Surya yang terbenam di ufuk barat rupanya hendak bersembunyi di balik awan karena hari sudah mulai senja. Kini saatnya bagi Toto untuk berkemas pulang membereskan peralatan kesayangannya itu. Cangkul di kanan dan jerigen air di kiri tangannya yang mungil. Toto yang setiap harinya bergelut di antara padang sawah yang luas membentang, bertahan di bawah teriknya mentari yang menyengat kulit. Namun tak mampu menyurutkan semangatnya begitu saja. Mungkin baginya sekarang hanya cangkul sebagai sahabatnya, karena hampir hari-harinya hanya bertemankan cangkul usang peninggalan ayahnya itu.
Nasib Toto berubah drastis ketika ayahnya meninggal dunia. Dahulu ayahnya adalah seorang juragan yang termasyhur di desa Tunggulpayung, paling selatan dari Indramayu. Ayahnya seseorang yang dikenal baik kepada orang lain. Namun beliau menderita sakit kanker yang cukup parah. Hartanya semakin hari semakin terkuras untuk biaya pengobatan penyakitnya tersebut. Segala hal telah ditempuh untuk upaya penyembuhan Pak Dani. Namun, rupanya Allah berkehendak lain. Pak Dani tutup usia di usianya yang ke-50 tahun. Kala itu Toto masih berusia 12 tahun, Toto masih duduk di bangku SMP. Kepergian Pak Dani rupanya meninggalkan luka yang mendalam bagi Toto dan keluarganya. Semuanya terpuruk, bagaimana tidak Pak Dani adalah sosok yang dermawan dan murah belas kasih. Bahkan, bukan hanya keluarganya yang merasakan kehilangan, tetangga-tetangga di kampung juga turut merasakan duka lekat yang dalam.
Awan kelabu menghiasi hidup Toto setelah kejadian itu, padahal Ujian Nasional akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Belajarnya pun mulai terganggu, guru-guru di sekolah Toto juga mulai menyadarinya. Toto adalah anak yang pintar, ia aktif di kelas dan juga cakap dalam bergaul dengan teman-temannya. Tetapi akhir-akhir ini seperti ada yang janggal dari diri Toto, dia sekarang lebih sering murung dan berdiam diri di kelas. “To, kenapa kamu dari tadi diam terus. Lagi ngelamunin apa sih?” ujar salah satu temannya. Toto tersadar dari lamunannya. “Tidak, saya tidak sedang melamun” jawabnya seolah-olah biasa saja. “Udah jujur aja, kalau ada masalah cerita dong jangan dikubur sendiri. Nanti basi! hehe” sambil tertawa kecil. Toto memang orang yang tidak suka menceritakan hal-hal yang dialaminya kepada orang lain. Pikirnya cukup dia saja yang tahu dan merasakannya, apalagi yang dialaminya sekarang bukanlah sebuah kebahagiaan yang patut dibagi kepada orang lain.
Besok adalah hari yang paling menentukan bagi seluruh murid kelas 9, karena Ujian Nasional akan segera dilaksanakan. Sementara itu, Toto tidak terpikir untuk mempersiapkannya sama sekali. Pikirannya sudah kacau! batinnya juga dalam kondisi yang tidak stabil. Toto hanya berdiam diri di dalam kamar. “Tok.. Tok.. Tok..!! buka pintu nak!” terdengar suara bu Darmi dari balik pintu kamar. “Iya bu, ada apa?” jawab Toto sambil membukakan pintu kamarnya. “Kamu sedang apa dari tadi di kamar terus?” tanya ibunya. “Oh, saya sedang belajar bu” jawabnya berpura-pura. “Ya sudah, belajar yang rajin ya!”. “Iya bu”. Bu Darmi pun pergi dari kamar Toto.
Pagi ini mentari terasa begitu cerah, sinarnya menyelinap dari celah-celah jendela yang tak rapat itu. Namun suasana hati Toto masih tetap mendung dan pekat. Burung-burung bernyanyi dan menyapa Toto, bertengger di atas pepohonan mangga di sekitar rumah. Namun Toto tak sedikitpun memalingkan wajahnya. Dia berjalan ke sekolah seperti tanpa jiwa, kaku seperti robot.
“Kring!” Bel masuk rupanya sudah berbunyi. Anak-anak yang lain berlarian masuk, rupanya Toto sudah sejak tadi duduk di kursinya. “Anak-anak hari ini adalah Ujian Naional, ibu berharap kalian mengerjakan soal dengan baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan” ucap Ibu guru. “Siap! bu” jawab serentak seisi kelas itu. Semuanya sibuk mengerjakan soal yang telah diberikan, tapi masih ada saja yang saling contek-mencontek.
Hari telah lewat, rupanya besok adalah pengumuman hasil Ujian Nasional kemarin. Rasa penasaran dan gelisah yang bercampur aduk menjadi satu tengah menyelimuti semua murid kelas 9. Di pojok kelas rupanya sudah terpampang deretan nilai, semuanya berkumpul dan bergantian untuk melihat nilai mereka di papan pengumuman. Wajah mereka terlihat bahagia, dengan pipi yang merah merona. Toto pun ikut melihatnya, astaga! Toto berada di urutan paling bawah nilainya hancur! Toto sangat terkejut, dia seperti bangkit dari lamunan panjangnya itu. Dia terkejut bukan main, seperti mendapat cambukan di tengah lelap tidurnya. Toto merasa menyesal selama ini dia tidak mempedulikan semuanya. Dia hanya meratapi kesedihannya dan menyelam jauh di dalamnya. Kalau saja kemarin dia belajar, mungkin hasil yang ia dapat tidak sepahit itu. Tapi semuanya terlambat, nasi sudah terlanjur basi. Andaikan waktu bisa terulang kembali untuk beberapa hari yang lalu mungkin Toto akan belajar dengan keras.
Akhirnya, Toto tidak lulus dan memutuskan untuk berhenti sekolah saja. Alasannnya bukan hanya 1 melainkan 2, yang pertama karena memang dia tidak lulus ujian dan yang kedua semenjak kepergian ayahnya keluarganya jatuh miskin. Semua harta yang dimiliki telah habis untuk pengobatan pak Dani. Kini Toto pasrah akan semua yang telah menimpanya tersebut. Dia menjalani hari-harinya sudah bukan dengan lamunan lagi, melainkan dengan semangat yang penuh untuk menata masa depan yang lebih baik lagi. Toto tidak mau hal yang serupa akan dirasakannya kembali di masa datang. Walaupun sekarang Toto hanya menjadi anak sawah tetapi dia tetap bersyukur dan tidak putus asa.
Semilir angin membelai pepohonan perdu dengan manja, padi di sawah juga ikut bergoyang ria. Terlihat dari kejauhan seorang anak lelaki sedang mencangkul di sawah seberang, sesekali tangannya mengusap keringat yang membasahi wajahnya. Raut wajah yang lelah terlihat jelas, tangannya yang mungil terus menggerakkan cangkul itu. “To, sudah kelar belum?” terdengar suara lelaki yang datang menghampirinya. Rupanya pak Haji sang pemilik sawah sedang menengok para pekerjanya. “Sebentar lagi juga selesai pak” jawab Toto sambil menghela nafas sejenak dan mengusap keringatnya yang bercucuran. “To, kamu ingin melanjutkan sekolah tidak?” ujar pak Haji. Sontak Toto kaget dengan pertanyaan itu, dengan polos dia menjawab “sebenarnya sih saya pengen melanjutkan sekolah saya pak, tapi saya tidak memiliki biaya” ujarnya dengan suara lirih. “Kalau urusan biaya gampang, nanti bapak yang biayain sekolah kamu. Asalkan kamu sekolah yang rajin dan mau membantu bapak di sawah” ucap pak Haji tangannya sambil merangkul pundak Toto. “Ah, yang bener pak?” tanya Toto lagi, tampaknya Toto sangat senang mendengarnya. “Iya bener, nanti kalau pulang sekolah kamu bantuin bapak di sawah” ucap pak Haji. “Oh, siap pak!” Tegas Toto kegirangan.
Esoknya, Toto dan pak Haji mendatangi sekolah Toto yang dulu. Setelah pak Haji dan Kepala Sekolah berbincang-bincang, akhirnya Toto pun dapat melanjutkan sekolahnya kembali di SMP NEGERI 2 LELEA. Toto mengulang kembali ke kelas 9, karena tahun lalu Toto gagal untuk lulus karena nilai-nilainya buruk. Perasaan bahagia dirasakan oleh Toto saat ini, dia tidak menyangka akan melanjutkan sekolah kembali. Toto pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas yang sudah didapatnya, dia belajar dengan sungguh-sungguh. Dua semester telah dilaluinya, sebentar lagi saatnya Toto kembali menghadapi Ujian Nasional. Rasa trauma memang masih tersimpan di hati Toto luka lama yang tergores masih menyisakan bekas, namun tekadnya mampu mengubur rasa traumanya tersebut.
Hari telah berganti, di bawah naungan pohon mangga di sekitar persawahan yang teduh terlihat Toto sedang asyik bercumbu dengan buku-buku sekolahnya. Dia tidak mau hasil Ujian Nasionalnya sepahit tahun lalu, dia bertekad nilainya harus memuaskan. Pagi, siang dan malam Toto Tak henti-hentinya belajar. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, tepat tanggal 4 Mei 2015 adalah Ujian Nasional hari pertama. Toto berangkat sekolah dengan tekad dan harapan yang penuh. Di sepanjang perjalanan mulut kecilnya itu tak henti-hentinya berdoa, derap langkahnya diawali dengan “bismillahirohmanirohim”.
“Kring!” Bel masuk berbunyi. Toto mempercepat langkahnya, dia tidak mau datang terlambat untuk sebuah awal perjuangannya. Toto masuk ke kelas tepat waktu, nafasnya masih tersengal-sengal. “Tok.. Tok.. Tok!” rupanya pengawas sudah tiba. “Anak-anak hari ini kalian akan melaksanakan Ujian Nasional, tolong dikerjakan dengan jujur ya!” ucap sang pengawas tadi. Toto mengerjakannya dengan sangat hati-hati, rupanya yang telah dipelajarinya kemarin keluar dalam soal-soal tersebut. Toto tidak mau ceroboh, dia memeriksa jawabannya berulang-ulang. Sampai semuanya selesai, Toto kemudian menyerahkan jawabannya ke pengawas. Toto pulang dengan napas lega, dia berharap hasil yang ia dapat tidak mengecewakan.
Di setiap malam Toto selalu bermunajat agar hasil Ujian Nasionalnya memuaskan. Besok adalah pengumuman nilai UN kemarin, Toto merasa sangat gelisah. Hari sudah terbit fajar, mentari sudah terbangun dari tidurnya. Toto bergegas untuk menuju ke sekolah, dengan langkah yang cepat dia menyusuri jalan setapak untuk sampai ke sekolahnya. Anak yang lain sudah berkumpul di papan pengumuman, melihat nilai mereka bergantian. Air mata menetes membasahi pipi Toto, luar biasa! Nilainya sempurna! Toto sangat terkejut melihat hasil UN kemarin, rata-rata nilainya 100! Berbalik 360 derajat dengan hasil ujian tahun lalu. Dengan nilai yang sempurna, Toto lulus menjadi lulusan terbaik se-Nasional. Toto mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar kota. Pak Haji pun ikut bangga dengan prestasi yang Toto raih, namun Pak Haji dan Keluarga Toto harus rela melepaskan Toto untuk melanjutkan pendidikannya di negeri orang. Kini Toto berhasil menjadi seseorang yang sukses, namun kesuksesannya itu bukanlah sesuatu yang mudah didapatnya. Toto mendapatkan cahaya kebahagiaan di balik penderitaan yang hitam. Kini Toto adalah lelaki yang mendapatkan surga di balik awan kelabu.
Cerpen Karangan: Harry Handika Blog: harryhandika8.blogspot.com Sekilas Tentang Penulis: Nama: Harry Handika Ttl: Indramayu, 06 September 2000 Alamat: Desa Tunggulpayung Kec. lelea Kab. indramayu No Hp: O89668149646 Email Aktif: Harryhandika8[-at-]gmail.com Pengalaman Menulis: – Juara 1 Fls2n Smk Cipta Dan Baca Cerpen Tingkat Prov.jawa Barat 2016, – Juara 1 Fls2n Smk Cipta Dan Baca Cerpen Tingkat Kab.indramayu 2016, -juara Harapan 1 Fls2n Smp Cipta Cerpen Berbahasa Indonesia Tingkat Kab.indramayu 2014.