Dongeng kisah tentang seorang gadis bernama Timun Mas ini berasal dari daerah Jawa. Singkatnya, kisah ini menceritakan tentang seorang anak perempuan yang memiliki hati yang sangat baik, wajah cantik, serta pemberani. Timun Mas dan ibunya bersama-sama melawan raksasa jahat yang ingin memakan Timun Mas.
Kisah ini sudah diceritakan berulang kali dan merupakan salah satu kisah legenda asal Indonesia yang sangat populer. Yuk, ceritakan kembali kisah ini pada si kecil agar mereka tahu betapa uniknya dongeng-dongeng asal Indonesia!
Selamat membaca!
Pada suatu hari, di sebuah desa di daerah Jawa Tengah, ada seorang janda paruh baya yang tinggal sendirian. Wanita tua ini bernama Mbok Srini, suaminya sudah meninggal sejak lama dan ia tidak memiliki anak. Mbok Srini menghabiskan hari-harinya seorang diri dan setiap harinya ia merasa bosan serta jenuh karena ia tidak memiliki seseorang untuk menemaninya.
Mbok Srini sejak dulu sangat ingin punya anak. Namun, impiannya yang satu ini memang tidak pernah bisa terwujud. Ditambah lagi, sekarang ia tidak memiliki seorang suami, kemungkinan ia memiliki anak pun tentu saja menjadi hilang. Mbok Srini hanya bisa menunggu keajaiban menghampirinya agar ia bisa memiliki anak. Mbok Srini selalu berdoa pada Tuhan tiap pagi, siang, dan malam hari agar Tuhan bisa melihatnya dan mengkaruniakan Mbok Srini seorang anak.
Lalu, pada suatu malam, Mbok Srini memimpikan seorang raksasa yang menyuruhnya pergi mengambil sebuah bungkusan di bawah pohon besar di hutan tempat biasanya ia mencari kayu bakar. Saat ia terbangun di pagi hari, tentu saja Mbok Srini merasa kebingungan dengan arti mimpi itu. Dengan berbagai keraguan dan rasa penasaran di benaknya, Mbok Srini tetap berjalan ke hutan dan mengikuti perasaannya. Saat ia tiba di hutan ia mencari bungkusan yang berada di bawah pohon besar—seperti yang ada di mimpinya semalam.
Sebenarnya, Mbok Srini berharap bungkusan yang hendak ia temukan ini berisi bayi, tapi yang justru ia temukan hanyalah sebutir biji timun. Hatinya pun kecewa dan merasa sedih. Tiba-tiba, ada seorang raksasa yang menghampirinya sambil tertawa terbahak-bahak. “Apa maksudmu memberikanku sebutir biji timun?” Tanya Mbok Srini seraya berteriak tapi tetap menahan emosinya. Saat Mbok Srini memperhatikan raksasa itu, ternyata raksasa itulah yang semalam menghampirinya.
Mbok Srini pun merasa ketakutan, ia merasa raksasa itu akan memakannya. Mbok Srini pun memohon agar raksasa itu merasa iba dan membiarkannya tetap hidup. “Tenang, jangan takut. Aku tidak akan memakanmu, wanita tua!” Ucap raksasa itu. Ternyata, raksasa ini meminta Mbok Srini menanam biji timun yang ia berikan. Katanya, ia akan dihadiahkan seorang anak perempuan jika ia menanamnya. Namun, saat anak itu sudah dewasa, Mbok Srini harus memberikan anak itu kembali pada raksasa karena ia akan memakannya. Karena Mbok Srini sangat menginginkan seorang anak, ia menyetujui perjanjian itu.
Saat kembali ke rumah, Mbok Srini menanam biji timun itu ke ladang rumahnya. Mbok Srini merawat biji timun itu dengan sangat baik tiap harinya. Dua bulan kemudian, tanaman itu pun mulai berubah, dan tanaman timun itu hanya berbuah satu. Semakin hari, buah timun spesial ini menjadi semakin besar, lebih besar dari buah timun pada umumnya. Warnanya pun menunjukkan warna kuning keemasan, terlihat cantik.
Saat buah timun itu sudah sangat besar, Mbok Srini memetiknya dan saat terbelah, ada seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Mbok Srini sangat bahagia mendengar suara tangisan bayi itu. Ia pun memberikan nama Timun Mas. Mbok Srini merasa sangat senang sehingga ia lupa bahwa ia pernah membuat janji pada raksasa ia akan memberikan bayi ini padanya suatu hari nanti. Mbok Srini membesarkan Timun Mas dengan kasih sayang dan kesabaran. Timun Mas tumbuh menjadi seorag perempuan yang cantik, baik, serta sangat cerdas.
Pada suatu malam, Mbok Srini kembali bermimpi didatangi raksasa yang memberikan pesan bahwa dalam waktu seminggu, ia akan menjemput Timun Mas. Sejak saat itu, Mbok Srini sering termenung sedih sendirian. Ia terus memikirkan bahwa ia akan berpisah dengan anaknya yang sangat ia sayangi. Terkadang, air mata jatuh ke pipinya tanpa ia sadari. Ternyata, Timun Mas sering memperhatikan ibunya yang sedih ini, lalu ia pun bertanya pada Mbok Srini, “Ibu, kenapa akhir-akhir ini Ibu sering sekali menangis?” Awalnya, Mbok Srini tidak ingin bercerita pada anaknya, tapi karena Timun Mas mendesaknya dan terus bertanya, Mbok Srini pun menceritakan kisah asli kelahiran Timun Mas. Mbok Srini juga menceritakan bagian bahwa ia harus mengembalikan Timun Mas ke seorang raksasa dan beberapa malam sebelumnya raksasa itu menghampiri ia kembali ke dalam mimpi.
Timun Mas pun merasa sedih dan ia tidak ingin Mbok Srini mengembalikannya ke sang raksasa. Akhirnya mereka berdua berpikir dan mencari cara agar Timun Mas bisa bebas dari sang raksasa. Di hari Timun Mas harus dikembalikan, tiba-tiba Mbok Srini terpikir sebuah cara. Mbok Srini meminta Timun Mas berpura-pura sakit agar sang raksasa tidak ingin memakannya. Beruntung, car aini cukup berhasil untuk mengulur waktu, sang raksasa akan datang kembali saat Timun Mas sudah sembuh.
Sebelum rakasasa itu datang kembali, Mbok Srini memikirkan bagaimana cara agar anaknya bisa terbebaskan. Paginya, Mbok Srini bertemu seorang pertama di gunung, ia adalah teman suaminya yang sudah meninggal. Sesampainya di sana, Mbok Srini langsung menceritakan soal kondisinya dan ia ingin mengusir raksasa itu. Sang pertapa itu memberikan Mbok Srini empat bungkusan kecil. Katanya, bungkusan-bungkusan ini berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi. Sang pertapa menyuruhnya memberikan empat bungkusan ini pada anaknya dan jika sang raksasa mengejarnya, sebarkan isi bungkusan-bungkusan ini.
Setelah itu, Mbok Srini pun pulang dengan perasaan sedikit lega, setidaknya ia sekarang sudah memiliki rencana. Beberapa hari kemudian, raksasa ini datang kembali untuk menjemput Timun Mas. Mbok Srini dan Timun Mas pun berdiri berdampingan tanpa rasa takut. Timun Mas tiba-tiba berlari sekencang-kencangnya dan raksasa itu mengejarnya. Setelah berlari cukup jauh Timun Mas menaburkan biji yang diberikan ibunya. Sungguh ajaib, hutan di sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi ladang timun. Dalam sekejap, batang timun tersebut menjalar dan melilit seluruh tubuh raksasa itu. Namun, raksasa itu mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun Mas.
Timun Emas pun segera melemparkan bungkusan yang berisi jarum. Dalam sekejap, jarum-jarum berubah menjadi banyak pohon bambu yang tinggi dan runcing. Namun, raksasa itu mampu melewatinya dan terus mengejar Timun Mas, walau berdarah-darah karena tertusuk bambu tersebut.
Melihat usahanya belum berhasil, Timun Mas membuka bungkusan ketiga yang berisi garam lalu menebarkannya. Seketika itu pula, hutan yang telah dilewatinya tiba-tiba berubah menjadi lautan luas dan dalam, namun raksasa itu tetap berhasil melaluinya dengan mudah. Timun Emas pun cemas, karena senjatanya hanya tersisa satu. Jika senjata tersebut tidak berhasil melumpuhkan raksasa itu, maka raksasa itu akan berhasil menangkap dan memakannya.
Dengan harapan untuk selamat yang sangat besar, Timun Mas pun melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi. Seketika tempat jatuhnya terasi itu tiba-tiba berubah menjadi lautan lumpur yang mendidih. Raksasa itu pun terkalahkan karena tercebur ke dalam lautan lumpur dan ia tewas dengan sangat cepat.
Melihat itu, Timun Mas langsung berlari menuju ke rumahnya untuk bertemu dengan ibunya. Melihat anaknya selamat, Mbok Srini pun langsung berucap syukur kepada Tuhan dan sejak itu, Mbok Srini dan Timun Mas hidup berbahagia.