Mila seorang gadis remaja yang hendak lulus SMP. Dia punya cita-cita tinggi namun kenyataan hidupnya tidak mendukung tercapainya cita-cita.
"Bu, Aku mau daftar masuk SMK jurusan Administrasi Perkantoran. Boleh tidak?" tanya Mila dengan pelan.
Raut wajah ibunya langsung berubah. Sambil sibuk memasak, ibunya pun menjawab," Duit dari mana lanjut sekolah? Ayahmu cuma kerja serabutan, Ibu cuma buruh tani, adikmu masih TK. Kita tidak punya uang. Mila, uang pendaftatan masuk SMK tidak sedikit. Uang masuk sudah 800 ribu, belum lagi SPP, beli baju sekolah, alat tulis sekolah dan buku-buku pelajaran lainnya. Bisa mati berdiri ibu sama ayah menyengkolahkan Kamu. Kamu nikah saja sama anak juragan Joko," jawab ibu Mila.
"Aku tidak mau nikah muda, Bu. Ibu mau Aku hidup di masa depan seperti ayah dan ibu? Hidup sudah dan kadang masih merepotkan orangtua. Kalau cita-citaku tercapai, Aku kan bisa mengangkat derajat ibu sama ayah," bujuk Mila.
"Alah, anak petani ujung-ujungnya jadi petani juga. Mending Kamu nikah sama anaknya Juragan Joko. Nanti juragan Joko bakal kasih mas kawin uang 50 juta dan kebun karet 20 borongan," sahut ibunya Mila.
"Tidak mau. Apapun caranya Aku harus lanjut sekolah," kekeh Mila.
"Terserah Kamu! Uang sekolah Kamu cari sendiri, jangan minta sama ibu dan ayah!"
Mila diam tak menjawab perkataan ibunya. Namun, dia sudah bertekad untuk melanjutkan sekolah setinggi mungkin agar cita-citanya tercapai. Walau harus banting tulang dengan keras.
14 tahun kemudian.
Sudah lama Mila tidak pulang kampung. Hari ini Mila bersama calon suaminya pergi ke kampung Mila sekaligus minta restu untuk menikah. Kedatangan Mila dan Jinak disambut dengan bahagia. Tetangga-tetangga ada yang bangga dan iri.
"Ibu, Mila kangen," ucap Mila langsung memeluk ibunya.
Ibu dan ayahnya menangis saat Mila memeluk mereka.
"Ibu bangga Nak. Maafkan Ibu karena tidak pernah mendukungmu. Dulu Kamu harus bekerja keras untuk membiayai sekolahmu sendiri, sekarang Kamu sudah sukses. Kamu menjadi manager di perusahaan besar, setiap bulan selalu memberi Kami uang. Maafkan Ibu, Nak ..."
"Jangan minta maaf lagi, Bu. Aku sukses juga untuk kalian, berkat doa kalian. Yang penting apa yang ku cita-citakan tercapai. Oh ya Bu, kenalkan ini calon suamiku, namanya Junai Pernando, seorang pengacara hebat di ibukota. Ganteng kan Bu?" Mila memperkenalkan calon suaminya pada ibunya.
"Saya Junai Bu, terima kasih sudah membesarkan Mila dengan baik." Junai langsung mencium tangan ibu Mila. Seketika ibu Mila kembali menangis dan teringat dengan Dodo, anak juragan Joko yang sedang dipenjara karena mengkonsumsi narkoba.
"Untunglah anakku tidak jadi ku nikahkan dengan Dodo. Jika tidak, pasti Mila sudah berada di posisi anak dan istri Dodo sekarang," batin ibu Mila.
Rupanya Tuhan akan mengangkat derajat umatnya jika umatnya mau berusaha dan terus berdoa. Hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang diatas Kadang dibawah. Selalu ada jalan menuju kesuksesan untuk orang yang mau berusaha.