Hai aku tary, gadis tidak begitu cantik namun nyaman dipandang [begitulah caraku agar lebih percaya diri]. Disetiap pertama pertemuan masuk kelas 1 SMP pasti ada perkenalan diri dan kini giliranku
"Halo semua aku tary, alamatku jalan gatot... salam kenal"
Kurang lebih begitulah aku memperkenalkan diri, tentu saja aku malu karena mereka baru pertama aku lihat kecuali beberapa temanku waktu SD yang juga sekelas denganku. Aku mendengarkan setiap perkenalan dari semua teman barunya hingga satu nama itu
"Perkenalkan saya Putra alamat di Pasuruan"
Aku yang pada saat itu mendengar namanya sangat biasa saja tanpa tahu bahwa diriku dimasa depan ternyata akan sangat tersiksa dengan perasaanku sendiri untuk dia 'Putra'
Entah memang beruntung atau takdir, aku terpilih menjadi sekertaris 1 dikelas dan sekertaris 2 adalah, bisa kalian tebak? Yap, Putra yang menjadi sekertaris 2. Dulu aku gadis yang bisa dibilang 'oon' dalam hal cinta, hingga suatu hari speaker disetiap kelas berbunyi
"Selamat siang semua, perhatian untuk setiap sekertaris 1 dan 2 kelas 1 agar datang ke perpustakaan"
Aku segera pergi bersamanya yap berdua karena kami datang terlambat sehingga selama perjalanan menuju perpustakaan terlihat sepi karena semua sedang pelajaran
Semua berjalan lancar dan menyenangkan hingga akhirnya kami akan melaksanakan ujian kenaikan kelas, tentu saja sebelum ujian setiap kelas harus membersihkan ruangannya. Aku sedang mengelap kaca menggunakan lap yang kubawa dari rumah, selang beberapa saat putra datang dan mengobrollah kami sampai aku menyeletuk
"Nih lapin kacanya nanti kembalikan!" ucapku menyodorkan lap tersebut
Setelah selesai Putra mengembalikannya dengan mengatakan bahwa lap itu bau, ucapan Putra pada saat itu mengundang gelak tawaku serta dalam batinku mengatakan tentu saja itu lap bekas yang ku bawa dari rumah tanpa mengatakan pada ibuku sehingga aku rasa itu belum dicuci
Aku merasa masa-masa kelas 1 SMP ku terenggut oleh pandemi yang tentu kalian tahu, sampai akhirnya aku ujian dan syukur alhamdulilah naik kelas. Pada kelas 2 ini aku terpisah dari semua geng ceweku, dikelas baruku ini hanya ada aku dan Andi temanku
Kelas 2 ini kulalui sangat sangat datar, tidak ada keseruan bersama teman sama sekali karena masih harus virtual serta selalu jaga jarak dan aku kembali ditunjuk menjadi sekertaris [Not bad but not good] karena harus mencatat 2x
Akhirnya setelah bertahan dikelas 2 aku naik kelas 3, sepertinya memang sudah takdir dikelas 3 ini muridnya sama seperti pada saat kelas 1. Dan ya, tentu aku kembali sekelas bersama Putra dan disini juga perasaan perasaan aneh mulai muncul
Dikelas 3 ini masih dibagi sesi dan masih takdir maha kuasa aku satu sesi dengan Putra. Lagi-lagi aku ditunjuk menjadi sekertaris, namun kali ini aku senang-senang saja entah kenapa dan aku sekertaris bersama temanku bernama Ika
Entah mengapa aku pada saat berdekatan dengan Putra rasanya ada yang terbang dihatiku, hal itu berlanjut sampai beberapa orang mulai tahu dan mengatakan bahwa aku suka sama Putra. Bahkan sampai terdengar oleh sahabatnya Putra yang bernama Bayu namun itu kesalahanku juga yang pernah 'mengatakan suka' lewat chat.
Tapi itu juga ada kesalahpahaman karena kukira nomornya sudah ganti, sebab suatu saat ada yang memasukkan nomor asing digrup kelas dan mengatakan bahwa dia adalah Putra. Tentu saja dengan otak 'pintar'ku ini berpikir kalau nomor milik Putra yang dulu sudah non aktif, nah disitu aku gob*ok karena menceritakan semua perasaannya dan unek-unek bahkan disaat aku kesal dengan Putra pun aku utarakan dichat itu. Tiba-tiba saja selang sebentar nomor Putra yang ku chat itu mengirim pesan pada grup
Seketika jantungku berpacu kencang, tanganku tremor dan basah karena keringat dingin. Segera ku blokir dan kuhapus nomornya, bod*hnya lagi aku tidak menghapus chatnya dulu sebelum kuhapus karena memang sudab tidak bisa dihapus [cry]
Masih dalam kondisi per sesian dan per maskeran, aku datang dan langsung duduk dikursi bagian depan pojok samping pintu masuk. Suatu saat Bayu dan Putra berjalan melewati pintu
"Tary, nih Putra" celetuk Bayu meledek Putra padaku yang sedang duduk santai menyenderkan punggungku ditembok, seketika aku kaget bahkan sampai bingung harus bereaksi apa
Sejak saat itu tatapan mata Putra selalu mengarah padaku, tentu saja hal itu menganggu konsentrasinya namun aku suka...
Perasaan ini terus bergejolak tapi aku kesal kenapa dikelas banyak yang menyukainya dan itu ada juga dari luar kelas padahal mukanya biasa saja, entahlah aku pun sepertinya sudah kepincut
Tatapan matanya yang selalu menatapku terus berlanjut hingga ujian sekolah, seperti yang harus dilakukan pada saat ujian apalagi ini adalah penentu kelulusan pasti harus fokus. Tapi ini lain halnya dengan Aku dan Putra, No! ini lain halnya dengan Putra karena dia terus saja menatapku. Pada saat itu aku duduk dipojok belakang kanan sedangkan dia didepan pojok kedua, sangat jauh bukan? namun dengan santainya dia duduk bersenderan tembok sehingga matanya bebas menatap. Hingga suatu hari
aku yang sudah salah tingkah akhirnya membalas tatapan mata itu
Aku menaikkan alis dan menganggukkan kepalanya seolah menanyakan ada apa, namun dengan enteng Putra hanya menggelengkan kepalanya dan MASIH menatapku
[Gendeng kie wong, aku digawe salting pas ujian, kentir-kentir!]
:Aneh ini orang, aku dibuat salah tingkah pas ujian, gil*-gi*a
Ujian sekolah selesai dan selama ujian itu juga aku selalu memergoki Putra tengah menatapku bahkan saat terpergok dia tetap santai menatap tanpa berniat memalingkan wajahnya sehingga harus aku yang buang buka, bukan apa-apa tapi ituloh rasanya engga kuat lama-lama eye contacts
Kelulusan angkatanku diadakan di daerah Istimewa, semua berjalan lancar aku bahkan sempat mengobrol dengan Putra sebelum naik panggung untuk menerima ijazah. Canggung? iya, Malu? iya
Acara selesai dan semua siswa berfoto sekelas diatas panggung, lagi-lagi entah kebetulan atau takdir yang keseringan. Cewek berdiri dibelakang dan cowok jongkok didepan, aku posisi dipinggir dan disana aku sama sekali tidak berpikir Putra karena keburu nervous dilihat banyak orang. Setelah satu atau dua jepretan aku menatap bawah dan boom! Putra ada di depanku berjongkok didepanku !!
Dan inilah hal memalukan bagiku, setelah aku tahu bahwa didepanku ada Putra aku selalu menatapnya hingga tercetak difoto tersebut, aku merasa malu karena itu berarti aku ketahuan kalau lagi menatapnya
Setelah kelulusan aku hanya sesekali berangkat sekolah untuk melihatnya dan itupun kalau dia berangkat, pernah suatu hari aku dan dia mengobrol bersama disana juga ada salah satu sahabatnya lagi bernama Dafa serta beberapa teman-teman yang lain
Disana Bekti pun sudah mengetahui bahwa aku menyukai Putra dan mungkin itu saat-saat terakhir aku melihatnya karena dia melanjutkan sekolah yang ada asramanya dan letaknya lumayan jauh
Dan obrolan kami berangsur mulai jarang, hatiku sakit apalagi membayangkan dia disana sendiri tanpa teman dari SMP nya sama sekali dan jangan lupakan disana pasti banyak cewek cantik, DIA orang KUAT yang kutemui. Mau bagaimanapun akhir cerita ini tapi aku senang bisa ada dibagian cerita ini
Ku bertanya padanya apakah boleh aku menyukainya dan dia menjawab banyak hal yang membuat aku kesal
"Aku jelek"
"Aku jerawatan"
"Aku hitam"
Alah sia boy, you're perfect in my heart n eyes
Tentu saja dengan kesal ku jawab
"Engga, siapa yang bilang kamu jelek? sini suruh hadep aku"
"Manusiawi itu, aku juga"
"Memang kenapa? ada masalah?"
Hal yang bikin aku kesal itu bukannya menjawab IYA/ENGGA itu loh... Putra justru selalu mengeles seperti itu, kan aku bingung harus menunggu atau pergi. Yang namanya berkabar dari jauh [LDR] pasti ada saatnya lost contact, hal itu membuat ku beberapa kali berpikir dia sudah menemukan cewek yang dia sukai dan memilih pergi menghapus kenangan
Namun selalu saja ku kembali membuka kenangan kita, namun aku tidak mau terus mengirimkan chat karena setelah kupikir kok aku terus yang effort. Hingga saat ini aku sama bingung dengan hatiku haruskah 'ku menunggumu karena disaat buka hati untuk orang lain selalu terbesit dirimu