Nama saya leydicung Benu saya akan menceritrakan sedikit cerita dari saya selama menjalani perkuliahan di masa pandemi. Saya tinggal di desa Tubuhu’e yang dekat dengan kota namun masih sulit mengakses jaringan internet, sebuah daerah pegunungan bernama desa Tubuhu’e, yang berada di kabupaten Timor Tengah Selatan. Sedangkan, letak kampus saya berada di dalam kota Soe. Adapun jarak antara kampus dan rumah saya berkisar sekitar 10 km saja, meskipun agak dekat, namun nyatanya bahwa daerah saya termasuk bagian pelosok yang sulit mengakses jaringan.
Saat menjalani perkuliahan, tentu bukan hal mudah bagi saya seperti yang dirasakan mahasiswa pada umumnya di perkotaan. Keluar dari rumah menuju tempat yang bagus untuk bisa mendapatkan akses jaringan yang bagus agar dapat mengikuti perkuliahan. Dan aktivitas seperti itulah rutin saya alami selama menjalani perkuliahan online. Mungkin ada banyak mahasiswa yang mengalami kondisi seperti saya, bahkan bisa saja mereka lebih sulit dibandingkan yang saya rasakan.
Tantangannya karena informasi kadang kala tidak cepat bisa didapatkan mengingat tidak selamanya handphone selalu terkoneksi internet. Tantangan lain juga yang mesti saya hadapi, kalau sementara kuliah namun tiba-tiba pulsa data habis, jaringan kurang bagus atau baterai habis, maka tentu harus meninggalkan perkuliahan karena pulsa datanya habis atau baterainya abis walaupun kuliahnya belum selesai.
Namanya juga kuliah di luar rumah karena tidak bisa kalau berada di rumah. Hal seperti itu juga yang kadang kala dapat membuat saya merasa kesal karena sangat terbatas, apalagi kalau ingin ikut secara rutin perkuliahan sampai selesai namun banyak kendala yang saya hadapi.
Kondisi belajar dari rumah tentu tidaklah sama saat di kampus. Kampus memang disediakan sebagai wadah untuk belajar, bersosialisasi dan berorganisasi untuk mengembangkan segala potensi. Akan tetapi, kalau di rumah tentu tidaklah seperti demikian. Lingkungan rumah akan dihadapkan dengan suasana yang banyak pekerjaan dan tidak fokus dalam mengikuti perkuliahan. Baik pekerjaan di dalam rumah itu sendiri maupun pekerjaan membantu orangtua di luar rumah. Meskipun, tidak ada paksaan untuk harus dapat bekerja dan membantu orangtua. Akan tetapi, kondisilah yang harus memaksakan untuk tidak menutup mata melihat banyaknya pekerjaan di rumah.
Hal ini terjadi, kalau selama belajar dari rumah justru waktu lebih banyak digunakan untuk membantu orangtua dan ikut bekerja bersama orangtua. Bahkan, kondisi seperti itu juga dapat rentang terjadi malas belajar dan bisa juga putus sekolah dan lebih memilih ikut bekerja bersama orangtuanya. tetapi, kondisinya pun semakin darurat. Hal itu juga yang dirasakan, selain kuliah saya pun harus dapat membantu pekerjaan di rumah bersama orangtua. Bekerja untuk membersihkan rumah memasak dan lain sebagainya.
Pekerjaan itu menjadi tuntutan bagi saya, karena tidak mungkin juga saya tidak ikut membantu dan hanya melihat-lihat saja orangtua bekerja secara sendirian. Apalagi saya berada di rumah, maka tentu tuntutan untuk bekerja dan membantu akan lebih tinggi di dalam diri saya sendiri.
Oleh karena itu, selama pandemi menyerang, maka pengalaman dan tantangan yang saya alami mungkin bisa dikatakan agak sulit. Pertama, harus dapat mengikuti perkuliahan dengan baik meski dalam kondisi terbatas dengan akses jaringan, di sisi lain juga harus dapat ikut dalam membantu orangtua, ditambah dengan kondisi tidak tepat untuk belajar karena pengaruh suasana lingkungan.
Pada suatu hari saya bersama dengan ibu saya setelah selesai bekerja kami duduk di teras rumah ibu sedang menikmati minuman sorenya sedangkan saya sementara mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan harus mengumpulkan sebelum jam 07:00 malam ibu saya bertanya kepada saya:
“lhedy kamu buat apa itu?” “lagikerja tugas ibu karna sebelum jam 07:00 saya harus kumpulkan bu.” “oo nanti diantar ke rumah dosen atau bagai mana?” “Tidak nanti selesai ditulis saya foto dan krim melalui alamat emailnya dosen bu.” “ooya gampang juga tidak cape-cape lagi ke rumah dosen lagi kan? Bagaimana kuliah seperti ini menurut ibu ada baiknya juga kan!” “iya si ibu gampang ya gampang tapi kami tidak mengerti karna banyak kendalanya ibu rumah kita saja jaringan internetnya kurang bagus saya harus ke tempat jaringan yang bagus baru pulsa datanya abis saya minta isi pulsa aja ibu marah-marah sama saya bagaimana saya harus mengikuti kuliah rutin ibu belum lagi saya bantu ibu bekerja belajar sedikit ibu panggil otomatis saya tidak fokus kuliah kan ibu.” “iya sih benar tapi ini kan masalah pendemi Covid-19 kan kamu harus terpaksa kuliah online kan jadi kamu harus mampu ikut kuliahnya semoga covid ini cepat berlalu biar kamu kuliah di kampus saja.” “Amin ibu semoga covid ini berlalu suda biar kegiatan kuliahnya kembali normal ibu.” “iya lhedy lanjuti kerja tugas kamu sudah jam 6 lewat ini.” “baik ibu.”
Maka mau tidak mau, itulah risiko hidup yang harus saya lalui dan jalani dengan penuh semangat dalam masa pandemi Covid-19.
Cerpen Karangan: Leydicung Benu Blog / Facebook: Lhedy Benu Kelas: B/III Mahasiswa PGSD. STKIP SOE.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 17 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com