Terlihat seorang gadis remaja tengah berlari menuju SMA Angkasa Bakti.
Langkah para siswa-siswi terburu-buru memasuki gerbang sekolahnya begitu juga dengan gadis itu dengan sekuat tenaga dirinya lari di saat ia melihat dari jauh para teman-temannya bergegas memasuki SMA Angkasa Bakti.
Gadis itu terburu-buru hingga tidak membawa uang saku untuk sekolah hingga dirinya memutuskan untuk berlari menuju sekolahnya dengan berburu waktu.
"Ayo segera masuk mau bapak tutup gerbangnya"teriak satpam berusia 40 tahun itu sambil menarik gerbang.
Nayla Putri Ratu seorang gadis pintar, tegas, mempunyai paras cantik, kulit putih.
"Tunggu-tunggu pak"teriak gadis itu yang bernama Nayla.
"Pak tunggu pak huhf, huhf, huhf"ucapnya dengan nafas ngos-ngosan.
"Aduh Nayla telat lagi kemarin sudah telat"kata pak Satpam itu.
Nayla mengatur nafasnya setelah itu baru ia menjawab ucapan pak Satpam itu.
"Maaf pak Dayat, Nayla ke siangan bantu ibu dulu tadi menyiapkan dagangannya"jelas Nayla dengan jujur.
Nayla seorang gadis yang hanya tinggal berdua dengan ibunya di rumah sederhana, tiap pagi dirinya harus membantu ibunya masak untuk dagangan ibunya.
Ayahnya sudah dua tahun yang lalu meninggal dunia, Nayla giat belajar untuk bisa melanjutkan sekolahnya dengan beasiswa.
Tin!
Tin!
Suara motor sport hitam berhenti di depan gerbang.
"Nah ini nih langganan telat baru datang"omel Pak Dayat kepada seorang pemuda tengah melepas helmnya.
Pemuda itu pun turun dan kini berada di samping gadis itu.
"Pak Dayat Nayla mohon pak please bukakan gerbangnya"mohon Nayla.
"Ayo pak saya mau masuk"kata pemuda itu dengan ketus.
"Iya sudah tunggu dulu David ketos kalian datang kemari"balas Pak Dayat segera kembali di pos sambil menghubungkan David supaya menangani murid-murid yang terlambat.
Tidak hanya mereka berdua saja ada empat murid lainnya yang juga ikut terlambat.
"Apa lihat-lihat"ucap Nayla ketus saat pemuda itu melihat kearahnya.
Rangga Vian Giantara seorang pemuda yang susah diatur, cowok terhits di SMA Angkasa Bakti, memiliki wajah yang tampan, cool, dingin.
"Geer siapa juga yang lihat kamu"jawab ketus pemuda itu yang bernama Rangga.
Cantik dia kelas apa iya, kayaknya pernah bertemu dia tapi dimana ya?.
****
Seorang pemuda melangkah menuju gerbang setelah mendapatkan pesan dari pak Dayat.
David Sena Giantara seorang pemuda tampan, abang dari Rangga Vian Giantara, ketua osis, pintar, berwibawa, naksir Nayla sedari dulu.
Males banget lihat David lagi
Rangga memutar bola matanya dengan malas saat David melihat kearahnya.
Kini netra David melihat kearah Nayla gadis yang ia cintai.
"Nayla telat lagi Nay ?"tanya David sebelum David meminta pak Dayat membukakan gerbangnya.
"Iya kak, bantu ibu dulu"jawab Nayla.
Oh Nayla namanya, abang kok tahu gadis itu akrab juga mereka.
"Jangan sering-sering iya nanti beasiswa mu kena kalau kamu akan telat lagi"peringat David dengan lembut.
Nayla mengangguk kepalanya. "Iya kak, janji ini terakhir"jawab Nayla.
"Pak gerbangnya"pinta David sopan.
"Siap"balas pak Dayat dan segera membuka gerbang itu.
Para siswa-siswi yang terlambat David menyuruhnya masuk dan mengikuti langkahnya menuju lapangan.
Rangga memarkirkan motornya dan segera menuju lapangan.
Mereka sudah berbaris rapi di hadapan David dan Bu Sita guru Bk.
"Kalian lagi sukanya terlambat terus"kata bu Sita dengan tegas.
"Nayla, Nayla kalau besok kamu telat lagi, nanti beasiswa mu dicabut"peringat bu Sita di depan Nayla.
"Jangan bu, maaf besok saya janji tidak akan telat lagi"jawab Nayla sopan.
"Lakukan jangan janji ibu ngak mau ada yang bilang janji"ulang bu Sita.
"Iya bu"balas Nayla.
"Dan kamu Ranggaaaaa, berulang kali ibu ucapan aduh, aduh pusing saya harus bilang apa ke kamu supaya ngak telat sekolah"tekan bu Sita dengan nada keras.
"Iya bu"kata Rangga.
"David urus sisanya"Pinta bu Sita.
"Baik bu"
"Besok kamu Rangga kalau terlambat lagi besok yang ke tujuh kalinya ibu buat surat panggilan dari orang tua kamu"tegur bu Sita dan lalu pergi meninggalkan mereka.
Segera David menghukum mereka lari mengelilingi lapangan basket lima kali putaran.
David mengawasi dari bawah pohon yang teduh.
"Ayo-ayo semangat"teriak David dari tempatnya.
Enam murid itu kini sudah empat kali putaran hingga tersisa satu kali putaran.
Nayla mengatur nafasnya disaat tenaganya terasa terkuras dari berangkat sekolah terus lari menuju sekolahnya.
Rangga yang berlari dari arah belakang Nayla melihat gadis itu semakin memperlambat larinya.
Nayla merasa dadanya sesat jantungnya berdetak kencang serta kini pusing yang ia rasakan.
Kenapa gadis itu
Batin Rangga.
Nayla memegang kepalanya dan kembali mengusap hidungnya yang terasa mengeluarkan cairan merah.
Matanya semakin buram.
Rangga semakin menuju kearah Nayla yang melihat gadis itu semakin kehilangan kesadaran jalannya.
"Nayla"teriak David dan berlari menuju Nayla.
Rangga menangkap tubuh Nayla yang kehilangan kesadaran.
Murid yang dihukum lainnya juga berhenti menuju kepada mereka.
"Biar aku saja"ucap Rangga di saat David hendak mengendong tubuh Nayla.
Segera Rangga mengendong tubuh Nayla dan membawanya menuju uks.
"Kalian kembali ke kelas"ucap David kepada murid yang telah David hukum itu.
David segera menyusul adiknya serta gadis yang ia cintai itu.
"Bu Heni, bu Heni"ucap Rangga dan David panik setelah memasuki ruang uks itu.
Rangga pun menidurkan tubuh Nayla di atas bed uks.
"Kenapa ini?"tanya bu Heni yang tiba kepada mereka.
"Pingsan bu"jawab Rangga.
"Tadi habis kena hukuman terus pingsan"sahut David cemas.
Bu Heni pun memeriksa kondisi Nayla.
"Gimana bu kondisinya?"tanya David.
"Dia ngak papa kan bu ?"tanya Rangga cemas.
"Baik-baik saja cuma kecapekan kurang istirahat kalau nanti siuman beri obat ini"jawab bu Heni dan memberikan obat itu kepada Rangga.
"Ibu balik dulu kalau ada apa-apa panggil ibu lagi"pita bu Heni lalu pergi meninggalkan mereka.
"Biar aku belikan sarapan dan air dulu"ucap David lalu berlalu meninggalkan ruang Uks menuju kantin.
Rangga memandangi wajah cantik Nayla dengan senyuman yang sudah terbit di bibirnya.
Cantik
Apa kamu ada hubungan dengan David
Batin Rangga di dalam hatinya.
Tak lama Nayla membuka matanya terasa pusing yang ia rasakan.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar"gumam Rangga.
"Kamu"
"Aku di mana?"tanya Nayla.
"Kalau masih pusing istirahat dulu jangan berdiri"pinta Rangga.
"Aku di mana?"tanya Nayla sekali lagi.
"Di uks tadi kamu pingsan"jawab Rangga.
Ceklek!
David masuk membawa sebungkus nasi dan air putih di dalam kantong putih.
"Akhirnya kamu sadar juga aku sempat khawatir sama kamu"kata David sambil mengeluarkan sebungkus nasi dan air tersebut.
"Maaf kak"jawab Nayla.
"Pasti kamu belum sarapan, ini aku sudah belikan kamu nasi di makan ya"pinta David.
Nayla mengangguk sebagai jawabnnya.
David dan Rangga membantu Nayla untuk posisi duduk.
David menyodorkan bungkus nasi diatas piring yang tak jauh dari nakas dan diberikan kepada Nayla.
Nayla pun memakan nasi itu.
Rangga tersenyum kearah Nayla yang lahap memakan makanan itu.
Tumben Rangga senyum, ke cewek lagi apa dia suka sama Nayla? Ah ngak seuzon dulu
Batin David dan kembali melihat kearah Nayla.
"Makasih iya kak dan ka-kamu, siapa ?"kata Nayla lalu melihat kearah Rangga.
"Rangga"jawab Rangga.
"Makasih kak David dan Rangga"ucap Nayla sekali lagi.
"Iya sama-sama"
"Iya"
****
Sepulang sekolah Nayla bersama sahabatnya keluar dari kelasnya.
"Langsung pulang, apa main di rumah ku dulu?"tanya sahabat yang bernama Santi
"Langsung pulang saja San"jawab Nayla.
"Oke hati-hati nanti di jalan"balas Santi.
Di saat ia melewati koridor yang nampak sepi mereka berdua dihentikan langkahnya dengan tiga gadis di depannya itu.
"He kamu kan cewek tadi yang pingsan, caper ya kamu sama dua cowok terganteng di sekolah ini"bentak Celsi sambil mendorong tubuh Nayla.
"Kamu apa-apaan asal ngomong aja, tadi dia pingsan beneran"bela Santi dan menarik tangan Nayla di dekatnya.
"Kamu ngak usah ikut campur urusan kita"sela Gina.
"Kamu itu lebih ngak jelas, main dorong-dorong sahabat ku"bentak Santi yang tidak akan diam.
"Berani iya kamu sama kita"ancam Oliv.
"Apa ngak takut aku"lawan Santi.
"Mau kalian apa sih ?"tanya Nayla.
"Mau kalian apa ha..ha..ha"ucap Celsi sambil menepuk tangannya.
"Aku pacarnya Rangga dan kamu jauh-jauh dari Rangga"ucap Celsi.
"Dan jauhi David, David cowok ku"sahut Gina.
"Mimpi"sunggut Santi.
"Cewek aneh"saunggut Nayla.
"Apa kamu bilang"bentak Celsi kepada Santi dan Nayla.
"Kurang jelas"bentak Nayla.
"Kalian cewek aneh"lanjut Nayla.
"Kebanyakan mimpi jadi pacar kedua cowok itu masa mau sama kalian yang punya akhlak seperti itu"sahut Santi mengejek.
"Kalian"geram Celsi melayangkan tangannya kearah Nayla.
Grap!
"Beraninya kamu sama cewek ku"bentak Rangga menahan lengan Celsi hendak menampar Nayla.
Celsi pun menarik kembali tangannya yang sakit dengan cekraman Rangga.
Santi terbelalak mendengar ucapan Rangga begitu juga dengan Nayla.
Mereka berdua saling memandang.
Nayla menggelengkan kepalanya yang tahu akan lirikan sahabatnya itu.
Santi senyum jahil kearah Nayla.
"Kalian, kalian kalian kalau berani dengan cewek ku dan"ucapan Rangga terhenti sejenak.
"Santi"sahut Santi yang akan mengerti Rangga yang binggung namanya.
"Oh iya dan Santi, aku ngak akan segan-segan menghajar kalian"ancam Rangga dengan menunjuk kearah mereka bertiga.
"Ngak-ngak begitu sayang"melas Celsi.
"Ngak tahu malu"lirih Santi saat melihat Celsi memelas memegang tangan Rangga.
Rangga menepis tangan Celsi. "Kamu bukan siapa-siapa ku"ucap Rangga dengan tatapan tajamnya mematikan.
Rangga menarik tangan Nayla dan Santi mengikuti dari arah belakangnya.
"Awas saja kalian, aku akan buat kalian lebih dari ini dan aku akan mendapatkan Rangga"ucap Celsi.
****
"Ayo naik aku antarkan pulang ?"tawar Rangga yang sudah bersama motor sportnya.
Nayla melihat kearah Santi.
"Ngak usah Nga, aku pulang sama Santi"tolak Nayla.
Rangga pun melirik kearah sahabatnya itu.
"Santi biar saya aku saja"ucap Boni sahabat Rangga.
"Ngak papa Nay rezeki ngak boleh ditolak dari pada harus mengeluarkan uang ongkos angkot"bisik Santi.
"Hmm yaudah"jawab Nayla.
Mereka berempat segera meninggalkan SMA Angkasa Bakti.
****
"Makasih ya"ucap Nayla sambil memberikan kembali helm milik Rangga.
"Iya sama-sama"
"Ngak mau mampir sebentar"ajak Nayla.
"Hmm lain waktu saja ya aku mampir, soalnya sudah di tunggu Boni"jelas Rangga.
Nayla menganggukan kepalanya.
"Aku duluan ya"kata Rangga.
"Iya hati-hati"pinta Nayla.
Rangga meninggalkan rumah Nayla menuju ke mansionya.
Nayla mengambil kunci di dalam sakunya.
"Sudah pulang nak"ucap seorang ibu paruh baya dengan memegang keranjang dagangan yang habis.
"Eh ibu iya bu"jawabnya sambil mencium punggung tangan ibunya.
"Tadi uang saku kamu ketinggalan, apa kamu telat lagi nak ?"tanyanya.
"Iya bu tapi ngak papa bu, besok Nayla lebih teliti lagi supaya ngak lupa"jawabnya.
"Cowok tadi yang mengantarkan pulang?Siapanya kamu ?"tanya ibu itu dengan seulas senyum.
"Cuma teman bu ayo masuk"jawab Nayla yang sudah membukakan pintu rumahnya.
****
Keesokan harinya pada pukul 07.20 Wib segera Nayla mengambil uang sakunya dan berpamitan kepada sang ibu yang masih tengah mengoreng lauk dagangannya itu.
"Hati-hati Nay"teriak ibunya dari arah dapur.
"Iya bu, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Nayla mengendong tas dipunggungnya dan membuka pintu rumahnya.
Ceklek !
"Kak David"sapa Nayla yang melihat David berada di depan rumahnya.
"Sama aku iya berangkatnya, nanti keburu telat kalau kamu naik angkotnya"tawar David.
"Aduh gimana ya kak, aku ngak enak dengan kakak"kata Nayla.
"Udah ngak papa, aku sudah jauh-jauh datang kemari"jawab David.
"Siapa Nay"teriak ibu Rosa dan menuju kearah Nayla.
"Nak David"ucap bu Rosa saat melihat David di depan rumahnya dengan Nayla.
"Ibu"ucapnya sambil mencium punggung tangan beliau.
"Nayla berangkat dulu bu keburu telat lagi nanti"ucapnya sambil mencium punggung tangan Rosa kembali diikuti oleh David kemudian.
"Iya hati-hati kalian"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Nayla pun naik diboncengan David dan menuju SMA Angkasa Bakti.
Seluruh mata tertuju pada kedatangan mereka berdua.
"Sama siapa itu si ketos tampan dingin kita"
"Ceweknya mungkin"
"Masa ketos galak kita punya cewek"
****
Gina dengan kedua sahabatnya melihat Nayla bersama David menuju kearah parkir.
"Ngak salah lihat kita"gumam Oliv.
"Mata ku benar ngak rabun"sahut Celsi.
"Hihihi sebel aku kemarin Rangga sekarang beby David maunya apa sih tuh cewek"sunggut Gina sambil menghentakan kakinya.
"Nanti kita beri pelajaran lagi biar kapok tu anak"sahut Celsi.
****
"Makasih kak"
Nayla pun berjalan dengan cepat David menarik lengan Nayla yang membuat Nayla menengok kearah David.
"Ada apa kak ?"
"Nanti pulang sekolah kamu ada acara ngak?"
"Nanti aku bantu ibu di rumah"
"Kalau besok ada ngak?"
"Besok aku ngak ada acara kak"
"Besok ikut aku ya sehabis pulang sekolah"
"Kemana?"
"Nanti kamu akan tahu"
Setelah David melepas lengan Nayla segera Nayla menuju kearah Santi yang bersama Boni.
"San tunggu"teriak Nayla dari arah belakang Santi.
"Nayla, kayak habis dikejar setan aja ngos-ngosan gitu"
Nayla melihat kearah Santi sambil mengenggam tangan Boni.
"Oh iya kita sudah resmi pacaran"kata Santi.
"Bukanya kamu baru kenal dia kemarin"
"Sebenarnya sudah lama sih hehe"
"Aku ke kelas dulu ya sayang"
"Iya sayang"
"Ayo"ajak Santi sambil mengandeng tangan Nayla menuju kelasnya.
"Selamat ya San"kata Nayla.
"Thanks ya, nanti aku teraktir di kantin"
"Serius San"
Santi mengangguk dan mereka berdua memasuki kelas XI IPS 4.
****
Di kantin
"Kamu kapan ngusul ?"tanya Santi.
"Nyusul apa San?"Nayla bertanya.
"Iya pacaran"jawab Santi sambil menyeruput minumannya.
"Ngak ah San lagian belum ada cowok yang aku suka"jawabnya di sela-sela makannya.
"Terus kak David ? Masa temenan aja?"
"Iya kita cuma teman San"
"Ngak ada rasa gitu sama dia, menurut aku ya kak David itu tampan, baik, pintar kayak kamu banyak di sukai cewek-cewek lho banyak yang antri ingin sekali mereka pacaran dengan kak David"terang Santi.
"Gimana ya ngak ada rasa suka aku"jawabnya.
"Kalau aku jadi kamu pasti aku pepet terus kak David"
"Terus kamu mau dua kan Boni gitu"
"Iya ngak lah ngaco kamu sudah sama Boni bersyukur aku sudah tampan, baik, pengertian"
"Iya si baru ngerti pacaran" canda Nayla.
"Apaan sih Nay"jawab Santi sambil menyenggol bahu Nayla.
Mereka berdua tertawa kecil.
"Sayang kenapa wajah kamu?"tanya Santi pada Boni yang ikut duduk bersama Santi dan Nayla.
"Itu Rangga"
"Rangga kenapa Rangga sayang ?"
"Mau di keluarin kalau besok telat lagi tadi ortunya datang" jelas Boni sambil menyantap naget milik Santi.
"Terus"
"Rangga itu selalu dibenci bokapnya selalu dibandingkan sama kakaknya yang pintar, rajin itu, tapi iya gitu Rangga susah dibilangin" terang Boni.
Jadi Rangga punya kakak siapa kakaknya? Aku harus bicara lagi sama dia kalau gitu terus kasihan orang tuanya.
Batin Nayla.
"Kenapa Nayla kok bengong ?"
"Hmm ngak aku ke kelas dulu ya San"ucapnya lalu berlalu meninggalkan Santi bersama kekasihnya itu.
Kelas apa iya dia? kenapa aku tadi ngak tanya Boni aja
Dari arah depan Nayla melihat Rangga masuk di dalam kelas Xl IPS 6.
Nayla melangkah tetapi niatnya ditunda, karena di dalam kelas Rangga hanya ada para cowok-cowok hingga Nayla memutuskan kembali di dalam kelasnya.
****
"Aku duluan ngak papa ini Nay"
"Ngak papa San aku bisa pulang sendiri"
"Ya sudah hati-hati ya"
Santi pun meninggalkan Nayla yang masih tengah membereskan buku-bukunya.
Segera Nayla keluar dari dalam kelasnya.
Tangan Nayla ditarik Celsi dan kedua sahabatnya menuju toilet perempuan.
"Itu kan Nayla"ucap Rangga dengan sendirinya.
Tubuh Nayla terhempas kebawah di saat Celsi mendorongnya.
"Sudah ku bilang jangan dekati cowok kita"bentak Celsi sambil menarik rambut panjang Nayla.
Nayla membalas menarik rambut Celsi.
Oliv pun memegang kedua tangan Nayla.
Celasi berhasil menampar Nayla.
"Rasain tuh"teriak Celsi.
"Mau kalian apa sih?"teriak Nayla.
"Kamu jauhi cowok kita ini belum seberapa ya"
"Siapa yang dekat dengan cowok kalian"
"David, Rangga apa kamu ngak dekat sama dia hah"teriak Gina.
"Mereka yang nyamperin aku"
Gina pun mengguyur air keseluruh badan Nayla hingga basah kuyup.
"Cabut"
Ceklek!
Rangga menarik tangan Celsi yang membuat Celsi tersenyum bangga.
Rangga pun mendorong Celsi hingga ketembok.
Apa dia suka sama aku, aku siap kok kalau harus berhubungan kayak gitu sama Rangga aku siap
Batin Celsi bangga.
Rangga pun menatap tajam kearah Celsi.
"Mau apa sayang ?"tanya Celsi dengan nada centil sambil mengusap dada kekar milik Rangga.
Rangga pun menempis tangga Celsi dan menyekik leher Celsi.
"Aku suka bilang sama kamu jangan ganggu Nayla punya telinga ngak"bentak Rangga.
Hingga beberapa menit Rangga melepas tangannya dari Celsi.
Celsi mengatur nafasnya yang hentak terputus karena cekikan dari Rangga.
"Kalian berdua juga diam di situ"bentak Rangga yang membuat Gina dan Oliv ketakutan.
"Kamu juga, kalau ada yang berani kabur tak akan ku pastikan kalian hidup"ancam Rangga.
Rangga pun menuju ke toilet dia melihat Nayla yang menggigil kedinginan.
Dia tidak sengaja melihat seragam Nayla yang basah hingga terlihat dalaman berwarna biru.
Nayla menutup tubuhnya saat melihat Rangga.
Rangga melepas jaket hitamnya dan dikenakan di pundak Nayla untuk menutupi tubuh Nayla yang basah.
Kedua sahabat Hanif dan Leo membawa Celsi, Gina dan Oliv untuk melapor kasusnya yang membully Nayla.
****
Keesokan harinya.
"Kamu ngak papa Nay ?"tanya Santi kepada Nayla.
"Aku ngak papa San"
"Seharusnya aku ngak tinggal kamu kemarin maaf Nay"sesal Santi.
"Ngak papa San"
"Ngak ada yang luka kan Nay ?"
"Ngak cuma dicambak dan disiram air"
"Nayla, Nayla kamu ngak papa kan ngak ada yang luka kamu baik baik saja kan"ucap David kepada Nayla.
"Ngak papa kak"
****
"Aku harus mengantarkan mu sampai benar-benar kamu naik angkot"kata Santi.
Mereka berhenti di halaman depan sekolahnya.
Terlihat David dan Rangga berhenti bersamaan di depan Nayla dan Santi.
"Aku antarkan pulang Nay"ucap Rangga.
Kedua netra tajam adik kakak saling memandang.
"Jadi kan Nay ?" tanya David yang membuat Santi bingung.
"Oh iya sampai Nayla lupa iya kak"
Gimana iya bilanginnya sama Rangga biar dia ngak telat terus
"San aku duluan ya"
Santi mengangguk dan melihat Nayla sudah dalam boncengan David meninggalkannya.
"Yang sabar Nga, David kayaknya suka sama Nayla"kata Sandi kepada Rangga.
Santi pun naik di boncengan Boni.
"Aku duluan bro"kata Boni.
"Iya Ni"
Apa aku terlambat ya aku ingin sekali mengungkapkan rasa sukanya pada Nayla.
****
"Kakak mau ngomong apa ?"tanya Nayla disaat mereka telah sampai di pantai.
"Aku mau bilang sesuatu dari hati ku"
Seketika Nayla terdiam.
David memegang tangan Nayla dan berkata.
"Aku suka sama kamu sudah dari dulu Nay"ungkap isi hati David.
"Eh....aku bahagia kakak suka sama aku, tapi maaf kak aku ngak bisa maaf"tolak Nayla.
"Kenapa Nay?"
"Apa sudah ada yang mengisi hatimu?"
Aduh aku bilang apa lagi ini
"Iya kak"
****
Nayla memutuskan pulang sendiri setelah menolak ajakan balik dari David.
Kini Nayla berhenti di pinggir jalan menunggu taksi atau angkot lewat di depannya.
Kondisi jalan sepi tak terlihat ada satu pun rumah yang terlihat apakah dirinya salah jalan.
Nayla memundurkan dirinya di saat ada tiga laki-laki mendekat kearahnya.
"Sendiri aja neng"
"Mau apa kalian"
"Main sebentar sama abang"
"Tolong...tolong"
"Hust ngak akan ada yang datang di tempat ini sepi"
Dua laki-laki memegang tangan Nayla. Segera Nayla memberontak.
"Lepasin"
"Woiii bajingan"teriak seorang pemuda yang tengah turun dari motornya.
"Rangga"
"Mau apa lu bocah"
Pemuda itu adalah Rangga.
"Bajingan lu sentuh tangan dia"
Rangga menghajar habis-habis ketiga lelaki itu hingga babak belur.
Rangga mendekat kearah Nayla, segera Nayla memeluk tubuh Rangga karena rasa takut menyerangnya.
Kini suara hisak terdengar oleh Rangga. "Jangan nangis gue ngak mau lu nangis"ucapnya.
Nayla pun menghapus air matanya. "Makasih"
"Iya, kenapa lu sendiri David mana?"tanya Rangga.
Nayla pun menceritakan kejadian tadi di pantai bersama David.
Akhirnya gue bakal bisa mengungkapkan isi hati gue suatu saat nanti.
****
Kini hari demi hari Nayla bersama Rangga hingga Nayla mengetahui keluarga Rangga sekaligus saudaranya.
Nayla menegur Rangga supaya tidak telat kembali masuk sekolahnya itu pun dilakukan oleh Rangga tiap hari hingga seluruh guru dan sahabatnya terkejut Rangga sudah tidak pernah terlambat kembali.
Bahkan Nayla pun mengajarkan Rangga dari nilai Rangga 0 hingga membentuk nilai yang sempurna.
"Papa takjub sama kamu Nga"Puji Papa Giantara.
"Mama bangga sama kamu"
"Sekarang kamu sudah berubah, dan bisa mendapatkan nilai sebagus abang kamu"
"Ini berkat seseorang ma, pa yang merubah Rangga menjadi seperti ini"jawabnya dan berlalu menuju kamarnya.
Di depan kamarnya David menghapirinya sebelum masuk kedalam kamarnya.
David mengucapkan selamat dan memberi sport adiknya untuk mendapatkan gadis yang pernah nolaknya.
****
Di halaman basket Nayla tengah berdiri di tengah lapangan bersama Rangga.
Nayla terkejut melihat Rangga berjongkok sambil memegang tangannya.
Banyak siswa-siswi menyaksikan mereka berdua.
"Aku suka sama kamu Nay dari kita pertama bertemu di gerbang hingga sampai kapanpun itu"ungkapnya sambil mengarahkan buket mawar merah besar kepadanya.
"Terima....terima...terima"sorak para siswa-siswi maupun sahabat Nayla yang paling semangat bersorak kearahnya.
Sesekali Nayla menoleh kearah Santi, Santi menganggukan kepalanya dengan senyuman.
"Kalau kamu tolak boleh bunganya kamu buang"ucapnya yang masih memandang kearah Nayla.
Nayla meraih buket mawar merah itu di tangannya dengan senyuman terbit dibibirnya.
"Mau"kata Ranggayang sudah berdiri tegak di depannya.
Nayla menganggukan kepalanya sebagai jawabannya.
Rangga bersorak bahagia begitu juga dengan yang lainnya dan memeluk tubuh Nayla dalam pelukannya.