Begitu banyak yang terjadi dalam hitungan detik, menit sampai jam. Dalam dunia ini bermilyaran bahkan juga lebih aktivitas manusia yang dilakukan pada waktu bersamaan. Hanya saja mata manusia hanya bisa melihat apa yang sedang terjadi di sekitarnya.
Seperti Jia yang saat ini begitu shock saat mendapati sebuah kejadian yang begitu mengguncang mentalnya. Kecelakaan tragis baru saja terjadi tepat di
depan matanya dan diakibatkan oleh dirinya sendiri.
Kecerobohan dirinya yang tidak berhati hati saat mengendarai sebuah mobil baru saja menimbulkan dua korban jiwa.
Wajah gadis itu pucat. Dia menggelengkan kepalanya dengan tubuh yang terlihat tegang.
"Bukan," lirihnya
"Aku tidak bersalah,"
Tapi keributan yang sedang terjadi disekitarnya jelas butuh seseorang yang bertanggung jawab. Gadis itu memundurkan langkah hendak melarikan diri tapi seseorang lebih dulu menangkap pergelangan tangannya.
"Lo harus tanggung jawab!!!" ujar seseorang dengan wajah menyeramkan
"Lo pembunuh!" tuduhnya
"Bukan aku---,"
"Lo harus dipenjara!" teriaknya
"Enggak!"
"Aku bukan pembunuh,"
"Lo pembunuh Jia, lo yang bunuh orang tua lo sendiri,"
"AKU BUKAN PEMBUNUH!"
Tiba tiba saja gadis itu terbangun dengan wajah berkeringat. Gadis itu melihat ke sekitar dan merasa bersyukur karena kejadian tadi adalah mimpi.
"Kamu kenapa sayang?" tanya ayahnya pada remaja berusia lima belas tahun itu
"Habis mimpi buruk?" tanya ibunya khawatir
Jia yang melihat kedua orang tuanya berada di depan mata segera memeluk mereka. Gadis itu mengusap sendiri air matanya yang mengalir.
"Maafin Jia Yah, Bu. Mulai sekarang Jia akan jadi anak baik. Jia gak akan maksa minta di beliin ini itu lagi sama ayah sama ibu. Tapi janji untuk selalu ada sama Jia ya? Jia sayang kalian," Ujar Jia sambil menangis
Kedua orang tua tersebut seketika saling menatap dengan tatapan heran. Meskipun begitu mereka juga bahagia jika anaknya mau berubah.
Jia yang selama ini selalu keras kepala dan tidak bisa diatur kini justru ingin berubah dengan sendirinya.
"Iya dong sayang, ayah sama ibu akan selalu menemani kamu,"
"Jia sayang kalian. Maaf kalo selama ini Jia banyak nyusahin,"
Jia sadar jika melalui mimpi itu dirinya sedang diberikan petunjuk untuk segera berubah. Dia tidak ingin menyia nyiakan hal itu. Jadi dia pasti akan berubah.
Keinginannya yang minta dibelikan mobil karena melihat temannya sudah bisa mengendarai mobil kini sudah hilang. Dia lebih takut ditinggalkan sendiri dalam keadaan belum bisa melakukan apapun untuk orang tuanya.
Dia bersyukur masih memiliki orang tua yang sayang padanya. Sudah cukup dulu dia bersikap kurang ajar, mulai sekarang dia pasti akan berbakti pada orang tuanya. Dia tidak akan menyia nyiakan waktu lagi.
Note!
Jangan gengsi untuk menunjukkan kasih sayang pada orang tua kalian. Hargai mereka selagi mereka masih bernyawa.