Sebuah Cerpen Thriller Rumah Tangga
Judul: Emot Batu (🗿)
Author: Bulan Separuh
*
Pada suatu sore yang cerah bertempat di halaman belakang mension sedang berdiri seorang lelaki berumur dan anak perempuannya dikelilingi orang-orang dan dekorasi indah khas pernikahan. Albert menggunakan setelan jas dan Riyana menggunakan gaun kuning-gading dengan bawahan menjuntai hingga terseret di rumput saat ia berjalan.
Orang-orang sedang asik mengobrol dengan circle mereka. Mereka semua menanti waktu pemberkatan pernikahan yang akan dilaksanakan.
"Cinta bisa saja sangat berbahaya dari sekedar yang kita ketahui. Ketika kamu sudah bersamanya, pastikan kamu sudah siap dengan segala resikonya," ucap Albert dengan suara yang sangat pelan dan sorotan mata yang tajam kepada Riyana.
Riyana menyimaknya dengan bingung. Hal itu tergambar pada gurat dahi yang tiba-tiba terbentuk karena pertemuan kedua alisnya. Tak berlangsung lama, Riyana tersenyum kepada Albert. "Cara bercanda Ayah seram sekali. Sesekali Ayah perlu menonton ulah konyol orang-orang di Tikt0k agar Ayah bisa membercandaiku dengan baik. Hahaha..." Riyana menutup mulutnya dengan tangan lentiknya.
Albert tersenyum dengan pelit. "Ayolah! Apa aku harus mengirim chat berupa emot batu (🗿) kepada Ayah? Ekspresi Ayah dan emot batu begitu mirip."
Waktu pemberkatan akan dimulai. Albert bersiap untuk menjadi pendamping pengantin yang mengantarkan putrinya berjalan ke altar. Ia melakukannya, tugas seorang Ayah untuk melepas putrinya ke kehidupan barunya. Kali ini wajah mirip emot batu yang dikatakan putrinya benar-benar terjadi pada Albert. Jelas sekali bahwa Albert tidak menyukai apa yang sedang ia saksikan.
WUUUIII... WUUUIII... DEETDEEET...
Suara sirene mobil polisi memecah kesakralan suasana di sana.
*
Di hari yang lain seorang wanita bertubuh mungil dengan kepala tertutup hoodie lebar dari jaketnya bersiap keluar rumah beberapa saat sebelum matahari terbit. Sementara Albert bersiap dengan mengendap-endap akan menjalankan mobil double cabin di waktu yang sama.
Albert sedang menunggu dari balik semak. Wanita itu pasti akan jogging di jalur dalam hutan ini. Benar saja, Albert melihatnya dalam persembunyiannya dan tanpa pikir panjang Albert melajukan mobil itu.
BRAAAAK...
Ia telah menabrak bahkan menggilasnya dari belakang.
*
Di waktu lainnya seorang wanita sedang memeriksa CCTV di kantor suaminya, Albert. Dia adalah Diandara, wanita yang sudah 30 tahun hidup bersama Albert. Wajahnya sudah tak secantik pertama kali ia mengawali hidupnya dengan Albert dulu. Kelopak matanya bergelayut, garis-garis halus ikut menyemarakkan tepian matanya. Tapi ia masih langsing seperti dulu, hanya saja kurang berisi.
Berbeda dengan perempuan belia yang sedang ia lihat di layar monitor. Perempuan belia bertubuh bak gitar Spanyol. Perempuan itu tengah bersama Albert, selalu dan selalu bersama. Pekerjaan apa yang sedang mereka lakukan? Sepenting itukah kebersamaan mereka?
*
Diandra pun datang ke gathering kantor suaminya, sebuah pesta yang dihadiri orang-orang berpakaian parlente. Di balik keramaian itu Diandra diam-diam memperhatikan perempuan itu dari jauh, juga suaminya yang ada di sisi lain ruangan.
Keduanya tiba-tiba menghilang dari tempat gathering itu, Albert dan perempuan muda itu. Diandra naik ke ruangan suaminya. Kebetulan pintu sedikit renggang, jadi Diandra bisa melihat apa yang ada di dalamnya.
Sebuah penampakan yang menghancurkan hatinya tapi ia hanya terdiam seperti patung. Perempuan belia itu sedang membungkung dari balik meja menerima sodokan-sodokan Albert di belakangnya. Perempuan itu melihat kehadiran Diandra. Perempuan itu tersenyum kepada Diandra seperti sebuah ejekan.
Setelah apa yang terjadi Diandra pura-pura tidak tahu apa-apa. Ia kemudian pulang bersama suaminya. Selama perjalanan di dalam mobil sedan mewah itu tiada yang ia bahas. Wajah Diandra benar-benar seperti emot batu (🗿). Albert berpikir kalau Diandra sudah mengantuk.
*
Benar, Albert adalah pria beristri yang mencintai perempuan lain. Ialah Bianca, karyawannya sendiri. Siapa yang tidak tergoda dengan kemolekan tubuh Bianca? Maka Albert dan Bianca selalu bercinta setiap hari.
Bianca semakin hari semakin mendapatkan hati Albert. Ia meminta Albert untuk menceraikan istrinya dan menikahinya. Albert pun menyanggupi permintaan itu.
Albert berbicara dengan Diandra dan mengatakan bahwa ia ingin pisah karena banyak ketidakcocokan di antara mereka. Hal-hal sederhana Albert permasalahkan hingga membuat Diandra buka mulut.
Diandra mengatakan bahwa ia mengetahui perselingkuhan suaminya itu. Ia pun memberi Albert pilihan, Albert meninggalkan Bianca atau kecurangan perusahaan yang Albert lakukan ia bocorkan ke publik.
Albert dilema. Ia tidak bisa meninggalkan Bianca dan ia juga tidak mungkin lolos dari ancaman istrinya. Nama baik Albert beserta perusahaan besarnya bisa hancur seketika apabila tindak pencucian uang yang ia lakukan bocor ke masyarakat. Albert diam seribu bahasa, dia menjadi seperti emot batu (🗿).
Albert merencanakan untuk melenyapkan Diandra. Wanita mungil yang suka berolahraga itu ia intai untuk ia celakai. Dari balik semak ia telah mengintainya dan Albert berhasil melakukannya. Setelahnya ia pun langsung pergi tanpa melihat jasad istrinya untuk terakhir kalinya.
Albert pulang, membersihkan diri dan sempat menangisi istrinya di bawah guyuran air shower.
*
Di waktu yang lain Diandra baru saja memperhatikan CCTV di ruang kerja suaminya, lalu ia beralih ke CCTV pekarangan rumah. Hal itu ia lakukan karena ia melihat pergerakan yang mencurigakan dari suaminya.
Mobil pekerja lapangan, untuk apa linggis, sekop, senjata api dimasukkan ke dalamnya? Untuk apa pria itu membawanya lalu memarkirkannya di pekarangan rumah bagian terjauh, di dekat hutan? Lalu untuk apa mobil itu parkir di tempat dengan semak yang rimbun? Tempat yang sangat tersembunyi! Akhirnya Diandra tahu bahwa suaminya pasti akan melenyapkannya.
*
Albert baru saja membersihkan tubuh dan ia hendak beristirahat di kamarnya. Hari yang begitu berat banginya dan begitu melelahkan. Hal itu menguras tenaga di tubuhnya juga kondisi mentalnya. Tapi tiba-tiba saja Diandara muncul dari belakang. Lalu siapa yang tadi Albert bunuh?
Diandra mengatakan bahwa ia mengetahui apa yang terjadi. Wanita yang Albert bunuh itu entah siapa. Berita tabrak lari menyeruak di masyarakat tanpa meninggalkan bukti apapun.
Diandra lalu mendesak Albert untuk melenyapkan Bianca atau semua perbuatan dosanya yaitu soal pembunuhan maupun kecurangan bisnis akan dia bocorkan ke masyarakat. Albert pun menyanggupi permintaan Diandra untuk membunuh Bianca.
Di hari yang lain Albert memanggil Bianca seperti biasa dengan alasan urusan pekerjaan. Albert dan Bianca bertemu di lokasi proyek yang sepi. Mereka bercinta terlebih dahulu dan Albert pun menusuk Bianca.
Albert yang panik pun menelepon Diandra dan istrinya itu pun segera datang ke tempat itu. Mereka membawa jasad Bianca ke komplek perumahan mereka.
Kebetulan sekali ada pembersihan ruang terbuka hijau di komplek perumahan elit itu. Mereka pun membawanya ke rumah mereka lalu berencana akan membakarnya di areal itu nanti malam.
Malam tiba, diam-diam Diandra dan Albert membuat tumpukan kayu di atas jasad Bianca di ruang terbuka hijau yang mengalami perbaikan itu. Atas arahan Diandra lalu Albert pun menyuruh asistennya untuk mencarikan rombongan berandalan. Para berandalan itu berpesta di sana dengan sebuah api unggun besar di antara mereka. Bianca melebur bersama percikan api yang beterbangan.
Beberapa hari berikutnya ruang terbuka hijau itu masih belum dibenahi. Bahkan tanpa Albert dan Diandra sadari areal itu sudah dipasangi garis polisi.
Sementara di pekarangann rumah Albert dilaksanakan pemberkatan pernikahan putrinya. Baru saja usai pemberkatan itu dilaksanakan suara sirine mobil polisi terdengar semakin mendekat.
Albert dan Diandra pun ditahan atas dugaan pembunuhan.
Riyana menangis melihat kedua orang tuanya diseret masuk ke dalam mobil oleh polisi.
"Cinta bisa saja sangat berbahaya dari sekedar yang kita ketahui. Ketika kamu sudah bersamanya, pastikan kamu sudah siap dengan segala resikonya," kata-kata itu yang terngiang-ngiang mengantar pandangan matanya terhadap mobil yang membawa kedua orang tuanya itu yang semakin menghilang di ujung jalan.
Saat melihat ke sekelilingnya, Riyana melihat orang-orang dengan wajah sinis menatap Riyana. Mereka semua berwajah seperti emot batu (🗿).