Saat kutermenung memandangi belahan langit biru yang luas. Aku merenung tentang sebuah hal yang ingin aku tanyakan. Apakah hakekat hidup itu? Itulah kata kata yang kutanyakan.
Namun ini bukan soal itu, tapi adalah persoalan Fira. Ya, dia adalah sahabatku sejak SMP. Ia sangat simple dan enteng artinya ia membuat gampang semua persoalan. Entah itu penting atau tidak.
Awalnya, Fira yang waktu itu sedang bimbang memikirkan soal perjodohannya dengan salah satu anak teman ayahnya. Fira yang masa itu sedang kuliah S1 harus terpaksa berhenti untuk menikah. Ini sebenarnya paksaan, bukan keinginannya melainkan keinginan orangtuanya. Alasannya ia harus berhenti kuliah adalah calon suami Fira adalah pengusaha kaya raya. Sehingga orangtua Fira percaya dengan calon suaminya.
Fira yang saat itu amat tertekan karena ini adalah kepupusan cerita cintanya dengan Hendri. Lelaki yang ia cintai sejak SMA Mereka sudah pacaran selama 4 tahun. Memang ini adalah tahun rencana pernikahan mereka, namun takdir tak bisa diubah. Takdir harus takdir. Fira yang cantik, putih, gadis ideal dan aktif. Ya, ia adalah gadis pujaan yang luar biasa di mata lelaki. Tapi hidupnya harus diakhiri dengan pernikahan dengan duda pengusaha kaya. Memang kaya tapi status duda yang Fira terangkan padaku adalah alasan utama bagi Fira. Pasalnya ia mengetahui bahwa istri terdahulu dikabarkan bercerai sebab perselingkuhan. Fira pun tak yakin dibuatnya.
Tapi apa yang harus diperbuat, ini adalah takdir Fira. Pernikahan Fira akhirnya terlaksana dan sekarang Fira menjadi istri dari seorang lelaki yang sah Namun setelah menikah, Fira dibawa suaminya ke Palembang untuk urusan pekerjaan. Sejak itu kami tak pernah bertemu lagi hanya kadang kadang berkomunikasi lewat ponsel. Sejak itu Fira mulai menjalani kehidupannya yang baru.
Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah 2 tahun Fira berumah tangga. Padahal seharusnya tahun ini adalah wisudanya. Dan juga dikabarkan jika Fira sudah mempunyai anak. Aku mengetahuinya dari ibunya waktu itu aku tak sengaja berjumpa. Ibunya juga berkata kalau Fira sudah pulang kembali ke Jakarta ke rumah orangtuanya. Aku kaget dan tersentak mendengarnya, ada apa sebenarnya? Lalu aku bertanya pada ibunya Dan ternyata Fira sudah bercerai sejak ia mengandung 9 bulan anaknya. Karena ia sudah tak betah dengan sikap suaminya yang ternyata keras dan pemarah. Ibunya juga bercerita saat Fira pulang ke Jakarta dengan perut buncitnya yang sudah waktu melahirkan. Ia pulang sendiri menggunakan kapal laut. Selama 5 hari ia berada di laut. Ibunya hanya bisa menangis dan bercerita terbata bata penuh air mata. Atas perjalanan hidup anaknya yang serumit ini.
Sekarang Fira telah kembali ke Jakarta. Aku menutuskan menjenguk Fira ke rumahnya sekaligus nengetahui kalau ia sudah melahirkan. Sesampainya di depan rumah Fira, aku tertegun melihat seorang ibu menggendong bayinya dengan tubuh kurus dan pucat. Aku langsung menyapa dari kejauhan, Fira nampaknya tahu bahwa aku datang. Ia langsung menyambutku dengan riang dan mempersilakan aku masuk. Tapi aku hanya di depan saja. Aku memandang Fira sambil menyapa akrab dan berbincang. Fira pun bercerita tentang dirinya yang pernah keguguran 2 kali sebelumnya karena tertekan dengan suaminya. Akhirnya Fira pun mengambil keputusan untuk bercerai dan kembali ke Jakarta.
Fira hanya bisa menitikkan air mata dan berkata padaku bahwa ia seharusnya tak menuruti perkataan orangtuannya untuk menikah. Ia menyesal menikah di usia dini walaupun dengan orang sekaya apa pun, tapi apa daya semua adalah jalan takdir Tuhan. Fira hanya bisa tersenyum mengusap air mata dengan menerima segala kenyataan pedih. Fira juga berkata dengan berat bahwa hidup adalah ujian dan tertakdirkan. Dan semua masalah yang awalnya tak berarti namun akhirnya amat meyakitkan hati.
Cerpen Karangan: Ayunidya Kaeshang Putri Blog / Facebook: Ayu Susilowati