"Alex ini untukmu!. Aku membuatnya sendiri".
Aku memberinya sekotak kukis yang telah kubuat susah payah juga berisi sepucuk surat pengungkapan cintaku.
Alex menerimanya sambil tersenyum, aku buru-buru meninggalkannya dengan pipi yang sudah memerah.
Namun, tak terlalu jauh berlari aku berbalik mengejar Alex ingin mengatakan untuk membuka kotak itu dirumahnya saja.
Tapiiii apa yang kulihat membuat dadaku sesak.
Aku mematung, kemudian tersadar kembali.
Aku melihat Alex memberikan kotak kukis kepada seorang wanita, dia adalah Amelia wakil ketua kelasku.
"Alex!!!"
Aku menghampiri mereka berdua lalu merampas kotak kukis itu dari tangan Amelia.
Mataku berkaca-kaca menahan tangis.
"Seharusnya kau menolaknya sejak awal aku memberikannya, kau hanya tersenyum lalu menerimanya kemudian diberikan kepada orang lain. Kau tidak "tau aku membuatnya khusus untuk mu, sekarang aku kecewa padamu. Selama ini aku memberikan perhatian kepada mu tapi kau tak pernah sedikitpun melirikku. Aku benci kau, seharusnya aku tidak berharap banyak padamu", Ocehku.
Aku berlari meninggalkan mereka berdua.
"Thea!" Panggil Alex.
Hai kenalin namaku Thea Udeline, kelas 12.
Yap itu cerita patah hati ku, dan pria yang membuatku patah hati adalah Alex Rudiart ketua kelasku,aku dan Alex bertetangga jadi kami bersama dari kecil hingga sekarang. Diam-diam aku menaruh hati padanya, menjadikan dia sebagai cinta pertamaku. Aku memberikan perhatian kepadanya namun seperti ada benteng yang kokoh sehingga Alex tak pernah menyadari perasaan ku terhadapnya. Yah, sekarang aku sadar sepertinya Alex tak ada perasaan kepadaku.
Aku mulai berusaha cuekin Alex.
Hari pertama aku berhasil tapi sepertinya Alex tak peduli dengan sikap cuek ku ini, Alex hanya memasang wajah robotnya itu seperti biasa, seperti tak ada yang terjadi kemarin.
Namun, hari kedua sepertinya Alex sedikit melirik ku ketika Edward teman sekelas kami datang menghampiri ku dan mengajakku kekantin.
Sepertinya Amelia juga tak mau kalah dia mencoba untuk mendekati Alex.
Hari ketiga, saat di perpustakaan aku dan Edward sedang membaca buku.
"Edward! Aku ingin mencari sebuah buku" ucapku.
"Mau ku bantu mencari bukunya?" Tanya Edward.
"Tidak perlu, sepertinya buku itu ada di rak sebelah sana!" Jawabku.
"Baiklah, cepat kembali atau aku akan tertidur disini" candaan Edward
Aku sedikit terkekeh mendengar candaan Edward lalu bergegas menuju rak buku yang kucari.
Saat sedang memperhatikan buku-buku dirak sambil berjalan aku tak sengaja menabrak seseorang. Braakk!!
Dan ternyata itu Alex, kami sedikit canggung padahal kami bersama sejak kecil. Aku salah tingkah didepan Alex, lalu buru-buru meninggalkan Alex dengan mengatakan maaf. Aku tak jadi mencari buku yang ku inginkan kemudian kembali ke kelas bersama Edward.
Satu hari berlalu begitu saja, hari ini ada kelas olahraga semua siswa dikelas sudah berkumpul di lapangan, guru olahraga memberikan aba-aba. Hari ini kami hanya di suruh berlari di lapangan yang cukup luas, dimana saat kami para wanita yang berlari Amelia menyandung kakiku hingga aku terjatuh dan keseleo. Alex dan Edward berlari ke arah ku, namun Alex lebih dulu menggendong dan membawaku ke UKS.
"A-Alex! Turunkan aku" pintaku,"jangan keras kepala!" Ucap Alex. Alex menurunkan ku ke ranjang yang biasa tempat siswa yang sakit berbaring.
"Terimakasih!" Ucap ku,hmmm itu jawaban si wajah robot ini. Alex berjongkok memegangi kakiku yang keseleo "a-apa yang kau lakukan?" Tanya ku," tentu saja memijat kakimu!" Jawab Alex datar. "Tidak perlu! Bu Emma akan mengobati kakiku" ucapku, "Thea! Jangan keras kepala kakimu akan bengkak jika tidak di urut" ucap Alex. "Sepertinya kau sangat perhatian kepada ku!" Ucap ku,"ibumu menyuruhku untuk menjaga mu" kata Alex, "heh- tapi sepertinya aku tak butuh kau untuk menjaga ku"ketusku "ku kira kau hanya tak ingin jika aku berduaan dengan Edward di UKS,ku pikir kau cemburu karena kedekatan ku dengan Edward ternyata aku yang terlalu berharap"lanjut ku." Ya aku cemburu ketika kau bersama Edward" ucap Alex menatap ku. Seketika aku tak percaya dengan apa yang ku dengar barusan "apa maksud mu berkata begitu!" Tanya ku.
"Ya benar yang kau katakan, aku cemburu melihat mu bersama Edward. Diam-diam aku mengikuti mu saat kau pergi bersama Edward, sejak pertama Edward mencoba mendekati mu aku sudah cemburu aku baru merasakan kehilangan wanita yang selalu perhatian terhadap ku"ucap Alex menatap ku begitu dalam. "Tapi kenapa hari itu kau memberikan kue yang kubuat khusus untuk mu kepada Amelia?" Ucap ku penasaran,"sebenarnya hari itu Amelia yang merampasnya dari tangan ku, lalu kau tiba-tiba datang dan mengoceh. Aku ingin menjelaskan besoknya padamu tapi sepertinya kamu mengabaikan ku. Maaf!"jelas Alex." Maaf seharusnya aku mendengarkan penjelasan mu" ucap ku.
"Tak apa!"ucap Alex mengelus kepala ku,lalu berbisik di telinga ku"jangan mengabaikan aku, maukah kamu jadi pacarku?"bisik Alex. Seketika pipi ku memerah dan dengan malu-malu aku menjawab "iya aku mau!". Wajah kami semakin dekat hingga aku menutup mata,kami hampir berciuman tapiii
Ehhemmm...ehheemmm
"Eh- Bu Emma!"ucapku malu begitu pun Alex yang membuang wajah. Itu pertama kalinya aku melihat wajah Alex memerah karena malu namun dia tetap cool.
"Apa sudah baikan?" Tanya Bu Emma, "s-sudah lumayan Bu" ucapku canggung. "Baik kalau sudah mendingan kalian boleh kembali ke kelas" kata Bu Emma," baik" jawab ku dan Alex bersamaan. Setelah kakiku di perban oleh Bu Emma kami kembali ke kelas dengan status pacaran.
###SELESAI###
[TERIMAKASIH yang telah membaca dan memberikan like]
[Semoga kalian suka dan jangan lupa komen;)]