ini lanjutan cerpen CINTA PERTAMA ya guys.
.
.
.
.
.
HAPPY READING!🤗
.
.
.
Davin yang suasana hatinya berubah suram karena mendengar perkataan sang adik berbalik pergi.
Veni hanya bisa melongo melihat sikap kakak nya seperti itu.
Veni pun meneruskan langkahnya menuju UKS.
Amara yang sudah selesai makan dan minum obat serta istirahat, sudah kembali membaik dan tak lama muncullah sang sahabat, merekapun akhirnya pulang.
Sesampainya Amara dirumah ia gegas pergi mandi, karena ia tak nyaman dengan keringat yang menempel.
(Ingat ya, tadi pagi selama 3jam Amara panas-panasan)
Keesokkan harinya, Amara telah bangun dari mimpi indahnya. Tapi seperti biasa pasti selalu kesiangan, padahal Bu Sarah sudah sedari pagi membangunkan Amara. "5 menit lagi ma,"jawab sarah, tapi matanya masih terpejam dengan nyaman, yang akhirnya ia bablas kesiangan lagi.
Setelah terburu-buru bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, tak lupa Amara sarapan karena ia pikir 'kalaupun telat ya sudah, dihukum dihukum dah, mending isi perut dulu dari pada kejadiannya seperti kemarin.'
Diperjalanan tak sengaja Amara melihat Davin sedang mengendarai motornya, tapi air mata Amara langsung tumpah begitu saja.
Ia tak bisa mengendalikan perasaannya, yang mana saat ini Ia tengah melihat Davin bersama seorang perempuan cantik dan mereka seperti sepasang kekasih yang sangat bahagia.
-POV DAVIN-
Sepulang dari sekolah Aku pergi menenangkan hati dan pikiranku.
Amara, Cinta Pertamaku, ternyata Ia telah menyukai laki-laki lain.
Padahal baru sekarang aku benar-benar tidak menyangka akan merasakan debaran seperti ini, saat di dekat seorang perempuan, hanya dengan melihat tatapan matanya yang bening dan jernih, hingga begitu indah untuk dipandang.
Tapi Aku harus kecewa, kecewa dan kalah sebelum berperang.
Asalkan Amara bahagia Aku akan mengikhlaskannya dengan laki-laki yang ia sukai.
Setelah sore hari Aku memutuskan untuk balik, hingga sesampainya di rumah Aku melihat ada mobil asing yang terparkir di depan rumahku.
Aku pun tak menghiraukan mobil tersebut, aku langsung masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum," aku mengucapkan salam saat membuka pintu.
Ternyata kedua orang tuaku sedang ada tamu,
'pantas saja ada mobil lain di depan,' batinku saat melihat tamu orang tuaku.
"Vin, kamu sudah pulang sayang? sini kenalkan teman Mama, Tante Mirna dan ini anaknya Vanya," ucap mamaku sambil tersenyum senang.
Untuk menghormati tamu Mama, Aku hanya mengangguk kepala sambil berkata, "Salam Tante, Davin," ucapku dan aku hanya hanya menganggukkan kepalaku saat menyapa Vanya anaknya Tante Mirna.
Ternyata keluarga tante Mirna yang semula tinggal di kota M akan pindah ke kota A, kota tempat tinggalku yang merupakan kampung halamannya.
_pov off_
Davin yang saat ini bersama Vanya, ia sengaja di suruh Mama nya untuk pergi bersama Vanya ke sekolah karena Vanya akan pindah ke sekolah tempat Davin menuntut ilmu.
Amara tak tahan melihat hal tersebut hanya bisa menangis dalam diam.
Davin yang tak mengetahui bahwa Amara melihatnya, ia terus menancap motornya hingga sampai di sekolah.
Setelah sampai di sekolah ia oun mengantarkan Vanya ke ruang Kepsek untuk menyelesaikan pendaftaran dan kepindahannya ke sekolah tersebut.
Tak lama Amara pun sampai di sekolah, walau hati sangat berat untuk menginjakkan kaki di saat hati telah terbelah dan terkoyak-koyak karena sang pujaan bersama perempuan lain.
Di saat waktu bersamaan Veni juga sampai di sekolah, ia langsung gegas mengejar Amara yang berjalan dengan sangat lesu.
"Pagi Rara, bestieku tersayang," ucap Veni sambil merangkul pundak Amara.
"Pagi-pagi kenapa itu muka? Muram bener dah?" tanyanya lagi.
"Nggak, nggak kenapa-kenapa kok."
"Nggak kenapa-kenapa, nggak kenapa-kenapa tapi itu muka kenapa muram banget trus kenapa juga lesu gitu?" tanya Vani lagi greget liat sohibnya seperti itu.
'Huuuhhh,' Amara menarik nafas dalam-dalam, sebelum menjawab pertanyaan Veni.
"Beneran aku nggak kenapa-kenapa kok, hanya sedikit lelah tadi habis jalan kaki kesini," dusta Amara.
Waktu belajar mengajar berjalan dengan lancar, tak terasa bel pulang pun berbunyi. Semua siswa dan siswi berbondong-bondong keluar kelas untuk pulang. Begitupun dengan Amara, seperti biasa ia keluar kelas bersama Veni, Sahabat sedari OSPEK masuk sekolah.
Setelah di rumah, Amara langsung menuju kamarnya dan bebersih diri.
Setelah selasai mandi dan mengganti pakaian rumah Amara memilih untuk istirahat, karena ia sangat lelah hari ini, apalagi jika mengingat sang pujaan hati yang telah bersama orang lain semakin menambah luka di hati nya.
Tak lama ia pun tertidur sampai ia terbangun karena cacing-cacing di perutnya sudah meronta-ronta minta di isi, setelah selesai makan ia kembali ke kamar karena ia ingat akan tugas yang diberikan guru tadi di sekolah, itupun harus dikumpulkan besok.
Amara sudah duduk di meja belajarnya,
Ia membuat tugas rumahnya dengan tekun, karena Amara termasuk siswi pintar dan berprestasi di sekolah.
Setelah selasai mengerjakan tugasnya Amara tak sengaja melihat buku diary nya yang mana dulu ia sangat suka menulis diary.
Di ambillah diary tersebut lalu ia buka dan membacanya sampai tulisan terakhir. Setelah itu ia mengambil penanya, ia tumpahkan isi hatinya pada diary tersebut.
❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️
Dear Diary,
Saatku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya aku berfikir, apakah ia yang akan menjadi yang pertama dan terakhir untukku? Aku begitu yakin akan hal tersebut, tapi ternyata kenyataan berkata lain. Aku terlalu naif untuk terlalu berharap dan mencintai seseorang dalam semu. Yang mana semua itu tak bisa untukku gapai.
Aku gagal pada Cinta Pertamaku, biarlah semuanya aku simpan dalam hati.
🔹🔹
Saat ini hanya ada satu kata
CINTA!
Ya Cinta membuat kita buta
Buta akan semua hal
Tapi,
Bisa membuat kita bahagia
Bisa membuat kita terluka
TAMAT!
MAAF YA GUYS KALAU TIDAK SESUAI EKSPEKTASI TEMAN-TEMAN, SEMOGA SELALU SUKA SAMA KARYA RECEH KU.
TERIMAKASIH SEMUANYA🙏🏻
MAMPIR LAGI DI KARYA KU YANG LAIN YA!🤗
Salam hangat
'SISKA MARCELINA'