Hai teman-teman, pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT, eh… bukan itu maksud aslinya, oke “to the point” pertama-tama aku akan memperkenalkan diri, ada pepatah mengatakan “tak kenal maka tak akung.” Jagi agar teman-teman semua bisa akung dengan aku, kita harus kenalan. Nama aku sangatlah singkat, padat, jelas, dan mudah diingat.
Katakanlah “ATM.” Arisky Tanubatra Mahardika, mudah diingat bukan. Aku salah satu mahasiswa di Universitas Semarang (UNNES). Di UNNES aku mengambil jurusan vakultas hukum, yang mana bagi aku sangatlah jauh perjalanannya untuk mencapai semua itu dan tentu tidaklah mudah. Aku akan menceritakan perjalanan aku sehingga aku bisa sampai di sini, dan semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.
Waktu aku masih SD, tepatnya kelas 1 SD, aku tidak naik kelas, dikarenakan sikapku yang buruk, tak pernah belajar, main mulu, sering membolos, masih susah diatur. Ya, begitulah anak-anak, yang salah satunya aku sendiri, mulai dari itu aku berinisiatif untuk lebih mementingkan sekolah dari bermain. “Semua kenangan yang buruk akan mempersulit kita, jika kita masih menerapkannya pada diri kita.”
Di kelas yang sama, tetapi teman baru, aku paling tua di antara mereka, yang seharusnya mereka adik kelasku, tetapi jadi satu kelas. Sebagai yang tertua di kelas, aku ditunjuk oleh wali kelasku sebagai ketua. “Arisky, karena kamu siswa yang paling tua atau sudah berpengalaman, saya ingin kamu jadi ketua kelasnya.” kata bu Etik wali kelasku. “Iya bu, siap.” kataku tegas dan bersemangat, karena pada waktu masih SD. Jabatan sebagai ketua kelas sangat terpandang baik. Jadi sebagaian besar, banyak siswa yang ingin menjabat sebagai kelas.
Di jabatanku sebagai ketua kelas aku lebih giat belajar, karena dalam pemikiranku, malu jika anak buahnya pandai, ketua kelasnya tidak. Jadi dalam belajar kali ini, aku lebih giat dengan biasanya, sehingga tidak memalukan. Seperti harapan, akhirnya aku naik kelas dengan nilai tertinggi di kelas, dengan bangga dan rasa syukur, ternyata perjuanganku tak sia-sia. Di kelas 2 SD aku diangkat menjadi ketua kelas lagi dan menjadi siswa paling pandai di kelas, dan seterusnya sampai di kelas 5 SD. Di kelas 6 SD menjelang UN aku merasa tidak terlalu percaya diri dengan hasil pekerjaanku, namun walaupun begitu aku berdoa.
“Ya Allah, ujian kali ini hambamu tidak terlalu yakin dengan pengerjaan soalnya ya Allah, tolong ya Allah semoga hambamu bisa lulus dengan nilai yang baik ya Allah, hamba mohon ya Allah, amin.” Ya sebagian besar seperti itu doaku. Waktu penggumuman hasil UN, aku sedikit tegang, tetapi setelah aku mengetahui hasil UN-ku, aku sangat senang karena, apa yang aku harapkan akhirnya menjadi kenyataan aku menjadi juara 1 di kelas dan mendapat hadiah dari sekolah sebesar Rp 100.000 itu sangat membuatku bahagia sekali.
Setelah lulus SD. aku melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, ya itu SMP. SMP yang aku pilih kali ini adalah SMP favorit yang aku inginkan dari dulu dan akhirnya aku dapat masuk ke SMP ini dengan semangat 45 hari pertama aku lalui dengan baik aku masuk di kelas 7-A. Ketua kelas 7-A adalah seorang anak dokter dia laki-laki, namanya Bobbby Putra Atmaja. Dia sering dipanggil dengan sebutan “bom-bom” memang begitu, karena pawakan tubuhnya yang besar dan hitam manis, sehinnga ide kreatif teman-teman memanggil dia dengan sebutan “bom-bom.”
Meskipun dia jadi ketua kelas dan paling besar di kelas. Tetapi bom-bom orangnya baik dengan semuanya. Ya begitulah sedikit cerita dari etua kelas 7-A. Tak terasa. UTS-1 sudah mendekat, aku mempersiapkan diri dengan belajar yang sungguh-sungguh, agar dapat melaluinya dengan baik dan tentunya dapat nilai yang baik pula. Satu minggu kemudian, waktunya UTS-1 dimulai, aku mengerjakan soal dengan teliti dan berhati-hati agar bisa memungkinkan tidak banyak yang salah, tetapi setelah selesai UTS-1 berlangsung, dugaanku salah, aku jadi peringkat 3 di kelas, betapa kecewanya aku, dari SD selalu peringkat 1-1-1-1-1 di sini aku dapat peringkat 3, tetapi, menurutku itu tak begitu masalah bagiku.
Saat upacara hari senin, semua kelas 7-8-9 diumumkan ranking sekolah dari 1-3 dan dimulai dari kelas 9. “ranking 1 dari kelas 9 didapatkan oleh Kusumaning Dewi Astuti dari kelas 9-A, rangking 2 didapatkan oleh Zazkia Widiyanartha dari kelas 9-B, dan rangking ke 3 didapatkan oleh Candra Gilang Dwi Saputra dari kelas 9-C. Dimohon siswa yang dipanggil maju ke depan dan menerima hadiahnya” kata bu Nanik.
Ketiga Kakak kelasku pun maju. “Ranking 1 dari kelas 8 didapatkan oleh Muhammad Rifky Pratama dari kelas 8-A. Ranking 2 didapatkan oleh Azzahra Dewi dari kelas 8-E, dan ranking 3 didapatkan oleh Bayu Yusuf Sapura dari kelas 8-C, dimohon siswa yang mendapatkan juara maju ke depan.” kata bu Nanik kembali, da ketiga Kakak kelasku maju ke depan.
Dan inilah yang aku tunggu, pengumuman Ranking kelas 7. “Ranking 1 dari kelas 7 didapatkan oleh Sandy Wahyu Saputra, dari kelas 7-E, ranking 2 didapatkan oleh Rara Sarah Purnama dari kelas 7-A, dan ranking 3 didapatkan oleh Melinda Saskia Putri dari kelas 7-A, dimohon pemenang maju ke depan.” kata bu Nanik lagi.
Betapa kecewanya aku tidak dipanggil, padahal aku peringkat 3 di kelas, dan seharusnya ranking 4 sesekolahan. Tapi aku nggak boleh menyerah begitu saja, akhirnya aku putuskan untuk meningkatkan belajar dan mengganti sistem belajarku dengan namaku ‘ATM’ yaitu “Amati Tiru Modifikasi.” Aku yakin dengan begitu nilai-nilai ulanganku akan jadi baik dan nantinya aku akan maju ke depan menerima hadiah, aku yakin itu.
Cerpen Karangan: Yuly Vidia Ningsih Facebook: Yhuly Vidia Ningsih Pekenalkan aku Yuly, aku kelas X bb2 di SKANJA, aku lahir di KAB.SEMARANG, 6 February 1999. Thanks salam kenal.