Namaku Gentar. Aku seorang yatim piatu. Aku tinggal sebatang kara di sebuah tempat yang tak asing kalian dengar. Ya di bawah kolong jembatan. Ini adalah kisah hidupku yang termotivasi dari segala perjuangan hidupku. Mentari bersinar cerah. Ya.. Pagi itu ku bangun tepat jam 05.00 pagi. Seperti biasanya aku tidak pernah bangun terlambat, karena aku adalah anak mandiri dan selalu termotivasi oleh waktu.
Pukul 05.30 aku siap untuk berkeliling lagi menyusuri lorong-lorong dan jalan raya yang begitu panjang untuk menjual kue pisang yang ku buat sendiri. Setiap pagi aku mengunjungi rumah atau tempat yang biasanya membeli kueku. Tak peduli dengan teriknya matahari yang telak menusuk ubun-ubunku, aku terus berjalan demi mendapatkan sepiring nasi. Entah mengapa ketika ku temukan segala kesulitan hidup, aku selalu tersenyum dan tertawa.
Suatu hari seperti biasanya aku menyusuri kembali jalan raya dan lorong-lorong dengan penuh harapan yang menggelora. Tibalah aku di sebuah tempat yang yah.. mungkin bagi kalian itu adalah tempat yang sering kalian kunjungi tiap hari. Ya. Itu adalah sebuah sekolah, tepatnya SMA KARYA BUMI. Salah satu sekolah yang elit dan bermutu di kotaku. Aku selalu berdiri di depan gerbang sekolah itu untuk menunggu jam istirahat para murid. Waktu terus berjalan dan lumayanlah, kueku semua laku terjual.
Tidak sadar bahwa setiap hari aku selalu mengunjungi sekolah itu. Dan entah kenapa ketika aku melihat anak-anak seumuran denganku, aku selalu, merasa iri dengan mereka. Aku dan mereka adalah sama-sama anak negeri ini, memiliki postur tubuh yang sama, memiliki keinginan yang sama dan memiliki potensi yang sama, akan tetapi mengapa mereka mendapatkan hal yang tidak seimbang dengan keadaanku? Apakah aku juga tidak berhak untuk menjadi seperti mereka?
Dan ketika ku berdiri di depan pintu gerbang sekolah itu. Aku menatap anak-anak itu, dan berdoa dalam hati, “Tuhan, aku ingin seperti mereka.” Ya. Itulah doaku.
Sekian
Cerpen Karangan: Mian Surya Facebook: Mian Thanks