Ada sewaktu pagi dimana hari itu adalah hari weekend, pada saat itu cuaca terlihat mendung awan terlihat abu abu padahal sebelum nya masih terlihat cerah biru bersinar di terangi oleh cahaya matahari namun weekend kali ini entah mengapa mendung seperti perasaan ku, kenapa? Itu karna seperti biasa aku mendengar orang tua ku berkicau bukannya aku mendengar kicauan merdu namun aku mendengar kicauan yang kacau.
" LO ITU EGOIS TAU GA SIH??? COBA SE ANDAI NYA GUA GA PERNAH NIKAH SAMA LO! NYESEL GUA MILIH NIKAH MUDA APA LAGI AMA LO! MENDING LO URUSIN ANAK LO YANG GA BERGUNA!! " Ujar sang ayah dengan nada membentak sambil melempar gelas kopi panas ke tembok.
" HEH LO GA NGACA APA GIMANA SI? JELAS JELAS WAKTU ITU UDAH GUA JELASIN TAPI LO NYA YANG GA MAU TAU, DAN ! LAGI LAGI LO NGEBAHAS ANAK! LAGIAN ITU ANAK MIRIP AMA LO, DASAR PENGANGGURAN!!! " Tutur sang ibu dengan emosi yang melonjak dan membanting pintu.
Mereka adalah orang tua ku, mereka yang mengajarkan ku bagaimana caranya mengakui kesalahan. Mereka menikah hanya sebatas saling memanfaatkan saja namun pernikahan mereka tak begitu baik, ibu ku dulu menikah dengan ayahku hanya sekedar ingin mengambil hartanya sedangkan ayahku menikah hanya karna terbawa oleh nafsu, aku di lahir kan ketika finansial keluarga ku sedang memburuk, mereka menganggapku pembawa sial bahkan luka luka lebam tak pernah sembuh dan selalu terlihat di badan ku, aku anak tunggal di keluarga ku padahal kata orang anak tunggal adalah anak emas... Namun aku berbeda, aku tak tau mengapa. Namaku shafana afira tapi nama ini adalah nama kesialan bagiku karna nama ini di berikan oleh orang jahat, orang gila, orang tua ku.
" Fana, SINI! KARNA LO SALAH LO HARUS DIDALEM KAMAR MANDI TANPA LAMPU SEHARIAN" ucap ibu sambil menarik tangan fana dengan keras.
" Fana salah a-apa, fana kan ga ada bikin salah " ucap fana ketakutan sembari meringkuk tubuhnya.
" HEBAT YA LO SEKARANG GA ADA NGERASA SALAH, SEMENJAK LO DALAM KANDUNGAN GUA LO ITU UDAH SALAH! " Ibu berteriak dengan keras lalu mengguyur air panas di tubuh fana.
Hari-hari ku berlalu seperti itu, tak terasa 1 tahun dua tahun dan sudah 6 tahun berlalu sekarang aku sudah berumur 17 tahun, tapi pada pagi hari saat ibu ku minum......
" HEH! LO MAU KEMANA LAGI ?! " kata sang ibu berkata kepada fana dengan heran dan membentak nya.
" I-ibu?, Fana cuman mau kesekolah , ini juga baru jam 6 pagi nanti fana pulang jam 5 sore b-bu.... " Fana nada gelisah dan ketakutan.
" HEH, MAU LO SEKOLAH, KERJA KELOMPOK, JALAN JALAN, GUA GA PERDULI POKOK NYA LO GA BOLEH KELUAR RUMAH ATAU LO MAU GA MAKAN 3 HARI KAYA KEMARIN?!! DAN JANGAN COBA COBA MANGGIL GUA IBU, ITU BUAT GUA MUAK!! " sang ibu dengan membentak seraya melemparkan gelas kaca kepada fana yang sedang berdiri di dekat pintu.
" T-ta-tapi, fana ga bisa ninggalin sekolah, n-nanti nilai fana bakal berkurang fa-na ga bisa dapetin beasiswa buat ku- " fana ingin melanjutkan perkataan nya namun sang ayah tiba tiba datang lalu menarik lengannya sekeras mungkin.
" APA ? APA MAKSUD LO? LO ITU CUMAN ANAK BEBAN GA TAU DIRI PAKE MAU KULIAH SEGALA?! GA USAH NYUSAHIN DEH, OTAK TU DIPAKE DASAR BODOH! " Ungkap sang ayah, tanpa rasa bersalah sambil memukul fana tanpa ampun.
" Y-yah lepasin lengan fana, s-sakit yah, ma-maafin aku yah, fana minta m..a..af..... " Ujar nya dengan mata berkaca-kaca menahan tangisnya.
" Pfftth, rasain tuh dasar Lo anak bodoh " kata sang ibu.
Tapi sayang, ayah ku tak mempunyai hati nurani! Hingga apapun yang aku katakan tak di dengar oleh ayah ku ataupun ibu ku, jadi mereka selalu memukuli ku entah aku sudah berlumuran darah, luka lebam, menangis sesenggukan di mata orang tuaku aku hanyalah pengganggu, bahkan yang aku "sebut ayah ibu" mereka tak segan-segan menyiram ku dengan air panas yang baru mendidih di telapak tangan ku bila aku berbuat salah.
Besokkan harinya
Hari ini aku mau kesekolah lagi, meskipun ga Ingin sekolah, aku hanya ingin melanjutkan pendidikan ku dengan baik, namun sayang nya lagi-lagi aku ga mengerti mengapa mereka (orang disekolah) selalu menatap ku dengan mata yang tajam dan menjijikan seolah olah aku telah berbuat kesalahan besar dengan mereka, tapi syukur nya aku mempunyai satu teman, namanya Geisha , dia sangat baik dengan ku dia selalu menemaniku saat aku di bully, dan selalu menyapaku dengan ceria ketika melihat ku seperti hal nya...
" Wah Weh FAAANAAA FANAAAAA!! kamu hari ini kesekolah ya yeeaayyy aku ketemu fanaaa, kamu gimana hari ini ? Kalo ada masalah jangan di Pendem yaa cerita aja sama aku, aku pasti ada buat kamu kok, nanti malah sakit kalo di Pendem, Aayyyyoooo cerita! Kalo kamu ga mau gapapa kok aku ga maksa, tapi kalau ada yang nyakitin cerita yaa " kata Geisha dengan ceria sembari melambaikan tangan nya untuk di lihat oleh fana.
" Kamu kaya biasa ya energi kamu menyebar, tapi aku gapapa, cuman kena goresan dikit kok " sambil sedikit tersenyum halus.
" Okeeewwyyyyy, aku tunggu ya kalau kamu cerita, love u buat fanaaa " tersenyum polos ceria.
Di sini aku cuman mau jelasin Geisha itu gimana, dia itu orang nya selalu ceria jarang keliatan sedih terus semua orang juga suka sama dia Geisha itu anaak tunggal seperti ku tapi kami sangatlah jauh berbeda, Geisha adalah salah satu Anak konglomerat di kotaku dia bukan anak sombong terlihat dari bagaimana caranya dia bersikap, bertutur kata dan tidak membeda beda kan orang di sekitarnya bahkan sampai dia mau berteman dengan ku, makanya terkadang aku cerita tentang apa yang aku alami sama dia, untung nya dia selalu ngertiin aku. Nama lengkap Geisha itu adalah Geisha liera Hyersa, Hyersa adalah marga keluarga nya dia juga berumur 17 tahun seperti ku dia mempunyai hobi melukis.
" Ah ga kerasa udah jam 04:40 sore aja, bentar lagi pulang aku harus siap siap dulu (sambil membersihkan meja dan merapikan buku) " dalam hati fana.
"Eeehhhh udah mau pulang aja? Lo lupa ya, hari ini Lo belom ngelapin sepatu gua HAHAHA!! " Sambil menendang badan fana dengan keras sehingga pada saat fana membungkuk untuk mengambil buku fana malah terjatuh akibat tendangan mereka.
" HAHAHA "
" HAHAHA "
Ujar para pembully dengan riang.
" LOH, STOP STOP! ADA APA NIH, FANA SALAH APA SIH SAMA KALIAN? KALIAN KOK JAHAT BANGET SIH SAMA FANA, KALIAN MIKIR GA SI SAMA PERBUATAN KALIAN ITU?!!! " ucap Geisha dengan marah tapi tetap terlihat tenang.
" Uuuu Atut bingitss, ga seru, ga seruuu ada pahlawan haha! " Setelah mengatakan itu para pembully pun pergi seraya menendang meja dana.
" Fan... Kamu baik baik aja??? Ada yang sakit? " Kata Geisha dengan khawatir takut luka di badan fana bertambah parah sambil memegang pundak fana dengan kedua lengan nya.
" Ah enggak, ga apa cuman lecet dikit aja, lebih parah di rumah di banding ini haha, ini mah ga ada apa apanya " ucap fana dengan menenangkan Geisha.
" Hmm, ya udah kalo gitu sini aku bantuin berdiri, kamu bisa berdiri ? Kamu pulang gimana? Kalo kamu jalan kaki nanti bakal susah takut nya kamu bakal pingsan di jalan, aku anterin aja ya nanti aku panggil supir aku " katanya Geisha karna terlalu khawatir jika hal buruk menimpa fana.
" Aku beneran gapapa, aku pulang jalan kaki aja kamu ga usah repot-repot, makasih banyak yaa "
" Iya udah kalau gi-trriingg trriingg trriingg, ah bentar supir aku udah call aku, kamu gapapa aku tinggal ? " Sekali lagi dengan nada khawatir.
" Iya-iya-iya Geisha santai aja aku ga papa"
" Iya udah kalo gitu dadaahhh aku pulang dulu ya faaannn "
.........................
" Loh! Sekarang udah jam 05:52 ? Astagaa aku bakal di pukulin lagi kalo kaya gini, aduhh aku harus cepet cepet pulang " fana khawatir jikalau dia akan terlambat sampai rumah.
ucap fana sewaktu masih di sekolah.
Tak lama setelah itu aku pun sudah sampai di depan rumah, namun yang aku dengar saat aku sudah sampai di rumah bukanlah kata sambut atas kedatangan ku, melainkan....
" HEH LO GILA YA? BISA-BISANYA NGEBIARIN TU ANAK SEKOLAH! " ucap ayah.
" BUKAN GUA YANG NGEBIARIN TU ANAK SEKOLAH, TAPI DIA LANGSUNG PERGI WAKTU GUA TIDUR, LAGIAN WAKTU ITU LU KAN MASIH MABOK JADI LU KAGA SADAR!! "
" Haduh mereka masih adu mulut aja, mendingan aku lewat jendela kamar aja deh " dalam hati fana.
" Mana si tu anak, jangan jangan udah masuk kamar lagi, awas aja Lo kalo sampe ketemu " sang ayah sambil memegang sabuk.
" J-jangan-jangan ayah udah sadar aku pulang, aku harus sembunyi di mana.... Oh iya aku masuk lemari aja "
Ayah fana sambil memegang sabuk pun masuk ke kamar fana dan mencari keberadaan fana, ayah nya melihat ke kolong tempat tidur tidak menemukan fana sampai akhirnya ...
" TERNYATA LO DI SINI YA DASAR ANAK SETAN! SINI LO, LO HARUS GUA HUKUM "
" Aya-h maafkan fana yah, fana janji ga se-mbunyi lagi-i hiks hiks hiks " menangis cegukan.
" Lo bisa diem kaga? BERISIK TAU GA! Atau Lo mau di tambahin 100 kali lagi?!! " Ujar ayah.
" Hhhee'eehh he'ehm " menangis sambil menutup mulut.
" Udah puas belum Lo cambuk dia ? Gua bawa air panas nih haha " Tutur ibu dengan santai.
.............................
Apakah kalian bertanya mengapa aku tidak kabur? Aku takut, aku tidak tau bagaimana caranya karna mereka selalu tau cara menangkap ku kembali, aku tidak tau, aku ingin bebas dari sangkar ini tapi bagaimana? Sangkar ini terlalu kuat.....
Besoknya aku di ajak oleh Geisha untuk mendaki bersama keluarga nya, aku tidak tau mengapa Geisha terlalu tulus padaku, mengapa dia ingin berteman dengan ku meskipun tahu bahwa aku mempunyai masa yang kelam.
Geisha pun mendekatiku dari hulu berlawanan dengan tempat dudukku yang berada di paling pojok dan dekat jendela.
" Eh fan, kamu mau ikut liburan ke bukit sama keluarga aku ga? Soalnya ada banyak mobil nanti ikut ke bukit karna isinya rata rata bodyguard aku tapi kita naik bukit nya jalan kok, ga pake mobil hehe, ada beberapa mobil yg kosong kamu mau ikut? " Tanya Geisha.
" Hmmm, apa ga papa?..... " Tanyanya dengan ragu.
"Ga papa banget, kamu ga enak ya? Santai aja keluarga aku orang nya ga serem serem kok mereka baik, nanti kita nginep nya ga pake tenda soal nya di sana ada penginapan lumayan gede gitu kita nginep nya cuman tiga hari kok, kamu ikut yaaa nanti aku malah ga ada temen, plisss " kata Geisha dengan membujukku untuk ikut.
" Yaudah nanti aku ikut sambil belajar di sana " sambil tersenyum halus.
Tanpa ku sadari ternyata aku sudah sampai di penginapan bukit itu, aku pun mengobrol dengan Geisha sambil belajar di teras penginapan beralas kain di temani malam yang sejuk dan segar, dia terlalu lucu dan sangat ceria sampai sampai aku tak sadar bahwa aku tertawa dengan bebas.
" Bulan nya indah ya fan, aku harap nanti aku bisa jadi bulan nya buat hidup kamu hehe "sambil menatap fana dengan sedih dan rambut nya yang terkibas oleh angin sepoi-sepoi.
" Iya ya, tapi tanpa kamu bilang gitu kamu udah jadi bintang dan bulan nya aku, kamu selalu ada waktu aku sedang terpuruk, makasih ya " dengan perasaan terharu dan matanya yang sedikit berair .
" FFA-FANHWAAAAA AAAAA "Geisha menangis tersedu-sedu.
" Sekarang udah malem, ayo tidur sha "
" Hiks-hiks Iywaa fann "masih menangis.
Tak terasa hari ke-3 sudah lewat, sekarang waktu nya pulang.
" Hati hati fan nanti kamu jatuh, ini agak terjal ya dari pada pas kita naik "Geisha dengan khawatir.
" Iya y- T-TOLOONGGG SHAAaaaaa...... " fana terpeleset karena batu yang licin saat menuruni bukit lalu ia pun terjatuh.
" FANAAAAAAAAA huhuhu " Geisha pun menangis merasa bersalah karena tidak sempat menggenggam lengan fana.
"T-tolong telpon 911"
"Ayo cepat telpon ambulans"
"AAaaakkskkkk"
"Huhuhuuu enggak enggak enggak"
Semua orang ribut.
Disisi lain (fana)
Ya Tuhan sakit banget, aku ga bisa gerak, aku harus tetep sadar.....
Tapiii... Ini terlalu berat, aku udah ngantuk...
Aku salah apa? Kenapa aku harus ngerasain ini semua? Apa yang aku lakukan sehingga harus berakhir seperti ini...
Ya Tuhan aku ga terima.....
.................................
Di rumah.
" Tu anak beban mana lagi dah, udah jam segini belom nongol, jangan jangan kabur lagi tu anak " ujar ayah
" Iya kaya elo dulu suka keluyuran padahal ada bini di rumah " celetuk ibu.
" LO GA CAPE APA NYARI RIBUT MULU ? GUA KELUYURAN YA ITU KARNA LO NGEBOSENIN, JELEK PULA HAHA, MIKIR!! " Dengan kerasnya ayah berteriak.
" HAH? LO BILANG KE ANAK LO GA TAU DIRI TAPI LO NYA GA TAU DIRI ? LO ITU JELEK, KALO DULU LO KAGA KAYA GA BAKAL GUA MAU NIKAH AMA LO TAPI SEKARANG MALAH MISKIN, BERSYUKUR KARNA GUA MASIH MAU AMA LAKI PENGANGGURAN, JELEK KAYA ELO! "
Karna terlalu berdebat mulut mereka jadi tidak mendengar jika ada yang mengetuk pintu....
Tok.. tok.. tok...
" Permisi pak bu " kata orang yang tidak mereka kenal.
" Ya, Siapa kok rame rame Dateng rumah saya " Kata ayah.
" Maaf sebelumnya, apa benar ini rumah nya shafana afira dari sekolah S************* ? "
"Iya, ada apa ? Tu anak buat kesalahan apa lagi ? Emang tu anak harus di didik lagi! " Kata ibu.
" Shafana kami temukan meninggal dunia karena terjatuh saat pendakian di bukit *****, mohon yang sabar ya buk, pak "
" Oh gitu aja? Ya udah si gua ga perduli, syukur dia udah mati jadi berkurang beban gua " ucap ayah dengan kesenangan.
" Berita ga penting gitu malah di kasih tau, gua kira dapet uang kaget hadeh, bodo amat lah kalo lu mau ngurusin tu mayat, Sono gw kaga perduli " ujar ibu.
.......................................
Geisha waktu di rumah
"PFffttt HA HA HA DASAR FANA BODOH, BISA BISA NYA DIA SEBODOH ITU NGIRA GUA BAIK BANGET, huh! dari awal juga gua yang sebarin gosip kalau orang tua nya kasar sama dia, supaya orang orang jadi ga suka sama dia terus beranggapan kalau gua orang yang paling tulus di hidup dia haha, lagian gua juga yang bayar orang buat bully dia, kesian banget ya haha lucu banget hidup dia " ucap Geisha.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu ternyata itu adalah pembantu Geisha.
" Non, Non gapapa non? Non masih shock ya..." ucap pembantu seraya membuka pintu kamar geisha.
" Gapapa mbak hiks hiks" ucap Geisha sembari menangis tersedu-sedu.
" Yang sabar ya non, saya turut sedih " Tutur pembantunya seraya mengelus punggu Geisha.
" I-ya mbak... " Sambil menangis.
~ TAMAT ~