Seorang gadis tampak menunggu seseorang di depan halte bus itu. “CITTTTT” pintu bus terbuka, tanpa perintah ia masuk dan mulai mengedarkan pupil matanya pada setiap sisi bangku di dalam bus itu. Setelah tidak menemukan apa yang ia cari sembari tadi ia memutuskan untuk menyerah dan segara kembali ke rumah, untuk menengkan pikirannya, sesekali ia teguk es jeruk di genggamannya.
Siang ini, ia bersama ibunya berjalan menuju halte bus untuk membeli beberapa keperluan rumah, tak lupa bersama sang ayah. Dengan tergesa gesa mereka menaiki bus dengan nomor 11, “ayo pak, bu silahkan masuk” sapa sang sopir bus Ia duduk di kursi panjang untuk 3 orang duduk di tengah dan di samping kanan kirinya terdapat kedua orangtuanya.
“cepat keluar, bus hampir meledak karena konsleting listrik” “sayang, cepat bawa Deliana keluar, SEGERAAA!!!” kata ayah “lalu, ka-“. “CEPAT PERGI!!!”
Kami semua keluar, kecuali papa. Ia masih di dalam, menyelamatkan seorang nenek tua yang kesulitan karena salah satu lipatan bajunya tersangkut. Nenek itu keluar, namun papa tak kunjung keluar. Dari dalam terdengar suara ayah memanggilku. “DELIANA, JAGALAH IBUMU YA NAK!!!” BOMMMMMMM. Bus itu meledak, meledak tanpa ampun, aku berlari, menangis dengan bergandengkan tangan ibuku.
Waktu pun kembali, 5 Tahun setelah insiden itu ia memutuskan untuk pelan pelan merelakan kepergian penyelamatku, penyelamat sang nenek dan penyelamat banyak orang.
Ingatanku mengabut. Pukul 11.25 Aku terjatuh, lepas genggaman tanganku dari ibuku. Segera ku mencoba berlari, tapi sesuatu menghalangiku, Api.
Cerpen Karangan: Murphy
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 2 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com