Setelah tiga tahun menikah, mereka terjerat dalam hubungan yang rumit.
Saat berakting, mereka berpelukan dan berciuman. Saat wawancara, mereka mengucapkan kata-kata romantis yang ambigu.
Netizen mengatakan bahwa aku adalah pengganti yang malang.
Aku tidak pernah marah. Aku hanya tersenyum dan membantu dia mengklarifikasi setiap skandal.
Hingga suatu hari, tanpa diduga aku hamil. Aku pun diam-diam melakukan aborsi tanpa memberi tahu dia.
Dia sangat marah. Dia menginterogasiku dengan sengit untuk bertanya alasannya.
Dengan lembut, aku menyentuh alisnya. Kemudian, menjawab dengan tenang. "Karena aku tidak mencintaimu."
Karena orang yang aku cintai adalah mendiang kakaknya.
1
Seluruh dunia tahu bahwa Reynold menikahiku untuk membuat Karin cemburu.
Mereka putus sebelum menikah. Alhasil, Karin pun pergi ke luar negeri dengan marah.
Alih-alih membujuknya, Reynold malah memilih menikahiku.
Aku mengenakan gaun pengantin yang bukan milikku dan menikah dengan pria yang tidak mencintaiku.
Semua orang mengatakan bahwa ketika Karin kembali, Reynold akan meninggalkanku.
Namun, pada tahun ketiga pernikahan kami, Reynold sepertinya mulai menyukaiku.
Dia akan membuatkan sarapan untukku, membujukku untuk bangun, dan mencium bibirku saat aku bertingkah manja.
Selama saat-saat termanis, kami saling bergumul dengan penuh gairah.
Kami layaknya pasangan suami istri biasa yang sedang jatuh cinta.
Hingga suatu hari aku benar-benar hamil. Sebelum aku sempat memberi tahu Reynold, Karin kembali.
Pada hari itu, mereka berbaikan.
2
Pada hari Karin kembali ke negara ini, ada acara reuni teman sekelas.
Kabarnya, keluarganya bangkrut sehingga dia mencari orang untuk meminjam uang di mana-mana.
Ketika Reynold membawaku masuk ke dalam ruangan, dia melihat teman sekelas pria kaya menuangkan minuman untuk Karin.
Ketika dia melihat Reynold datang, tiba-tiba dia terlihat panik. Mungkin karena merasa malu, dia buru-buru menundukkan kepala.
Reynold meliriknya dengan dingin dan berbicara dengan sinis. "Berhenti menggangguku."
Dengan sebatang rokok di mulutnya, dia bersandar di bahuku dan melanjutkan, "Kalau ada yang berani membuat istriku tidak bahagia, diam dan pergi dari sini.
Tidak ada yang tahu. Kalau bukan karena kemunculan Karin yang tiba-tiba, Reynold sebenarnya tidak akan datang hari ini.
Pria yang baru saja memaksa Karin minum alkohol, meletakkan tangannya di bahunya dan meraba-raba tubuhnya.
Dia bertanya padanya, "Apa yang harus kita lakukan? Sepertinya si aktor terkenal Reynold tidak menginginkanmu lagi. Tapi, tidak masalah. Kalau dia tidak menginginkanmu, aku menginginkanmu."
"Kalau kamu bersedia melepaskan pakaianmu dan memuaskan aku di ranjang, aku akan memberimu uang jajan."
"Bagaimana dengan itu?"
Reynold menghancurkan rokok di tangannya. Dia merasa kesal di lubuk hatinya sehingga ekspresinya menjadi dingin.
Dia masih peduli.
Karin berbisik, "Aku tidak mau."
"Di kehidupan ini, aku hanya mencintai satu orang. Sekalipun dia tidak menginginkanku, aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhku."
Ketika Karin hendak pergi, Reynold akhirnya tidak bisa berpura-pura lagi.
Dia berjalan beberapa langkah, lalu menendang pria yang sedang merangkul Karin ke lantai.
Dia menekan pria itu dan mulai memukulinya.
Ada yang merekam video. Jadi, aku buru-buru menarik lengan Reynold dan berusaha menghentikannya
Dia berbalik dan bertanya dengan dingin, "Siapa kamu berhak mengaturku?"
Karin berlari menghampirinya dan memeluknya. Sambil menangis, dia berkata, "Aku sangat takut tadi. Kupikir kamu benar-benar tidak menginginkanku lagi ...."
Reynold tidak mendorongnya.
Dia memeluknya erat dalam dekapannya, tampak melindunginya dengan aman.
Semua orang menyaksikan saat dia membawa Karin pergi.
Meninggalkan aku sendirian di belakang.
3
Malam itu, Reynold tidak pulang ke rumah.
Pada dini hari, Karin mengirimkan posting Twitter yang mengatakan. "Kamu bilang kamu tidak akan pernah memegang tangan orang lain lagi."
Foto yang terlampir adalah gambar tangan yang saling berpegangan.
Jelas, aku adalah orang yang tangannya tidak akan dia pegang lagi.
Sepuluh menit kemudian, posting Twitter itu melesat naik ke daftar pencarian populer.
Reynold dan aku memiliki banyak kontrak iklan sebagai pasangan. Denda pelanggaran kontrak tersebut sangatlah besar. Oleh sebab itu, kami paling takut terjadi skandal.
Manajer kami tidak bisa menghubungi Reynold sehingga dia hanya bisa meneleponku. Dia menyuruhku memikirkan cara untuk menipu netizen dengan mengatakan bahwa aku sedang bersama Reynold.
Aku melihat-lihat album foto. Seketika aku baru menyadari kalau hanya ada sedikit sekali fotoku bersama Reynold.
Pada akhirnya, aku mengunggah foto yang sudah lama. Reynold tampak sedang duduk di bawah lampu meja sambil membaca buku. Cahaya redup meneranginya. Dia sangat mirip dengan orang yang sering muncul dalam mimpiku dan membuatku menangis.
Semua orang menghujat Karin karena tidak tahu malu dan mencari sensasi.
Hingga beberapa menit kemudian, Reynold membagikan ulang posting Twitter Karin.
Di bawah foto mereka yang saling berpegangan tangan, dia berkata, "Ini aku."
Dia dengan terang-terangan mengakui fakta bahwa mereka bersama dan menyanggah klarifikasi yang aku buat sendiri.
Sekali lagi, dia memilih Karin dan meninggalkanku.
Aku menghapus semua informasi tentangnya dari ponselku.
Aku ingin bercerai.
4
Keesokan paginya, perusahaan kembali meneleponku untuk menangani krisis skandal yang melibatkan Reynold.
Sayangnya, begitu aku tiba, aku bertemu dengan Karin.
Mungkin karena Reynold tidak ingin Karin sendirian, dia membawanya bersama.
Dia memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tiba-tiba, dia terfokus pada cincin di jariku.
Sambil tersenyum, dia berkata, "Kak Alisa, kamu memakai cincin pernikahanku. Sudah waktunya untuk mengembalikannya kepadaku."
Sambil berbicara, dia mencoba meraih tangaku. Aku pun kesal hingga aku mengayunkan tanganku. Tanpa sengaja, aku mengenai wajahnya. Karin tiba-tiba mengayunkan tasnya ke arahku. Logam di tas tersebut menggores keningku hingga berdarah.
Aku mengangkat tanganku untuk membalasnya, tetapi seseorang menahan pergelangan tanganku dari belakang.
Reynold tiba-tiba muncul sambil memperingatkanku dengan dingin. "Alisa, kalau kamu berani menyentuhnya, lihat apa yang akan terjadi."
Mata Karin berkaca-kaca. Setiap kali dia menangis, Reynold akan merasa kasihan padanya.
Tiba-tiba, aku merasa iri pada Karin.
Sebenarnya aku juga sering menangis. Namun, orang yang dulunya kasihan padaku sudah tidak ada lagi.
Tanpa sadar aku menyentuh perutku.
Di dalam perutku, ada seorang anak yang baru tumbuh. Reynold tersenyum. Dia melewatiku dengan santai tanpa sedikit pun emosi dan berbicara dengan tenang.
"Mungkin aku memang menyukai Alisa, tetapi Karin sudah kembali."
Aku melepas cincin di jari manisku. Cincin yang memang bukan milikku, aku kembalikan pada Reynold.
Karin mengulurkan tangan dan merebut cincin tersebut.
Dia menyematkan cincin itu di jarinya sendiri dan merasa agak ketat.
Senyumnya memudar sejenak. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk membuang cincin tersebut ke tempat sampah.
5
Aku sudah lama mengonsumsi obat dan kondisi kesehatanku tidak baik. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan janin. Kehamilan ini adalah kecelakaan. Selain itu, dokter menyarankan aku untuk menggugurkan kandungan.
Aku juga tidak ingin terus terlibat dengan Reynold karena anak ini.
Sebelum prosedur aborsi, aku pindah dari rumah untuk menghindari bertemu dengannya. Jadi, dia tidak akan menimbulkan masalah untukku.
Meskipun, Reynold mungkin ... sama sekali tidak peduli.
Tina mengirimiku sebuah video.
Ini di sebuah pelelangan. Reynold tampak memberikan cincin berlian yang indah kepada Karin. Karin yang bahagia melemparkan diri ke dalam pelukannya.
Sehari sebelum aborsi, aku tiba-tiba merasa sangat cemas.
Aku ingat bahwa sebelum ibuku meninggal, dia memintaku untuk mengambil liontin giok yang biasa dia bawa untuk berdoa. Liontin itu masih tersimpan dalam brankas di rumah. Jadi, aku berencana pulang untuk mengambilnya.
Aku tiba di rumah.
Namun, aku mendapati kode pintu sudah diganti.
Aku berdiri di depan pintu rumahku dan tidak bisa masuk. Tiba-tiba, aku merasa sangat malu.
Kode itu adalah tanggal ulang tahun Karin.
Di dalam rumah, semua jejak kehidupanku sudah dihapus.
Foto pernikahanku dan Reynold di lemari TV diganti dengan fotonya bersama Karin.
Tanaman sukulen yang aku pelihara dibuang bersama dengan potnya. Ruang belajarku juga telah menjadi ruang piano milik Karin.
Brankas berada di bagian bawah. Aku menekan sidik jariku. Tanganku gemetar saat mengeluarkan semua perhiasan, uang tunai, dan dokumen di dalamnya.
Namun, tidak peduli seberapa lama aku mencari, aku tidak dapat menemukan liontin giok peninggalan ibuku.
Liontin itu adalah satu-satunya barang yang ibuku tinggalkan untukku.
Karin juga tahu tentang hal ini. Oleh karena itu, dia membuangnya.
6
Karin selalu membenciku dan ibuku.
Saat kami sekolah, ibuku bekerja sebagai pembantu di rumah Reynold.
Karin mengikuti orang tuanya ke rumah Reynold untuk bermain. Saat pertama bertemu, orang tua Reynold memperkenalkan aku kepada mereka.
Mereka berkata bahwa aku patuh, berperilaku baik, rajin belajar, dan cerdas.
Namun, di belakangku, dia berkata, "Apa gunanya pandai belajar? Kamu hanya akan bekerja untuk kami setelah bersusah payah lulus dari universitas."
Karin akan tertawa dan memanggil ibuku pelacur dalam bahasa Inggris. Sementara ibuku yang tidak mengerti tetap memuji kecantikan dan keimutan Karin. Bahkan, ibuku memberikan dia camilan kering yang dibuat sendiri.
Karin akan berbalik dan membuang camilan tersebut ke tempat sampah. Kemudian, mencemooh ibuku dengan mengatakan, "Baunya busuk sekali. Bahkan, anjing pun tidak akan memakannya."
Ibuku tidak tahu harus berbuat apa. Wajahnya merah karena malu. Dia hanya bisa menunduk dan membuat semua orang di sekitarnya tertawa terbahak-bahak.
Aku melepas tas sekolahku dan bergegas menarik rambut Karin.
Ibuku melihat aku dipukuli sehingga dia berlari melindungiku di belakang. Namun, dia ditendang oleh teman Karin.
Tendangan tersebut menyebabkan banyak darah tiba-tiba mengalir dari tubuh ibuku.
Hari itu, ibuku didiagnosis menderita kanker rahim. Sel-sel kanker yang mengerikan itu muncul secara diam-diam. Kemudian, pelan-pelan merenggut nyawa ibuku.
Ibuku diam-diam memberiku liontin giok itu sebelum meninggal. Dia pergi ke Gunung Garda untuk berdoa. Di sana dia bersujud dan mengucapkan permohonan untukku.
Saat aku masih kecil, aku menderita penyakit serius. Ibuku pergi ke Gunung Garda untuk berdoa demi kesembuhanku.
Dia berjanji dengan bersumpah bahwa dia bersedia menukar separuh umurnya untuk kesehatan dan keselamatanku.
Kemudian, penyakitku sembuh.
Namun, Tuhan yang berkuasa mengambil ibuku.
7
Pukul dua dini hari, Reynold pulang bersama Karin.
Saat masuk, Karin memeluk leher Reynold sambil memohon dengan manja. "Reynold, malam ini tidurlah bersamaku, ya?"
Aku duduk di sofa dan melihat Karin bertingkah tidak tahu malu.
Tatapan Reynold tertuju kepadaku.
Karin terkejut sejenak. Dia berbalik untuk melihatku. Dia tersenyum untuk memprovokasi.
Aku minum sedikit alkohol dan merasa mabuk. Dengan malas aku berdiri dan menghampirinya.
Aku langsung bertanya, "Di mana liontin giokku?"
Karin berkedip dengan gugup. "Saat aku merapikan barang-barang, aku tidak sengaja menjatuhkannya dan pecah. Kelihatannya tidak berharga. Jadi, aku membuangnya."
Air mataku langsung luruh. Seketika kaki dan tanganku menjadi dingin, bibirku juga tidak bisa berhenti gemetar.
Pikiranku penuh dengan sore hari saat ibuku meninggal. Dia memelukku erat sambil mengusap air mataku berulang kali.
Dia berkata bahwa dia telah membuat kesepakatan dengan Tuhan.
"Selama liontin giok ini ada, ibu ada di sini."
Akuu melemparkan gelas berisi alkohol ke arah Karin. Gelas itu hancur di atas lantai marmer dan pecahan kaca tersebut melukai kakinya.
Dia menjadi ketakutan. Dia pun mundur dua langkah untuk bersembunyi di belakang Reynold.
Aku menarik kerah bajunya dan bertanya dengan histeris, "Di mana kamu membuangnya? Di mana kamu membuangnya!"
Reynold datang untuk menghalangiku, Aku menamparnya dan berteriak.
"Kita belum bercerai. Apa hakmu membawanya kemari? Apa hakmu membiarkannya menyentuh barang-barangku? Apa hakmu!"
Dia memelukku agak kasar, lalu mengelus rambutku. Dia pun melembutkan suaranya dan berkata dengan tegas, "Alisa, tenangkan dirimu."
"Ayo, aku akan menemani kamu mencarinya, oke?"
"Jangan menangis, aku sakit melihatmu seperti ini."
8
Karin membuang liontin giok milikku tadi pagi. Jadi, seharusnya masih belum dibuang.
Reynold mengantarku ke tempat pembuangan sampah. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dia menemaniku mencari di tumpukan sampah. Padahal, dia adalah orang yang terobsesi dengan kebersihan. Namun, sekarang dia tidak takut kotor atau bau.
Kami mencari dari senja hingga fajar, tetapi aku tetap tidak menemukannya.
Pasangan tua di tempat pembuangan sampah itu merasa kasihan kepadaku. Oleh sebab itu, mereka membantuku mencari bersama.
Akhirnya, ketika aku hampir putus asa, nenek itu memanggilku. "Nak, lihatlah ini. Apakah ini yang kamu cari?"
Dia memegang sebuah kotak kayu cendana yang berisi serpihan-serpihan liontin giok yang berserakan.
Itu memang liontin giok milikku, tetapi sudah benar-benar rusak.
Aku mencoba tersenyum. Namun, begitu bibirku bergerak, air mata luruh dengan deras.
Reynold mengulurkan tangannya dan memelukku. Kemudian, menghiburku dengan berkata "Jangan sedih. Aku akan mencari seseorang untuk memperbaikinya."
Aku mendorongnya sambil menggelengkan kepala. Aku berkata tidak apa-apa dan dia tidak perlu melakukannya.
Dia hampir menggertakkan giginya dan memarahiku, "Apakah kamu akan mati kalau kamu bergantung padaku sekali saja?"
9
Hari ini adalah jadwalku melakukan aborsi.
Di ulang tahun Karin, aku kehilangan ibu dan janin yang belum pernah aku temui.
Sebelum masuk ke ruang operasi, pengaruh bius mulai terasa.
Aku tenggelam dalam mimpi dan kenangan.
Tahun itu, aku berusia enam belas tahun. Dengan usahaku sendiri, aku diterima di salah satu SMA terbaik di negara ini.
Aku masuk ke sekolah yang sama dengan Karin, Reynold, dan anak laki-laki yang aku cintai.
Aku tidak mengerti kenapa Karin senang sekali menggangguku.
Aku pernah melawan. Para guru juga tahu tentang hal itu. Akan tetapi, mereka tidak bertindak apa-apa.
Tiba-tiba, seseorang membungkuk di atas mejaku dan menutupiku dengan bayangan.
Dia adalah kakak Reynold. Orang yang suka membuat onar dan tidak pandai belajar.
Awalnya, aku tidak terlalu menyukainya.
Namun, saat aku paling tidak berdaya, dia mengulurkan tangan untuk membantuku.
Aku kira mungkin karena dia memiliki luka-luka dari perkelahian dengan orang lain.
Keluarganya tidak peduli dengan alasan tersebut. Mereka hanya menghukum dan mencela dia.
Hanya ibuku yang diam-diam peduli padanya dan mengolesi luka-lukanya dengan obat.
Dia seperti membalas utang budi.
Ketika aku siuman dari bius, Tina sedang memegang tanganku.
Dia bertanya, "Ke mana anak laki-laki yang kamu cintai pergi?"
"Dia terbang bersama angin."
10
Aku mematikan ponselku dan menghilang dari dunia selama setengah bulan.
Menurut Tina, Reynold hampir gila karena mencariku.
Hal pertama yang aku lakukan setelah keluar dari rumah sakit adalah menemui dia dengan membawa surai cerai.
Dia hanya melihat sekilas surat cerai tersebut sebelum akhirnya melemparkannya ke meja. Kemudian, dia menatap perutku dan berkata perlahan, "Sebelum menikah, apa ada hal lain yang belum kita diskusikan?"
Aku tersenyum dan menjawab dengan tenang. "Aku menggugurkan kandungan. Jangan khawatir, kamu tidak punya tanggungan."
Dia menundukkan kepala, lalu mendadak tertawa.
"Aku khawatir kamu akan sedih. Jadi, aku berkeliling ke negara ini untuk mencari ahli yang bisa memperbaiki liontin giok itu. Tapi, inikah perlakuanmu kepadaku?"
Dia menark tanganku, lalu menekanku ke sofa dan memerangkapku di bawahnya. Dia lantas bertanya dengan marah, "Kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini? Bagaimana kamu tega melakukannya!"
Semua orang mengira aku sangat mencintai Reynold, termasuk dia sendiri.
Aku berkata dengan tenang kepadanya, "Reynold, orang yang aku cintai tidak pernah kamu. Kamu makin tidak mirip dengan dia. Mulai sekarang, kita tidak berutang satu sama lain ...."
11
Reynold tahu siapa yang aku maksud.
Air matanya tiba-tiba luruh dan membasahi pipiku.
Reynold yang sombong bahkan tidak menangis saat Karin pergi.
Namun, hari ini, dia menangis karena aku.
Ini sangat menggelikan dan memuakkan pada saat yang bersamaan.
Tiba-tiba, matanya menjadi merah. Pada saat itu, ekspresinya tampak menyedihkan.
"Apa kamu tahu? Aku sama sekali tidak bahagia saat memberikan cincin kepada Karin."
"Aku berusaha mencintainya seperti dulu, tetapi yang ada di pikiranku hanyalah dirimu."
"Ketika kamu menghilang, aku merasa gelisah hingga sering terbangun di tengah malam dengan panik."
"Alisa, kamu membuatku jatuh cinta padamu. Tapi, sekarang kamu bilang kita tidak berutang apa pun? Persetan dengan itu!"
Karin yang bersembunyi di dalam kamar dan menguping membuka pintu. Dia keluar dengan kebingungan dan berdiri di tengah ruang tamu dengan penampilan yang berantakan.
Sambil menahan isak tangis, dia bertanya dengan lirih, "Reynold, apa yang kamu katakan?"
12
Aku bertanya kepada Reynold, "Saat kita sekolah dulu, meski kita tidak sekelas, kamu pasti tahu bagaimana Karin menindasku, 'kan?"
"Kamu bisa mencoba meminta agar aku tidak bercerai. Tapi, ada satu syarat. Aku mau kamu mengambil kembali semua uang yang sudah kamu berikan untuk membayar utangnya."
"Sekarang, buatlah dia pergi dari sini."
Reynold mengerutkan kening. Dia menatap mataku dengan ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Maaf."
Dia selalu seperti ini. Mengatakan bahwa dia mencintaiku, tetapi saat membuat pilihan, dia selalu memihak Karin.
Sangat munafik.
Aku tersenyum dan menampar wajahnya.
Setelah itu, dia menghampiri Karin, memeluknya perlahan, dan menghiburnya dengan suara lembut. "Sayang, jangan takut. Ini salahku karena bicara sembarangan."
"Aku tidak menginginkan orang lain. Aku berjanji tidak akan meninggalkan kamu."
Karin memukul bahu Reynold dan menangis pilu. Akan tetapi, dia tetap memeluk leher Reynold dengan erat seolah takut melepaskannya.
Melihat ketakutannya, hatiku benar-benar merasa puas.
13
Pada hari perceraianku dengan Reynold, Karin juga hadir.
Dia memegang erat tangan Reynold. Mungkin dia takut aku akan memberinya obat hipnotis dan mencurinya. Ketika kami mendapatkan surat cerai, Karin jelas merasa lega.
Ketika Reynold pergi mengambil mobil, dia kembali memprovokasiku.
"Saat kami sedang berselisih, kamu menjadi Nyonya Reynold selama tiga tahun. Anggaplah itu sebagai hadiahku untukmu."
AKu mendekatkan bibir ke telinganya dan berbisik kepadanya sambil tersenyum, "Karin, aku punya bukti kejahatanmu."
Dia terkejut. Wajahnya langsung berubah panik.
Aku menatapnya dengan puas dan melanjutkan. "Tapi, jangan khawatir. Aku tidak sekejam kamu."
"Aku tidak ingin kamu mati. Aku hanya ingin kamu hidup dalam penderitaan yang lebih buruk dari kematian."
Setelah kami secara resmi mengumumkan perceraian, label perselingkuhan Reynold tidak dapat dihapus.
Namun, hal itu tidak mengganggunya.
Dia adalah seorang selebriti pria dan juga aktor terkenal. Skandal semacam ini tidak terlalu memengaruhi karirnya.
Dia mulai membawa Karin ke berbagai acara publik. Perlahan-lahan memulihkan citranya dan membuka jalan baginya untuk berakting.
Ketika kami kembali bertemu, Karin telah menyelesaikan syuting film produksi besar dan membuat kemunculan yang sukses.
Karin tiba-tiba memanggilku, lalu mengeluarkan kartu undangan dari tasnya.
"Kak Alisa, aku lupa memberi tahu kamu. Aku akan menikah dengan Reynold pada bulan Oktober. Aku harap kamu bisa datang."
Alis Reynold berkerut dan dia menatapnya dengan lembut.
Aku berbalik dan pergi sambil membuang kartu undangan ke dalam tempat sampah.
Tuan Reynold dan Nona Karin.
Aku harap kalian memiliki pernikahan yang tidak akan pernah kalian lupakan seumur hidup.
14
Aku menghitung hari untuk menunggu hari pernikahan mereka.
Aku ingin mereka berdiri terbuka di hadapan dunia sebagai suami istri. Bersatu dalam hidup dan mati, kemudian hancur bersama.
Setelah reuni teman sekelas tempo hari, aku menerima video dari anonim.
Aku tidak tahu siapa teman sekelas lama itu, tetapi dia memberi tahu aku. "Kematian Reynald bukanlah bunuh diri."
"Maaf, sebelumnya aku tidak berani memberi tahu kamu karena aku takut pembalasan dari Karin."
Reynald. Sudah lama sekali sejak aku mendengar seseorang menyebut namanya.
Malam itu, aku berulang kali menonton video tersebut. Akhirnya aku mengetahui apa yang terjadi pada hari dia jatuh dari atap. Hari itu aku berencana mengungkapkan perasaanku kepadanya. Sekarang akhirnya aku mengetahui alasan di balik kematiannya.
Ternyata, karena aku.
15
Akhirnya tiba hari pernikahan Reynold dan Karin. Aku menunggu di depan siaran langsung karena takut melewatkan ekspresi kebahagiaan mereka.
Di hadapan saksi seorang pendeta, mereka saling mengungkapkan perasaan. Bersumpah untuk saling setia selamanya, baik dalam suka maupun duka hingga maut memisahkan.
Namun, kemudian terjadi kekacauan.
Tiba-tiba, muncul sebuah video di internet yang menyebar luas. Latar belakangnya berada di atap sekolah kami.
Ada dua orang yang terlihat jelas dalam video tersebut. Pertama, wajah Karin yang masih muda. Kedua, seorang pemuda yang mirip dengan Reynold.
Gadis itu menangis sambil bertanya kepada pemuda tersebut, "Apa kamu lebih memilih melihatku mati daripada bersamaku?"
Setelah jeda yang lama, tiba-tiba dia tertawa dan melompat dari atap. Sambil mengangkat bahu, dia berkata, "Seleramu benar-benar payah. Tahukah kamu berapa banyak orang yang menyukaiku?"
"Kamu hanya anak yang paling tidak disukai dalam keluarga Wijaya. Apa yang kamu bisa bandingkan denganku? Aku memberimu muka, tetapi kamu malah tidak menghargainya."
"Kamu ingin melihat foto telanjang Alisa, 'kan? Baiklah, datanglah dan ambil sendiri."
"Kalau kamu tidak bisa mendapatkannya, jangan salahkan aku karena menyebarkannya. Semua pria di dunia akan melihat betapa rendahnya dia."
Dia mengeluarkan kartu memori dari sakunya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
Saat pemuda itu berlari mendekatinya, tiba-tiba dia berjongkok.
Pada hari itu, atap sangat licin dan angin bertiup sangat kencang.
Pemuda itu akhirnya berubah menjadi kupu-kupu. Setelah hinggap sebentar, dia terbang terbawa angin.
Aku masih ingat hari itu sudah gelap. Dia mengusap rambutku dan memintaku untuk menunggunya pulang bersamanya sepulang sekolah.
Sambil menyentuh surat cinta yang sudah aku tulis di dalam laci meja, aku mengangguk dengan wajah merona merah.
Namun, dia tidak pernah kembali setelah pergi.
Surat cinta itu masih tersimpan dengan baik di tas sekolahku.
16
Dalam siaran langsung, seseorang menghentikan prosesi pernikahan. Kemudian, menunjukkan ponselnya kepada Reynold.
Wajah Karin berubah pucat pasi. Dia meraih kerah Reynold sambil menangis. "Jangan lihat, jangan lihat. Reynold, itu tidak benar."
Reynold mendorongnya ke lantai. Jepit rambut berlian miliknya pun terjatuh sehingga rambutnya menjadi berantakan.
Riasan di wajahnya juga berantakan.
Pernikahan besar yang sudah lama dia nantikan berubah menjadi pemakaman yang megah.
Benar-benar sebuah pemandangan yang menyedihkan. Namun, membuatku merasa lega.
Karin, ketika aku mengatakan aku ingin kamu menderita, itu bukan hanya omong kosong.
Karin telah menyebabkan dampak buruk pada masyarakat. Pada hari penangkapannya, wajahnya terlihat kusut dan berusaha menghindari kamera.
Dia dijatuhi hukuman penjara selama bertahun-tahun.
Aku mendengar bahwa ada seseorang yang pernah dia aniaya secara kebetulan menjadi teman satu selnya.
Aku pikir orang itu akan mengurusnya dengan baik.
Reynold juga terkena imbas dari Karin. Dia diboikot di industri hiburan dan diusir dari keluarga Wijaya.
Selama bertahun-tahun, dia telah berjaya di dunia hiburan. Dia menciptakan banyak musuh hingga dia langsung dihadapkan pada pembalasan.
Pertama, masalah pajak besar-besaran yang dia hadapi terungkap. Akibatnya, uang miliknya diambil hingga habis.
Kemudian, beberapa orang mengikutinya dan terus-menerus mengganggunya.
Ada yang merekam video saat dia menjadi korban perampokan oleh sekelompok preman di jalanan Alnor. Ketika dia melawan, dia terkena tusukan.
Hidup atau matinya belum diketahui.
Dulu, orang tua Reynald tidak pernah peduli padanya. Bahkan, saat dia meninggal mereka sangat cuek.
Tiba-tiba, mereka muncul di depan kamera untuk pertunjukan. Mengatakan betapa berbaktinya Reynald. Meskipun dia memiliki temperamen yang buruk, dia memiliki karakter yang baik.
Air mata mereka terlihat tulus. Namun, mereka bahkan tidak tahu bunga kesukaan Reynald.
Mereka meletakkan banyak bunga krisan di depan batu nisannya. Aku harus pergi beberapa kali untuk menyingkirkannya.
Reynald sangat membenci bunga krisan. Dia sangat cerewet dan selalu mengatakan bahwa bunga krisan berbau tidak sedap.
Aku membersihkan rumah kecilnya untuknya. Kemudian, bersandar di sisinya untuk menemani dia berjemur di bawah sinar matahari.
Aku ingin berbicara dengannya.
Apa yang harus aku katakan?
Biar aku pikirkan.
Mungkin aku akan mengatakan sesuatu yang belum pernah kamu dengar. Aku menyukaimu.