"Aira setelah lulus ini kamu mau lanjut kemana?" Ucap Nahla di sela-sela pembagian ijazah SMP. Yaa hari ini Aira dan teman-teman dinyatakan lulus SMP. Setelah wisuda mereka terbebas dari kehidupan SMP.
"Emm sepertinya aku akan melanjutkan sekolah di pondok pesantren." Ucap Aira.
"Wah? Kamu mondok juga? aku juga lanjut di pondok. Dan sudah diterima, sayang sekali kita ga bisa sepondok bareng Ra" ucap Nahla
"Yaa semoga aja suatu saat kita dipertemukan lagi dengan versi terbaik dari kita sendiri." Ucap Aira.
Sebulan setelah kelulusan, Aira mendapat kabar bahwa dirinya telah lolos seleksi pondok pesantren DARUL QUR'AN. Di dalam pengumuman itu diberitahukan bahwa kegiatan belajar mengajar akan dimulai dua Minggu lagi dari sekarang. Maka dari itu Aira sibuk mempersiapkan keperluan untuknya di pondok.
"Umi, Abi Aira pamit ya. Umi sama Abi baik-baik di rumah. Istirahat yang cukup, makan yang teratur yaa. Aira sayang umi sama Abi." Aira mengucapkan salam perpisahan santuk kedua orangtuanya. "Iya nak. Kamu hati-hati di pondok, jaga kesehatan juga ya nak, kalo ada masalah jangan sungkan bicara ketemenmu ya nak, umi sama Abi akan mendoakanmu dari sini, semoga kamu bahagia di sana." Ucap Uminya. Aira mencium tangan Uminya, setelah itu Aira mencium tangan Abinya. "Aira pamit ya. Assalamualaikum Umi, Abi." Ucap Aira sembari melambaikan tangan. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap orangtuanya bersamaan.
Aira memasuki kompleks pondok pesantren DARUL QUR'AN. Wajahnya masih memerah karena perpisahan dengan orangtuanya tadi. Aira diantar oleh salah seorang penanggung jawab santri baru, namanya meyka. Meyka mengantarkan Aira ke salah satu kamar. "Ukhti Aira, mulai sekarang kamu akan tinggal disini, di kamar ini ada 6 orang, semoga kamu betah ya." Ucap meyka, setelah memberikan kunci kamar meyka pamit undur diri untuk mengurus santri baru yang lain.
Aira memasuki ruangan itu. "Assalamualaikum" ucapnya sembari membuka pintu kamar tersebut. "Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Ucap orang yang berada di dalam kamar. Aira memperkenalkan diri, dan disambut dengan hangat oleh penghuni kamar itu. Di dalam kamar itu ada 6 orang. Aira, Naya, Aisyah, Syifa, Dinda, Wulan.
Kehidupan awal di pondok terasa sangat berat untuk para santri baru, tak terkecuali dengan Aira, ia sering diam diam menangis di dalam kamar mandi, kadang ia juga menangis saat teman-temannya telah terlelap dalam tidurnya.
Pada suatu hari saat semua orang sudah terlelap dalam tidurnya, Aira menangis dalam diam. "Ya Allah, Aira capek, tapi Aira ga mau ngecewain orang tua Aira. Ya Allah, kuatkan Aira, teguhkan hati Aira Ya Allah. Aira ingin membahagiakan kedua orangtua Aira. Aira juga ingin lebih dekat dengan-Mu Ya Allah." Ucap Aira disela-sela tangisnya.
"Aira? Kamu menangis?" Ucap Syifa yang baru saja terbangun dari tidurnya. "Eh, afwan syif, gara-gara aku, kamu jadi keganggu tidurnya." Ucap Aira sambil menyerka air matanya. "Engga ko Ra. kamu kenapa? Kangen rumah ya?" Syifa mendekat kearah Aira. "Ternyata mondok itu ga semudah yang dibayangkan ya syif." Aira tak kuasa menahan air matanya. "Sabar Ra, di pondok emang gitu, inget tujuan awalmu mondok." Syifa menepuk-nepuk punggung Aira. "Aku udah berusaha untuk selalu mengingat tujuan awalku syif. tapi, tapi kadang tuh kek, arghhh..." Aira semakin menangis.
"Gapapa kalau kamu nangis, tapi jangan berlebihan. Inget Allah itu ga suka hambanya berlebih-lebihan dalam segala hal." Terang Syifa. "Makasih syif, kamu udah ada buat aku. Makasih juga udah nyemangatin aku." Ucap Aira sembari membersihkan air mata yang masih tersisa di pipinya. "Iya, sama-sama Ra"
Bulan demi bulan telah berlalu, kemudian masuk ke dalam bulan Ramadhan. Ramadhan tahun ini terasa berat bagi Aira, karna ramadhan ini Aira tidak bersama kedua orangtuanya.
Setelah penantian panjang, akhirnya libur lebaran telah ditetapkan. Satu Minggu lagi, akan diadakan perpulangan pondok. Aira sangat menantikannya, tidak hanya Aira, seluruh santri juga menantikannya. "Ga sabar bentar lagi perpulangan, aku dah kangen banget sama Umi Abi di rumah." Ucap Aira kepada teman-temannya. "Iya Ra, aku juga ga sabar pulang kerumah, udah rindu sama adek-adekku di rumah." Ucap Naya.
Seberapa jauh kamu pergi, ataupun seberapa lama kamu pergi, tempat untuk kembali adalah rumah.