kenangan bersama "Dia", merasakan kesedihan yang tak pernah benar-benar bisa Aku lepaskan. Bagiku, hujan bukan sekadar air yang turun dari langit. Hujan adalah perwujudan dari rasa rindu yang tak akan pernah terobati, dan kesedihan yang akan selalu membekas di hatiku.