seorang gadis menuruni tangga pesawat ia mengamati sekitar. Akhirnya ia kembali ke kota dimana dirinya dilahirkan, kota yang sangat ia rindukan "Tokyo" kota yang mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang sampai saat ini masih terukir jelas dalam benaknya.
Gadis itu bernama Akane Haruka, atau kerap di sapa Ruka. Ruka memilih untuk melanjutkan pendidikannya di negara kelahirannya, Jepang. Karena orang tuanya masih sibuk di Indonesia, dia kembali ke Jepang sendirian.
Gadis itu memesan taxi online. Ia masih ingat jelas letak rumahnya dulu, walaupun sudah 8 tahun tak berada di Jepang. Gadis itu menatap takjub bangunan-bangunan mewah yang berada di tepian jalan.
Saat melewati sebuah taman bermain, gadis itu langsung tenggelam dalam pikirannya. Ia masih ingat jelas kejadian sebelum dirinya pergi dari Tokyo. Di sanalah dia terakhir bertemu dengan Keiji. Seseorang yang sampai saat ini terukir dalam benaknya.
12 Tahun yang lalu
"Kei chan ayo pulang." Gadis kecil itu memegang erat tangan seorang anak laki-laki seumurannya.
"Iyaa bentar, Kei ambil tas dulu." Gadis kecil itu tak mau melepaskan pegangan tangannya ia malah menggenggam semakin erat. Akhirnya mau tidak mau Kei mengambil tasnya bersama gadis kecil tersebut.
"Kei Chan, aku mau es krim." Rengek gadis kecil itu. Kei menggelengkan kepalanya menolak.
"Nanti saja ka-chan. kita pulang dulu nanti kamu dimarahin Om sama Tante karena beli es krim." gadis tersebut mengerutkan bibirnya sebal karna tidak di belikan es krim.
"Ruka mau es krim kei..." Rengek Ruka. Akhirnya Kei pun membelikan es krim dengan sisa uang jajan miliknya.
"Nih cepet dihabisin jangan sampai Om Tante tau kalo kamu makan es krim." Ruka mengangguk.
Setelah itu mereka berjalan berdua ke rumah. Ruka melihat ada orang tuanya di sana, ia pun langsung berlari mendatangi orang tuanya. "Mama!!" Ruka langsung mendekap erat tubuh wanita yang disebutnya Mama, ia sangat gembira dengan kedatangannya.
Sedangkan Kei, saat melihat Ruka yang langsung berlari meninggalkannya demi ibunya akhirnya pulang sendirian ke rumahnya.
"Haruka... ikut Mama yaa. Mama mau ke tempat yang sangat jauh, jadi Haruka harus ikut." Ruka yang mendengarnya langsung mundur beberapa langkah kebelakang.
"Ruka nggak mau pulang ma, Ruka maunya di sini." Rengeknya.
"Tapi Ruka, Mama sama Papa ada urusan di Indonesia dan itu tuh ngga cuma sebentar. Jadi Ruka harus ikut." Ruka semakin merengek menolak. Dirinya tau kalau akan terpisah dengan sahabatnya Kei.
"Pokoknya Ruka ngga mau pergi!" Gadis itu langsung berlari menuju rumah sahabatnya itu ia menangis sejadi-jadinya di hadapan Kei.
"Ruka kamu kenapa? jangan menangis kei ada di sini" haru menepuk-nepuk punggung Ruka lembut.
Ruka berhenti menangis tapi masih senggukan, pipi, hidung, semua wajahnya memerah karena menangis. "Ruka ngga mau pergi dari sini Kei chan. Ruka maunya disini sama Kei chan." Kei menghapus sisa air mata yang masih tersisa di pipi Ruka.
Kei saat itu lebih tua 1 tahun dari Ruka. walau begitu, Kei sangat menyayangi Ruka. Selama ini mereka selalu bersama sama sampai akhirnya Ruka dibawa orang tuanya pergi ke Indonesia.
"Ka-chan." Ruka menoleh, menatap wajah Kei yang menatapnya lembut.
"Ka-chan harus nurut apa kata mama, yaa?" ucap Kei lembut.
"Tapi Ruka ngga mau pisah sama Kei-chan, Ruka ngga punya teman selain Kei-chan." Ruka menangis lagi, kali ini lebih kencang.
"Ruka.... kita ngga akan selamanya pisah kok, suatu saat kita pasti juga bertemu jadi tenang saja, sudah jangan menangis lagi, kalo Ruka masih nangis nanti Kei pergi loh." ucapan Kei membuat Ruka langsung berhenti menangis, ia berusaha menghapus air matanya
Ruka sebenarnya tidak paham dengan apa yang dimaksud Kei. Karena dirinya masih terlalu kecil untuk menelaah semua kalimat yang dilontarkan Kei kecil.
"Ayo bermain dulu." Ajak kei. Ruka mengangguk sembari tersenyum bahagia. Mereka berdua pun bermain bersama hingga mamanya Ruka datang menghampiri keduanya
"Kei-chan, Ruka pamit Yaa." Ucap Ruka. Mamanya Ruka menarik lengan gadis kecil itu meninggalkan Kei yang akhirnya terisak di sana sendirian menangisi kepergian Ruka.
Gadis itu tersadar dari lamunannya. Segera ia beranjak dari taxi. Kini dirinya berdiri sembari menatap takjub bangunan 2 lantai yang masih sama seperti dulu. Rumah nya terlihat seperti sebelumnya, tidak ada yang berubah. Gadis itu teringat sesuatu lalu buru-buru berlari ke bangunan di belakangnya, rumah yang sangat ia rindukan. Tempat dimana dia biasa menghabiskan waktu dengan teman masa kecilnya.
Gadis itu berhenti tepat di depan rumah yang hampir roboh. Gadis itu nampak kaget, lalu merasakan matanya mulai memanas. Gadis itupun meneteskan air matanya. Tempat yang paling ingin ia kunjungi kini sudah tak berpenghuni lagi. Segera ia menyerka air matanya saat melihat seorang wanita paruh baya menghampirinya.
"Ada keperluan apa?" Tanya wanita itu.
"Maaf sebelumnya, apakah anda tau dimana keluarga watanabe?" Ucap Ruka dengan bahasa Jepang yang baik.
"Oh keluarga mereka ya... Mereka telah pindah 7 tahun lalu." ucap orang tersebut.
"Kalo boleh tau alasannya apa ya Bu?"
"Saya tidak begitu yakin, sepertinya karna pasangan suami istri itu bertengkar hebat." via terkejut mendengar perkataan wanita itu.
"Lalu dimanakah anak mereka? Dan dimana mereka sekarang?"
"Tuan Watanabe mungkin ke luar negeri, sedangkan anak dan istrinya entah dimana saya juga tidak mengetahuinya." ucap wanita itu lalu pergi.
Ruka merasakan sakit di dadanya. Bagaimana bisa keluarga Keiji hancur padahal sebelumnya baik-baik saja, ia memikirkan bagaimana kondisi Keiji kala itu, setahun setelah dirinya pindah? Berarti kira-kira usianya saat itu sekitar 8 tahun. Ruka langsung merebahkan dirinya di sofa rumahnya. Saat ini dia sedang bertengkar dengan pikirannya. Dia segera menepis semua pikiran-pikiran buruk.
"Daripada kek gini mending gue beresin rumah aja..." Monolognya.
Gadis itu pun beranjak dari sofa lalu mengambil sapu yang tergeletak di dekat tembok.
"Hufttt... Sepertinya gue harus membereskan seisi rumah ini sendirian." Ruka mulai menyapu dari ruang tamu lalu kamar-kamar dan membersihkan debu-debu yang masih tersisa disana.
"Sepertinya ini akan jadi hari yang cukup melelahkan" gumamnya masih dengan membersihkan debu-debu di perabotan rumah.
Ruka membuka ponselnya ia mencari lagu yang cocok untuknya. "treasure_beautifull." Ruka bernyanyi mengikuti alunan musik sambil menata barang-barang yang ia bawa.
"Dare Yori moo too ku Nando demo we'll fly...." Ruka mengikuti alunan lagu tersebut hingga dirinya tak sadar ada sesosok laki-laki berdiri di dekat pintu rumahnya.
"Ekhmmm!" deheman laki-laki tersebut berhasil membuat Ruka terperanjat tak percaya, bukankah dirinya sendiri sejak tadi, siapakah lelaki itu?
Ruka segera mematikan lagu di ponsel miliknya, lalu ia mendekat ke arah lelaki tersebut. "Maaf ada perlu apa ya?" Ucapnya sembari menatap lekat wajah lelaki di depannya.
"Lah lo siapa kok lo ada di rumah ini?" cowok itu melihat Ruka dengan tatapan tajam.
"Owh gue keponakan Om dan Tante Kanemoto, nama gue Akane Haruka, lo?" lelaki itupun kaget saat Ruka memperkenalkan dirinya sendiri.
"Gue Watanabe Keiji." Ucap laki-laki itu singkat.
Ruka menatap intens laki-laki di depannya, kalau dilihat-lihat sepertinya dia memang Kei, sahabat kecilnya dulu. Wajahnya tak banyak yang berubah masih sama seperti dulu, yang berbeda hanya tinggi badannya."
"Kei Kun? Gue ka-chan...." Ucap Ruka lirih dengan mata berkaca-kaca.
"ka-chan? Lo beneran ka-chan sahabat kecil gue?" Ucap laki-laki itu tak percaya.
"Iya kei, gue ka-chan sahabat lo dulu" Ruka pun disambut dengan pelukan hangat dari sang sahabat yang sangat ia rindukan selama ini.
"Jangan pergi lagi ya. Gue ngga sanggup kehilangan lo untuk yang kedua kalinya." Ucapan Kei membuat jantung Ruka berdetak lebih cepat dari biasanya. Ruka berusaha menetralkan detak jantungnya yang tak karuan.
"Iyaa gue nggak akan kemana-mana, janji." Kei mempererat pelukannya, ia tidak ingin berpisah lagi dengan Ruka.
"Udah kei, gue ngga bisa napas nih." Kei melepaskan pelukannya, lalu terkekeh. Ia masih tak percaya bisa bertemu lagi dengan sahabatnya itu.
"Maafin gue yaa, oh ya nantikan ada festival kembang api, yuk pergi bareng." Ucap Kei. Ruka mengangguk menatap wajah lelaki yang kini jauh lebih tinggi darinya itu.
"Baiklah. Oh iya, kenapa lo sekarang tinggi banget dah, kek genter aja." Kei yang mendengarnya langsung mengacak-acak ujung kepala gadis itu.
"Ruka, Ruka. lo kaga pernah berubah ya..."
Ruka merasa wajahnya terasa memanas mungkin pipinya sekarang telah merona, ditambah kekehan dari cowo didepannya membuatnya semakin tremor. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya ke dalam rumah.
"Kei, gue mau nyelesaiin ini dulu. Masih banyak yang harus gue kerjain nih." Ucap ruka, langsung mengambil gagang sapu yang berada di dekatnya.
Kei mendekati Ruka. "Sini gue bantu." Kei mengambil sapu yang dibawa Ruka, lalu beranjak menyapu bersih lantai.
beberapa puluh menit kemudian
"Akhirnya selesai juga." ucap Kei langsung merebahkan dirinya di sofa sebelah Ruka berada.
"Ka-chan" Ruka menoleh ke arah Kei. Kei mendekatkan wajahnya ke wajah Ruka semakin dekat semakin dekat...
"Liat nih muka Lo ada kotorannya." Kei membersihkan debu-debu yang menempel di wajah ruka. Ia tertawa melihat tingkah ruka yang malu-malu.
"Apaan si Kei." Ruka mendorong lembut pundak kei ke belakang, karena baginya itu terlalu dekat.
"Gue cuma bersihin kotoran, ngga ngapa-ngapain" Kei beranjak meninggalkan sofa tersebut namun di tarik oleh Ruka.
"Kenapa hm?" Ruka menggeleng.
"Gue cuma mau beli air bentar." Ruka mengangguk melepaskan tangannya dari baju kei.
Setelah Kei keluar dari rumah, Ruka masih tak mempercayai apa yang dilihatnya barusan. Sebenarnya dia sangat kaget, karena saat ia mengunjungi rumah Kei, rumah itu sudah tak berpenghuni. Lalu tiba-tiba Kei mendatangi rumahnya.
Kei datang membawa dua botol Coca-cola dan beberapa cemilan di tangannya.
"Nih." Ruka menerima cola tersebut lalu meminumnya.
"Kei sekarang Lo tinggal dimana? gue tadi ke rumah lama Lo tapi rumah Lo sepi " kei tersedak mendengar penuturan Ruka.
"Owhh gue tinggal ngga jauh dari sini, tapi bisa dibilang cukup jauh sih...." Jawabnya. Ruka bingung dengan ucapan Kei.
"Hah gimana sih Kei yang jelas dong." Ruka mendengus kesal.
"Dah la nga penting gue tinggal dimana. Sono mandi bau asem tau." Ruka melirik kei yang menutupi hidungnya, apakah dirinya sebau itu?
"Yaudah gue mandi dulu, lo tunggu disini jangan kemana-mana." Kei tersenyum simpul dan menggedikkan bahu.
Via berjalan menuju kamarnya, lalu ia mandi.
~30 menit kemudian~
"Kei maaf gue lama soalnya...." Ruka menatap sofa di depannya. Namun tak ada kei di sana.
"Kei... Kei.." ruka menatap sekelilingnya tak ada Kei.
"Ngapain lo, rindu Yaa?" Kei berdiri menyenderkan dirinya di pintu dengan tangan dilipat di depan dada.
"Lo habis dari mana?" Ruka kaget padahal tadi kei tidak ada di sana.
"Gue tadi pulang dulu, mandi." Kei segera mendekat ke arah Ruka berada.
"Hmm... Lu dah perfect..." Tanpa pikir panjang kei langsung menarik tangan Ruka, padahal ruka sama sekali belum memakai makeup.
"Tapi..."
"Nga usah tapi-tapian gue gak menerima penolakan." Kei menekan kata nya.
Mau tidak mau akhirnya Ruka pun mengikuti kei dari belakang. Mereka berdua menuju ke tepian Sungai Sumida, tempat biasa orang-orang menyaksikan kebangkitan api.
"Rasanya dejavu banget ya kei." Ucap Ruka saat sedang melihat kembang api yang sudah bermekaran.
"Iya, jadi keinget waktu kecil dulu." Jawab Kei memandang gadis di depannya yang masih asik melihat ke atas.
"Lo dulu inget gak yang gue bilangin waktu itu di sini?" Tanya Kei penasaran.
"Emang waktu itu lo bilang sesuatu ke gue?" Ucap Ruka kaget, seingatnya waktu itu Kei tak berkata apa-apa.
"Mungkin gegara waktu itu lo terlalu fokus sama kembang api jadi Lo ga kedengaran." Ucap Kei tampak kecewa.
"Emang lo ngomong apa?" Tanya Ruka penasaran.
" Delapan tahun di tempat yang sama gue bilang kalo gue suka sama lo." Ucap Kei terus terang.
Ruka mengerjapkan matanya. Ia masih bingung dengan ucapan lelaki di depannya. 'g-gue di tembak?' batinnya.
"Dan gue di sini mau ngucapin sekali lagi. GUE SUKA SAMA LO KA-CHAN. LO MAU GA JADI PACAR GUE?" Ucap Kei dengan menekankan setiap perkataannya.
"Kei? Lo serius?" Ucap Ruka tak percaya.
"Kalo gue ga serius ngapain gue hampir tiap Minggu datengin rumah lo selama 8 tahun terakhir ini, hmm?" Ucap Kei gemas dengan jawaban Ruka.
"Hah? Jadi yang datengin rumah tiap hari itu lo? Dan Lo juga yang bersihin rumah gue?" Ucap Ruka.
"Yaa... Walau bersihinnya seminggu sekali sih...."ucap Kei terkekeh.
"Gimana? Mau ga? Kesempatan itu ga Dateng dua kali lho..." Tawar kei lagi.
"Emm..." Belum sempat Ruka menjawab, Kei sudah dulu menarik tubuh Ruka kedalam pelukannya.
"Kali ini gue ga akan pernah lepasin lo lagi." Bisik kei di telinga Ruka. Sedangkan Ruka hanya mengangguk.
"Gue juga suka sama lo Kei." Ucap Ruka yang masih berada di pelukan Kei.
"Janji ya... Jangan tinggalin Kei-chan lagi." Ucap Kei melepaskan pelukannya.
"Janji!" Jawab Ruka riang.