Pada saat memasuki bulan Februari saatnya untuk para siswa kelas XII yang ingin berkuliah untuk mendaftarkan dirinya mengikuti SNMPTN yaitu seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur nilai raport. Siswa lain mulai ikut serta dalam mendaftarkan diri dengan sangat semangat namun, tak hanya mereka saat itu diriku pun mencoba memberanikan diri untuk mengikuti seleksi tersebut, dan sangat berharap agar aku dapat lolos di Universitas yang aku dambakan. Dan saat guruku tau aku mengikuti SNMPTN, dan berencana mendaftar di Universitas Negeri yang ada di Malang. Guruku pun tertawa seperti meremehkan diriku.
Terkadang diri ini lelah melihat keadaan sekitar yang tak pernah mendukung akan hal apapun yang kulakukan, seharusnya dukungan kita dapati dari orang sekitar kita tapi malah sebaliknya ibaratnya kamu sedang tenggelam dan berusaha meminta tolong bukannya ditarik tapi malah ditenggelamin.
Dan tiba masanya pengumuman SNMPTN semua siswa kelas XII mulai untuk mengecek pengumuman SNMPTN, begitu pula diriku saat mulai masuk ke website aku sangat cemas dan gelisah. Air mataku pun mulai mengalir membasahi pipi sembari memandang hasil pengumuman SNMPTN yang berisikan “anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN 2019”. Teman-temanku mulai memberikan semangat padaku agar tak berlarut dalam kesedihan. Ketika melihat temanku yang lulus seleksi, jujur diriku sangat iri. Rasanya aku sangat gagal dan merasa bahwa memang diriku memang tidak ada gunanya.
Saat diriku pun mulai mencurahkan kesedihan di hatiku kepada orangtuaku tentang diriku yang gagal pada seleksi SNMPTN, dan sangat ingin mendapatkan penguatan bagi diriku namun bukannya penguatan yang kudapatkan justru merekalah yang meruntuhkan impianku.
Sampai saat itu aku pun belum menyerah dan masih bertekad untuk berkuliah, tiba pada saatnya menjelang kelulusan aku mengikuti seleksi SBMPTN. Aku pun mulai mempelajari setiap materi yang akan diuji nantinya, dan berharap besar pada seleksi ini namun, sepertinya semesta tidak mengizinkan diriku untuk lulus saat itu. Tentunya perasaan ini kembali hancur dan dikecewakan oleh keadaan.
Saat aku tau masih ada seleksi terakhir untuk perguruan tinggi yaitu jalur Mandiri akupun berencana untuk mengikutinya serta memalingkan diriku dari Universitas yang ada di malang dan mulai berfokus pada universitas yang berada di Riau, dan tak lupa aku meminta izin kepada orangtuaku untuk karena aku ke Riau untuk mengikuti ujiannya karena ujian tersebut akan diselenggarakan di kampus yang bersangkutan.
“Ayah boleh ya aku ke Riau untuk ikut ujian Mandiri” tanyaku “Untuk apa pergi jauh-jauh kesana hanya menghabiskan uang saja, uang kuliah jalur mandiri pun sangat besar. Bagaimana jika saat kau kuliah ayah berhenti dari pekerjaan, siapa yang akan membayar uang kuliahmu” jawab ayahku “Sekali ini saja yah” pintaku dengan sungguh diiringi dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipiku Ibuku pun mulai angkat bicara ditengah percakapan kami. “Sudahlah biarkan saja dia mencobanya sekali saja, agar dikemudian hari dia tidak menyalahkan kita atas setiap kegagalan yang dihadapinya” jawab ibuku Pada saat mendengarkan penjelasan ibuku, dengan berat hati ayahku pun mengizinkan diriku untuk berangkat menjalani ujian mandiri ke Riau namun, harus ditemani oleh ayahku.
Dari hal tersebut, aku bisa lihat sebenarnya ayahku sangat menyayangiku, sampai ia rela meninggalkan pekerjaannya hanya demi mengantarkan aku ujian. Dan setelah selesai melaksanakan ujian aku dan ayahku pun kembali ke kota asal kami yaitu kota Jakarta.
Tak lama setelah pelaksanaan ujian, pengumuman kelulusan pun keluar. Sebelum membuka pengumuman diriku sangat gugup karena ini merupakan seleksi terakhir untuk masuk perguruan tinggi. Dan saat diriku membuka hasil pengumumannya akupun langsung menangis karena ini merupakan kegagalanku yang ketiga kalinya setelah seleksi sebelumnya, aku bingung harus bagaimana menjelaskannya kepada orangtuaku. Padahal mereka sudah mempercayaiku dengan mengizinkanku pergi mengikuti ujian mandiri. Seharian aku hanya diam di kamar saja dan masih berlarut dalam kesedihan, aku tak tau apa yang salah pada diriku apa karena diriku terlalu bodoh. Rasanya ingin menyerah saja namun, akupun kembali teringat kepada tujuan utamaku untuk kuliah yaitu, sukses agar dapat membahagiakan orangtuaku meski mereka tak tau akan itu aku akan tetap berusaha sebisa dan sekuat tenagaku.
Setelah gagalnya dari ujian mandiri aku pun memutuskan untuk Gap Year, dari pada aku harus kuliah di swasta dan memberatkan biayanya kepada orangtuaku. Selama 5 bulan aku hanya di rumah dan ternyata ini sangat membosankan serta membuat aku merasa hanya menjadi beban bagi keluargaku.
Pada saat melihat berita di internet bahwa ada penerimaan CPNS untuk lulusan SMA aku pun mencoba untuk mendaftarkan diri, pada saat verifikasi berkas diriku pun lulus namun, pada saat ujian CAT akupun kembali gagal. Tak lama setelah aku mengikuti seleksi CPNS ayahku pun berhenti dari pekerjaannya, tidak hanya diam aku pun memutuskan untuk Melamar pekerjaan sembari menunggu seleksi SBMPTN kembali dibuka. Ternyata melamar pekerjaan tidak semudah yang aku bayangkan, sudah banyak lamaran yang kuantarkan ke berbagai perusahaan dan toko. Namun, tak ada satupun yang menghubungiku.
Setelah 1 bulan melamar pekerjaan akhirnya aku pun dipanggil untuk interview di salah satu Perusahaan Industri Elektronik. Sesudah melakukan interview dan menjalankan berbagai tes, aku pun dinyatakan lulus dan akan mulai bekerja di keesokan harinya. Begitu bahagianya diriku disaat berbagai kegagalan di hadapkan padaku, namun Tuhan masih mencurahkan kebaikannya padaku.
Dan setelah 6 bulan aku bekerja, akupun kembali mencoba mengikuti seleksi SBMPTN, dan akhirnya akupun lulus seleksi jalur seleksi tersebut serta menerima beasiswa sehingga biaya kuliahku ditanggung oleh Pemerintah. Mungkin tahun lalu diriku belum diizikan untuk berkuliah namun, Tuhan gantikannya dengan yang lebih baik lagi.
Ternyata manusia hanya bisa merencanakan saja tetapi tetap Tuhan yang menentukannya karena rancangan tuhan bagi setiap umatnya adalah rancangan yang yang sangat luar bisa.
Cerpen Karangan: Sonya Julianti Siahaan Mahasiswi Jurusan: Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji Instagram: sonya.siahaann
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 12 Mei 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com