Haiii aku Ribi Pelangi Anjelina, aku adalah gadis berhati hangat dan cantik yang masih duduk di bangku kelas 12 SMA. Kalo kata keluargaku dan sahabatku aku ini orangnya pemalas, tetapi anehnya aku tidak merasakan hal itu, aku tidak merasa kalo aku ini pemalas. Apa itu hanya omong kosongnya mereka?
Ceritaku dimulai~
Di pagi yang cerah di hari senin ini, matahari mulai menyinari sudut sudut ruangan kamarku yang bercat berwarna kuning itu dan membuatku seketika langsung membuka kedua mataku dan menatap dinding2 langit sambil melamun
"Aku harus pergi ke sekolah"
"Aku ingin hari ini ada badai atau apalah sehingga aku tidak perlu pergi kesekolah" otak ku menggerutu
Beberapa detik tenggelam di lamunan. Aku langsung bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.
Diperjalanan menuju sekolah yang aku pikirkan hanyalah "males males maless"
"Males mengikuti upacara" "ga siap belajar matematika ekonomi kimia"
Kalo boleh jujur, sejujur jujurnya Aku sangat membenci hari senin, karena pelajaran yang tidak aku sukai ada di hari itu juga. Sebenarnya bukannya tidak suka, tapi otak pas-pasan aku yang tidak mau menerima pelajaran itu. "Apa boleh buat"
Biar ku perjelas lagi
Jam pelajaran pagi dimulai dengan mapel Matematika, sebelum dzuhur mapel Ekonomi perakuntansian dan sebelum pulang mapel kimia. Kan bisa-bisa gosong ni otak.
Sesampainya disekolah. Terlihat siswa-siswi lain sedang bergerak menuju lapangan karena beberapa menit lagi upacara bendera akan segera dimulai. Dengan cepat aku pergi ke kelas untuk menyimpan tas dan setelah itu aku juga berlari menuju lapangan.
Dilapangan
"Ibiii.. Aku kira kamu gabakalan sekolah" ucap sahabat aku
"Eeii? Semalas malasnya aku belajar aku ga bakalan sampe alpa, bisa-bisa berabe urusannya" pembelaan diri
"Ouhhhh... Tugas mtk udah? " tanyanya
"Yang manaa..?" aku yang sedikit panik
Pikiranku "celaka lo bii" guru matematika nya galak oiii😭
"Dari tampang muka ibii, kamu pasti belum ya" ucap sahabat aku sambil menunjukkan senyum kematian.
"Hhehehe belum, semalam aku maraton menyelesaikan neraca saldo, nanti aku liat ya"
"Oke kalo keburu, semoga aja ga keburu"
Seketika aku menatapnya dengan tatapan menjulid
"gini amat punya sahabat" ngebatin.
Beberapa saat, aku mengikuti upacara dengan serius meskipun saking pegelnya berdiri aku berpura-pura mengikatkan tali sepatuku habis itu berdiri lagi. Tapi tiba-tiba
"Yang ga pake atribut lengkap berdiri didepan" kata guru piket yang sedang berkeliling mencari anak yang tidak lengkap, upacara masih lama selesai.
"Pak, noh Ribi ga pake nametag, suruh kedepan aja"
"Ehhh?" aku bengong
"Ribiii kedepan" kata pak guru piket itu
"Pak! Ribi bawa kok, ditas lupa pake tadi"
"Jangan beralasan! Cepat kedepan!" ujar guru itu
Aku dengan langkah kaki berat berjalan menuju samping tiang bendera. "Punya masalah apa sih tu orang ampe ngaduin aku" batinku
Didepan untungnya tidak hanya aku saja masih ada 6 anak yang dikedepankan, tetapi hanya aku perempuannya. Disana aku hanya bisa menundukkan kepala aku karena malu. Sebenarnya aku terlalu rapih untuk dikedepankan, aku hanya tidak menggunakan nametag, padahal itu ditempelkan di balik kerudung. Ga bakalan keliatan kalo aku ga pake juga, cuman gara-gara ketua kelas cepu, aku bisa apa? Menyebalkan. Tapi tau apa yang paling menyebalkan? Saat kepala sekolah menyampaikan amanatnya, ia melihat kearah ku sambil mengatakan "Seharusnya sebagai kakak kelas harus bisa memberikan contoh yang baik kepada adek-adek kelasnya" aku tau pak guru itu sedang menyindirku
"Aahh aku ingin hari ini tiba-tiba hujan besar agar kita semua bisa bubar" pikiran ku
Setelah upacara selesai kita semua langsung kembali ke kelas masing-masing.
dikelas aku bergegas menyelesaikan tugas matematika mana lumayan banyak, dan seperti doa teman aku "semoga aja ga keburu" itu terkabul. Pak matematika dengan tatapan tegasnya masuk ke kelas kita dan langsung mengajar. Betapa mengerikannya dia ketika mengetahui aku masih belum selesai mengerjakan tugas.
Pokoknya aku ga bisa menjelaskan situasi ini, intinya aku dinasehati secara habis-habisan. tapi ga cuma aku kok masih ada anak laki-laki terbodoh di kelas aku yang belum mengerjakan.
Beberapa jam sudah terlewati, kini giliran pelajaran terakhir yaitu kimia, karena aku duduk paling belakang dan paling pojok tersembunyi. Nyatanya dari depan masih kelihatan oleh guru. Dan aku selalu saja menjadi sasaran untuk mengerjakan soal dipapan tulis itu.
Terpaksa aku mengerjakannya meskipun kadang salah dan di tertawakan oleh teman-teman gada akhlak dan sok pintar itu. Tapi tidak apa guru yang satu ini masih punya hati nurani jadi dia memakluminya.
"Saran aku pilihlah tempat duduk paling depan biar aman dari tunjukan guru, atau jadilah pintar biar kalo disuruh mengerjakan soal didepan bisa sangat easy wkwkwkw"
Bel pulang pun berbunyi, aku segera merapihkan Buku-buku ku dan memasukannya kedalam tas dan pulang.
Diperjalanan tiba-tiba "byurrrrr" hujan turun dengan sangat deras.
"Aahhh kenapa harus hujaannn"
Mana masih jauh untuk sampe ke rumah terpaksa aku menunggu hujan reda di warung.
"Basah bajuku, mana besok masih dipake lagi" nasib aku yang hanya punya satu seragam "kalo tau bakalan hujan aku akan sedia helm dan jas hujan" pikirkan ku
Sejam kemudian, ini sekitar pukul 17:00 dan hujan pun mulai reda, aku pulang dan...
"Ehh? Pelangi" seketika aku berhenti sejenak untuk melihat pelangi itu.
Setelah hari yang SULIT BAGIKU, Tuhan menyuguhkan pemandangan indah ini, untuk aku,agar aku mungkin bisa melupakan kejadian tadi,eh tidak bukan untukku. Pelangi ini memang seharusnya datang saja. Tetapi pelangi di hari senin itu bagiku langka, ini itu seperti pertama kalinya aku melihatnya.
"Setelah kesulitan yang aku alami akhirnya aku bisa melihat pelangi ini. Untuk ku ini adil, karena sejenak aku melupakan semuanya. Aku sangat bersyukur"
Dan ayo semuanya kita bersemangat
🌈End~
💓Kalo suka jangan lupa Like💓
🌈Sampai jumpa
🌈karya Ririi