Sekuat apa pun hati akan pada akhirnya dilakahkan oleh kebencian, sedalamnya kesabaran akan pada akhirnya munculnya pelepasan.
Entahlah mulai darimana yang harus kutulis. Mungkin kalian berfikir cerita apa ini. Inilah yang bisa kucerita tentang kisah hidup dalam berteman.
Aku tidak mengerti kenapa sebagian dari teman sekolahku tidak ingin berteman denganku. Mungkin karena aku tidak pintar, bukan gadis cantik, atau bisa saja karena aku bukan anak orang kaya. Yahhh aku pendiam jadi tidak mudah dipercaya untuk mengerjakannya tapi bolehkah aku jujur?, Insyaallah jika aku melakukan pekerjaan maka aku akan mengerjakannya dengan bersungguh-sungguh dengan sepenuh hati.
Aku memiliki seorang teman yang sudah aku anggap dia sebagai saudara. Dulunya aku sangat mempercayainya, bahkan tidak ada rahasia yang terpendam dalam hatiku maupun hidupku. Jujur! Kuakui dia orangnya baik hati. Satu tahun lebih aku dan dia selalu bersama, aku bahagia bisa menjadi temannya dan dia pernah mengatakan bahwa dia menganggapku bukan sebagai teman melainkan saudaranya. Tapi pada beberapa hari yang lalu aku dan dia tidak ingin saling berbicara karena ego kita masing-masing.
Karena aku dan dia bertengkar. Berulang-ulang aku pikirkan, aku bimbang entah bagaimana yang harus aku pilih. Alasanku bertahan karena ingat pepatah senior, kasihan jika aku keluar. Jika pada suatu hari ku memilih pilihan itu untuk keluar. Akan ruangan itu, sekolah itu sangat bersejarah bagiku dan memiliki cerita tentang hidupku. Dan haruskah kuputuskan persahabatan kita, jika itu terjadi anggaplah diriku telah mati.
Pada malam hari dia mengirim sebuah pesan. Pesan pertama “Intinya saya minta maaf jika selama ini ada hal yang tidak berkesan semenjak kita kenal atau bahkan semuanya tidak berkesan, saya mohon maaf atas hal itu”
Pesan kedua “Dan saya berterima kasih sebanyak banyaknya atas apa yang kamu berikan kepadaku selama kita kenal, hingga saat ini”
Pesan ketiga “Dan mungkin ini saatnya saya harus sadar bahwa kehadiranku hanya membuatmu pura pura bahagia, saya harus sadar bahwa kehadiranku telah membuat hidupmu jadi tidak bahagia”
Pesan keempat “Byee?, Makasih sekali lagi atas segalanya, dan maaf atas kelakuanku slama ini” Saya hanya melihatnya saja dan berkata “apakah sampai ini persahabatan kita berakhir” ucap dalam hati sambil meneteskan air mata.
Aku memilih untuk berfikir dalam dua minggu jika tidak ada respon dari dia. Maka mau tidak mau harus aku putuskan itu dan keluar dari itu dan memutuskan persahabatan kita.
Saat ini pada saat itu saya merasa kehilangan, merasa kehilangan teman. Dan masa yang dua tahun lalu akan datang lagi ke Kehidupanku, masa yang dua tahun lalu masa, aku kehilangan semua.
Mungkin ini yang tuhan tunjukan padaku, entahlah ini apa. Cobaan atau siksaan darinya kerena aku kurang bersujud padanya. Tapi aku selalu percaya menyakininya sepenuh hati tidak pernah ragu bahwa Allah selalu bersamaku. Sekarang aku sadar.
Cerpen Karangan: Nunung Nuka Blog / Facebook: Nurhayani Yahya Nuka Ini sebagian dari ceritaku. Ceritanya mungkin terlalu singkat, tapi inilah kisahku yang kualami dalam bersekolah. Dia yang aku maksudku itu namanya fani. Disekolah aku dan dia masuk organisasi yang sama saat pertemuan aku dan dia selalu bersama. Aku bimbang dan berfikir maksudnya bimbang karena ingin keluar dari organisasi tersebut dan berfikir dalam 2 minggu jika tidak ada respon dari fani aku putuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.