Abil adalah bocah laki-laki berusia 7 tahun yang duduk di kelas II sekolah dasar. Abil tidak seperti anak kebanyakan yang menghabiskan waktu pulang sekolah dengan bermain. Dari kecil Abil terbiasa menghabiskan waktu untuk mengembala kambing milik tetangganya untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Sampai-sampai Abil dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan “si anak kambing”.
Sepulang sekolah Abil dengan menyelendangkan tas terbuat dari karung goni membawa kambing-kambingnya ke padang rumput di pinggir hutan. Di tengah perjalanan Abil bertemu teman-temannya yang tengah asyik bermain di lapangan. “hai teman-teman lihat ada si anak kambing” teriak salah seorang temannya sambil menunjuk ke arahnya. “anak kambing… anak kambing… anak kambing…” serentak teman-temannya mengejek. Abil hanya tertunduk melanjutkan perjalanannya. Abil tidak pernah marah dengan ejekan-ejekan temannya karena dia tidak merasa seperti itu walau terkadang hatinya sering merasa kesal.
Setelah perjalanan yang melelahkan itu akhirnya sampailah si anak kambing itu kehamparan rumput hijau di pinggir hutan. Si anak kambing itu melepaskan kambing-kambinnya, membiarkan mereka menyantap makan siangnya. Sementara itu Abil beristirahat di bawah pohon rindang dengan semilir angin.
Di sela-sela waktunya mengembala kambing dia menyempatkan membuka buku pelajaran yang ia bawa dalam tas karung goninya. Dengan cara itu ia bisa mengingat pelajaran di sekolah.
Si anak kambing itu rajin bukan tanpa alasan melainkan ia ingin mimpinya terwujud. Mimpi sederhana yang bisa membuat orang lain bahagia.
Mimpi menjadi seorang guru yang dapat mendirikan sekolah bebas biaya untuk orang tidak mampu seperti dirinya. Sungguh sangat mulia mimpi itu. Semoga mimpi si anak kambing itu dapat terwujud.
THE END
Cerpen Karangan: Nurhikmah Hakiki Facebook: Nurhikmahhakiki[-at-]yahoo.com