Namaku Parlindungan Purba. Aku dipanggil Parlin. Aku lahir di Samosir. Sejak kecil aku ingin menjadi karateka terbaik dan ingin membawa nama Indonesia ke ajang INTERNASIONAL. Sejak umur 6 tahun aku mulai mengenal bagaimana dan apa karate itu dari Ayahku sebagai gurunya. Dia senantiasa mambimbingku. Aku terus berlatih dan berlatih. Pada umurku yang ke-9, usahaku membuahkan hasil. Aku berhasil mendapat juara kelima pada pertandingan antar desa. Meskipun begitu aku tidak putus asa. Aku terus berusaha sampai sekuat tenaga. Ayahku pun terus melatihku.
Hingga pada suatu hari aku mendengar suatu pengumuman bahwa tertera, “Perlombaan Karate Tingkat Provinsi.” aku menyampaikan pengumuman itu dan lalu Ayah memberikan tanggapan yang baik, begitupun dengan teman-temanku. Aku meminta formulir pendaftaran di sekolahku. Lalu aku mengisi data itu dengan lengkap. Pada saat pulang ke rumah aku berjumpa dengan Senior karateku bernama Yudha.
Tanpa ku sangka dia juga ikut dalam pertandingan itu. Setelah dia tahu bahwa aku mengikuti pertandingan itu juga. Dia meremehkan aku dengan mengolok-olokku. Dengan mengatakan kamu tidak pantas mengikuti perlombaan itu karena seperti aku saja yang selalu mendapatkan juara satu. Di setiap perlombaan karate. Aku tidak pernah putus asa dengan perkataannya itu. Melainkan aku semakin bersemangat untuk berlatih bersama Ayahku.
Hari demi hari telah berlalu tanpa ku sadari hari ini adalah hari perlombaan tersebut. Pada pertandingan pertamaku aku merasa gugup tetapi aku berhasil melakukan langkah awal yang baik. Dengan modal kemenangan ini, aku selalu bersemangat. Sehingga pada laga-laga selanjutnya aku bisa memenangkannya. Akhirnya aku sampai juga di final. Setelah aku mendengarkan pengumuman ternyata lawanku adalah Sang senior yang dulu meremehkanku yaitu Yudha. Beberapa hari sebelum hari pertandingan itu aku berlatih dua kali lipat dari sebelumnya.
Pertandingan final pun digelar aku akan melawan seniorku yang menatapku dengan ambisius untuk mengalahkanku. Akhirnya aku memenangkan pertandingan tersebut dengan sekor 6-5. Setelah seniorku itu melihat pertandingan itu sang senior pun meminta maaf kepadaku karena telah meremehkanku. Aku menerima permintaan maaf itu dengan perasaan bangga. Dengan memenangkan pertandingan itu, aku ditunjuk untuk mewakili Indonesia dikanca Internasional yaitu Olimpiade karate sedunia.
Sebelum olimpiade itu aku menginap di Rio De Janeiro, Brazil. Di sana aku bertemu dengan karateka terbaik dari berbagai negara. Aku dilatih oleh pelatih terbaik dari Indonesia. Aku melewati laga tersebut dengan langkah yang mulus. Lalu aku menempuh kesulitan pada laga seni final. Aku masuk ke final. Aku harus melanjutkan karateka terbaik tahun lalu yang berasal dari negara Vatikan. Aku berhasil mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional. Dengan jerih payah yang menghabiskan tenaga. Semua orang menonton bersuka cita karena selama lima tahun terakhir karateka dari Vatikan tersebutlah yang selalu menjadi juara. Mereka ingin karateka terbaik yang baru. Aku mencapai impianku dengan perjuangan yang hebat.
Cerpen Karangan: Kevin Pakpahan Facebook: Kevin Jeremy Dirgantara Pakpahan