Nama ku anna. Aku seorang karyawan disalah satu perusahaan swasta yang berjalan dibidang minuman dan makanan ringan. Tugasku ada dibidang packing. Sebagai ketua divisi membuat ku harus selalu siaga pada kejadian apa pun. Hal yang sering terjadi adalah macetnya mesin untuk packing karena tersangkut oleh lebel yang akan dipasang. Namun karena pengalaman kerjaku yang sudah sangat lama, sehingga aku sudah tau apa yang harus dilakukan apabila ada masalah seperti itu.
Aku tinggal bersama kedua orang tua ku yang kebetulan masih sehat walau sudah diusia yang sangat tua. Tetapi karena jarak rumah dan pabrik yang jauh membuatku memilih untuk pindah rumah dan menitipkan kedua orang tua ku kepada adikku. Rumah baruku tidak lah besar, hanya cukup untuk dua kamar tidur yang akan ditempati aku dan juga teman ku , ninanina, sebuah kamar mandi , dapur, ruang tengah, dan ruang tamu. Rumah baruku ini memang dipinggiran jalanjalan, belakang rumah adalah hutan pohon jati. Jarak dari rumah ke pabrik tidaklah terlalu jauh, hanya perlu menempuh waktu lima menit menggunakan sepeda motor.
Tidak ada yang aneh dengan rumah baruku ini, semuanya tampak normal dan tidak ada gangguan apa apa. Sebulan sudah kami menempati rumah ini, rumah yang tidak pernah sepi oleh lalu lalang nya kendaraan pribadi dan bunyi bunyian dari hutan pohon jati dibelakang rumah.
Disuatu pagi kami hendak berangkat kerja, nasi dan lauk seadanya menjadi sarapan kami. Saat hendak mengeluarkan motor dari rumah, terdengar sesuatu yang membuat jalanan seketika langsung macet. Ada sebuah kecelakaan sepeda motor. Dua orang anak anak yang kelihatan nya tengil membandel mengemudikan motor dengan kencang lalu terjatuh. Darahpun terlihat bercucuran dari kepala mereka. Tidak menggunakan helm adalah penyebab utama nya . Terlihat salah satu anak tersebut ada yang bangkit, namun yang satunya terlihat terbujur lemas. Aku hanya mampu melihat dengan badan yang terasa mati rasa . Seketika ada kerumunan masyarakat yang berusaha menolong anak anak tersebut. Sebuah mobil bak terbuka mengangkut kedua anak tersebut kerumah sakit terdekatterdekat, sedangkan motor nya yang rusak dibiarkan begitu saja dipinggir jalan dan lalu lintas mulai lancar kembali. Tanpa disadari aku menangis saat melihat kejadian tersebut.
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahuku, ternyata dia nina. "Hey! Sudahlah ayo kita berangkat sekarang! ", ucapnya . Aku mengangguk dan berkata bahwa lebih baik dia yang mengendarai sepeda motor nya karena dia merasa syok, untung saja dia menerimanya. Karena jalanan yang masih padat, membuat kita sedikit terhambat, waktu yang ditempuh sedikit agak lebih lama dibanding biasanya.
Sesampainya kita di pabrik, nina langsung menuju kantor nya dan aku menuju tempat packing untuk memeriksa keadaan. Aku dan nina bertugas dimarketing. Saat aku ditempat packing, keadaan masih sunyi belum ada karyawan yang masuk karena jam tugas masih ada lima belas menit lagi. Saat aku melihat mesin pressing label, ada sesuatu yang ganjil , seperti ada sesuatu di salah satu gear. Karena penasaran,maka aku mendekati untuk melihat lebih jelas. Ada sebuah tali yang kusut seperti menyangkut di gear. Aku julukan tanganku untuk meraih tali tersebut. Tiba tiba saja mesin menyala sehingga gear itu berputar dan tanganku yang menyangkut di antara dua gear itu terputus.
"TOLOOONG...!!! AAAAAAAH...!!! " Teriakku. Tiba tiba seorang satpam menepuk pundak ku dan bertanya, "ada apa bu? ".aku yang kaget langsung sadar bahwa ternyata tidak terjadi apa apa, dan mencoba mengatur nafas yang sempat tidak karuan. " Gak apa apa ko pak...", jawabku, dan satpam tersebut kembali ke posnya. Aku mencoba menggerakkan tangan kananku untuk memastikan tidak apa apa dan beranjak keruanganku untuk memeriksa berbagai laporan.
Tok tok ...., bunyi ketukan pintu. "Iya, masuk!", teriakku, dan seorang karyawan masuk dengan tampang yang menunjukan bahwa ada sesuatu yang terjadi dan berkata, "Bu! Ada kecelakaan! Jari telunjuk suminah putus! ".aku yang kaget langsung menuju tempat kejadian sambil berusaha menelepon rumah sakit terdekat untuk meminta penanganan gawat darurat. Aku menyuruh supir perusahaan untuk mengantar suminah kerumah sakit yang sudah aku tunjuk, sedangkan proses packing untuk sementara aku hentikan dan menyuruh semua karyawan untuk keluar terlebih dahulu. Dari alat preesing label terlihat banyak darah, namun tidak ditemukan potongan jari suminah, " Ah mungkin dibawa kerumah sakit", pikirku. Lalu datanglah pihak kepolisian beserta jajaran direksi perusahaan untuk memeriksa tempat kejadian dan aku dimintai keterangan.
Setelah tiga puluh menit dimintai keterangan, aku memilih menyendiri diruang kerjaku. Aku terpaku pada jam dinding sembari memikirkan apa sebenarnya yang terjadi. Pagi ini aku melihat kecelakaan motor , aku mengalami hal seperti mimpi bahwa tanganku putus, yang pada akhir nya justru terjadi pada salah satu karyawan.
Aku membuka laci meja kerjaku, dan aku terkejut melihat potongan jari telunjuk yang dilumuri darah. Aku menangis histeris sambil menutupi hidung dan mulutku. Aku keluar ruangan dan memberitahu kepada semua yang ada disana bahwa aku menemukan potongan jari telunjuk. Saat pihak kepolisian memeriksa, diambilah potongan tersebut untuk diselidiki. Tiba tiba aku dibanjiri pertanyaan, kenapa bisa jari itu ada dilaci mejaku? Aku hanya menangis dan berkata " Tidak tau!".
Diperiksa nya CCTV yang ada didalam ruang kerjaku, menunjukan ada seorang karyawan yang menaruhnya. Iya, aku ingat! Orang tersebut adalah orang yang datang keruang kerjaku untuk memberitau ada kecelakaan. Karena sangat panik, sehingga saat aku berlari menuju tempat kejadian tidak memperhatikan bahwa orang tersebut diam didalam ruang kerjaku dan menempatkan potongan jari tersebut.
" Dia yang memberitahu kalau ada kecelakaan! ", teriakku. Lalu pihak polisi menanyakan siapa nama orang tersebut, namun aku tidak bisa menjawabnya. Aku seperti asing dengan wajahnya, bahkan saat beberapa karyawan ditanyai tentang orang tersebut, semua tidak mengenalnya.
Lalu diperiksalah CCTV disemua sudut pabrik ini. Saat rekaman CCTV yang menunjukkan aku didatangi seorang satpam, aku teringat sesuatu. Ya, satpam tersebut sangat mirip dengan karyawan yang menaruh potongan jari telunjuk dilaci meja kerjaku. " Satpam itu mirip karyawan tadi!" ,Teriakku. Lalu semua mata langsung tertuju padaku. Bahkan manager ku langsung diajak keluar ruangan oleh salah seorang anggota polisi.
"Tutup gerbang dan suruh semua karyawan masuk! ", teriak seorang polisi yang disusul dengan pemasangan garis polisi dibeberapa tempat termasuk ruang kerjaku. Aku yang masih menangis ditemani nina, dia terus berusaha menenangkan diriku. Lalu terlihat anggota polisi mencari cari orang yang ada diCCTV ketika semua karyawan duduk berbaris. Seketika salah satu anggota polisi langsung berhenti mencari dan menunjuk salah seorang karyawan. Karyawan tersebut seperti enggan untuk berdiri, hingga akhirnya dengan gerakan yang sangat cepat tangan karyawan itu mengambil sebuah pisau dan menusuknya tepat didada polisi tersebut. Sontak semua anggota polisi langsung mengarahkan senjata ke karyawan tersebut.
Dia menatapku dengan tatapan yang sangat tajam dan berteriak, " AKU AKAN SELALU ADA.... !!!".kemudian dia menancapkan pisaunya tepat dileher nya sehingga terjatuh dan tak bangkit kembali. " Dia bunuh diri... ! " Ucap nina, dan seketika aku langsung pingsan.
Terdengar suara seperti memanggil namaku . Ya, aku sudah siuman dari pingsan ku. Nina dengan senyum nya yang khas memberitahu ku bahwa semua masalah sudah selesai, namun aku merasa seperti ada yang sengaja menerorku. Aku menceritakan semua keresahan ku, namun nina hanya tersenyum dan memberiku semangat singkat, " Yang sabar ya! Gak ada apa apa kok... ", lalu mengajakku pulang. Ya, semua karyawan dipulangkan lebih awal .
Sesampainya dirumah aku langsung mandi untuk membersihkan tubuh dari noda noda yang ada. Tapi tiba tiba seperti ada suara sesuatu yang jatuh . Aku langsung mengeringkan badanku dan melihat seisi rumah yang sudah berantakan . Nina terbujur kaku dengan darah disekujur tubuhnya. Aku rapatkan dadaku ke nina . Tak ku sangka nina dibunuh. " Hei bodoh! ", sebuah teriakan dari belakang ku. Aku menengok ke arahnya dan aku terkejut melihat wajahnya. Wajah penuh dendam dengan jaitan jaitan dimukanya membuatnya terlihat menyeramkan. Seketika itu dia melempar golok besar ke arahku yang tepat mengenai kepalaku. Tentu saja aku mati seketika.
Bagaimana aku bisa menulis ini? Aku yang gentayangan merasuki tubuh pelaku dan menceritakan ini semua.
( ini hanya cerita karangan semata ya teman teman)