Malam hari pukul 20:32 malam, di sebuah gedung stadion lapangan badminton, tersisa dua pemain remaja lelaki yang sedang latihan.
Dua remaja tersebut bernama Azhar dan Baha yang sama-sama masih berumur 16 tahun. Sejak SD mereka sudah menekuni hobi dan bakat mereka yaitu badminton.
Mereka berdua saling kenal sejak SMP dan akhirnya berteman hingga sekarang. Hari ini, sejak sore mereka sudah berada di tempat latihan hingga malam kini tiba.
"Hah! Capeknya!" Ujar Baha sambil membaringkan tubuhnya setelah meminum airnya. "Dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit ngeluh, semangat dong!" Sahut Azhar.
Baha pun membalasnya dengan terkekeh. Seketika Baha terdiam sejenak memandangi langit-langit gedung dan tak lama berkata "Kau tahu? Suatu hari nanti, di sebuah acara perlombaan nasional atau apapun itu, akan ada dua pemain hebat yang akan memenangkan kejuaraan tersebut hingga bisa membawa nama negaranya!" Ujar Baha sambil mengangkat satu tangannya dan memejamkan satu matanya.
Setelah itu dibalaslah dari Azhar "Heh, iya la tuh, khayal". "Hey! Itu bukan khayalan! Tetapi, sebuah rencana.. yang pasti akan terwujud!" Sahut dan jelas Baha sambil mengepalkan tangannya dengan bersemangat.
Azhar pun berdiri dari duduknya dan menjulurkan tangannya sambil berkata ke Baha "Iya iya! Makanya, kau dikit-dikit juga jangan ngeluh!".
"Gak pernah ngeluh kok, aku" Jawab santai Baha sambil dibantu berdirinya dia dari Azhar dengan ditarik. "Ya udah, yok, pulang! Udah malem" Ajak Azhar.
Mereka berdua pun berberes dan setelah itu pergi ke parkiran untuk mengambil motor mereka. "Mau ku temenin pulang nya?" Tanya Azhar.
Setelah itu dijawablah dari Baha sambil memakai helm nya "Tidak perlu, aku bisa sendiri, kalau nemenin aku pulang, ntar kau pulangnya kemalaman". "Ya udah, hati-hati. Bawa motor jangan kebut-kebutan" Ujar Azhar.
Setelah itu mereka pulang ke rumah mereka masing-masing dengan mengendarai motor mereka. Tepat saat berhenti di rambu lalu lintas karena sedang lampu merah, seketika Azhar merasakan sesuatu yang tidak nyaman.
Entah apa yang tiba-tiba menyerang dirinya yang seketika membuat dirinya terpikirkan dengan temannya tersebut.
Azhar merasakan firasat yang tak baik tentang temannya, tetapi ia berusaha untuk tidak over thinking atau semacamnya dan akhirnya memutuskan lekas pulang.
Esok harinya pun tiba, pukul 06:08 Azhar baru saja tiba disekolah nya. Sesampainya disekolah nya, ia pergi ke kelasnya dan mendapati teman dekatnya tersebut belum datang.
Padahal biasanya, saat pukul 06:05 Baha sudah tiba di sekolah. Rasa tak nyaman terhadap Baha semakin menjadi-jadi.
Akhirnya, Azhar pun pergi ke kelas sebelah untuk menemui sepupu Baha yang satu sekolah dengan mereka juga dan saat itulah Azhar baru mendapatkan kabar kalau semalam Baha terlibat kecelakaan.
Kini, kondisi Baha tidak diketahui, tetapi yang sepupunya ketahui, Baha sudah dipindahkan ke ruang rawat inap subuh tadi.
Setelah mendengar kabar tersebut, lekas lah Azhar mengambil tas nya dan pergi ke rumah sakit dengan mengendarai motornya dengan kebut.
Sesampainya di rumah sakit, Azhar langsung pergi ke ruangan Baha di rawat yang sudah diberi tahu dari sepupunya Baha tadi.
Setelah berhasil menemukan kamarnya, Azhar lekas masuk dengan tergesa-gesa "Permisi!". Saat Azhar tiba, Baha dan kakaknya pun terdiam kaget menatap ke Azhar yang datang tiba-tiba.
Setelah melihat keberadaan satu sama lain, mereka berdua saling tersenyum lebar. "Azhar!" Panggil gembira Baha yang langsung beranjak dari kasurnya dan membawa kantong cairan infusnya.
Azhar juga lekas menghampiri Baha dan memeluknya dengan erat. Baha juga membalas pelukan tersebut dengan pelukan yang erat juga.
"Aku minta maaf banyak-banyak sebab aku tak dengar apa kata kau semalam!" Ujar Baha sambil memeluk erat Azhar. Azhar pun membalasnya dengan melepaskan pelukan mereka "Aku tahu! Semalam kau kebut-kebutan, kan?!".
Baha pun membalasnya hanya dengan terkekeh. Setelah itu Azhar kembali memeluk Baha dengan erat sambil berkata "Aku juga minta maaf karena tak langsung susul kau semalam! Semalaman aku udah ada firasat tidak enak dengan kau, tapi aku nya malah hiraukan!" Ujar Azhar.
Kakak nya dari Baha tersenyum melihat tingkah laku adiknya dan sahabat adiknya itu. Bersyukur rasanya baginya melihat sang adiknya mendapatkan sahabat seperti Azhar.
"Hey! Ngomong-ngomong, kau bolos, ya?!" Tanya Baha yang sedikit shock. Dijawablah dari Azhar dengan santai nya "sekali-sekali tidak apa, kan, ya? Lagian, aku udah bilang sama teman sekelas buat absensi aku izin". Baha dan kakaknya pun tertawa.
Beberapa bulan berlalu, kini kondisi Baha sudah membaik. Sekarang ia juga sudah bisa aktif ke kegiatan ia seperti sebelumnya.
"Azhar, berapa set?" Tanya Baha ke Azhar yang sedang memakai sepatunya. Azhar berdiri dari duduknya yang baru saja selesai memakai sepatunya dan menoleh ke Baha "2 set?".
"Halah! 4 deh! Habis itu baru Istirahat!" Ujar Baha sambil berjalan memasuki lapangan dan meninggalkan Azhar. "Ha.. Ntar sakit nya kambuh, aku lagi yang kena salah dari aku" Ujar Azhar menyusuli Baha.
"Banyak bicara kau! Ayo, cepetan mulai!" Teriak Baha yang sudah siap melakukan servis. Mereka pun memulaikan latihan mereka.
Senang rasanya bagi mereka berdua karena sudah bisa kembali ke lapangan latihan mereka. Mereka berdua saling berjanji untuk bisa mengejar impian mereka sebagai atlet badminton yang terbaik pada suatu saat nanti.
_TAMAT_