Tahun-tahun yang lalu, kami menganggap kami adalah pria yang hebat. Kami membereskan semua dengan baik. Memberikan pelajaran untuk orang lain yang lebih buruk. Orang-orang seperti kami bahkan menyukai itu, ketika mata kami dipenuhi amarah dan hati kami penuh dengan kebencian. Hari ini aku berharap aku bisa menyebutnya dengan “Aku”.
Setiap kali melihat pada sebuah kaca dan menatap kedepannya, aku merasa malu pada wajah itu. Meskipun terus saja menolak, tetapi inilah kenyataannya. Aku terlalu menatap ke dalam diriku. Membiarkan banyak kebencian semakin membara. Hingga penyesalan kini tidak pernah mengering. Aku terbagi menjadi beberapa bagian dan beberapa itu berbeda satu sama lain. Bertahun-tahun aku hidup dalam kata “Kami”.
Aku terbuang dalam kasih sayang keluargaku. Walaupun aku tersenyum, tetapi hatiku hanya tersayat setiap waktu. Keadaan itu membuatku semakin berbeda.
Aku tidak menyadari, bahwa aku menyakiti semuanya dengan hatiku. Dalam amarah yang terus saja ada, salah satu dari kami mungkin membunuh dan menyakiti dengan sengaja bahkan dengan kebencian yang dimiliki, dia menghancurkan orang lain. Setiap kali aku mencoba membunuhnya, aku menyadari bahwa aku hanyalah membunuh diriku sendiri. Keadaan ini semakin memburuk ketika aku dan dia terlihat tidak sama lagi.
Kini, aku ingin mengakhiri semuanya. Aku hanya akan tinggal menghitung hari. Kesedihan dan semua kenangan buruk akan dikubur bersama-sama. Lebih baik aku tertidur paling dalam di hatiku daripada aku harus hidup menjadi orang yang jahat.
Pada semua kesalahan yang telah kami perbuat, kami sungguh minta maaf.
Aku sangat menyesal membiarkan banyak rasa kecewa tumbuh menjadi amarah dan menciptakan orang lain. Walaupun aku mungkin sulit untuk dimaafkan tetapi aku berharap kita semua tetap teman yang baik. Aku terlambat menyadari bahwa aku sakit jiwa. Hanya karena aku percaya aku baik-baik saja, aku membuat banyak hal akhirnya hancur.
Aku menuliskan ini dan mengharapkan semua keluarga dan semua orang dapat mencintai satu sama lain dan menjaganya dengan baik. Juga orang-orang akan memperhatikan keluarga mereka. Sehingga, tidak ada kekecewaan yang muncul dan berakibat buruk untuk kesehatan mental mereka.
Terimakasih, semoga pembaca memahami bahwa walaupun aku sakit jiwa tetapi mungkin aku masih pantas mendapatkan belas kasihan dan cinta.
Cerpen Karangan: Lvxi Ramadhani Blog / Facebook: Dhani Ode
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com