Di suatu sekolah yaitu “SMP N INSAN CENDEKIA”, terdapat 3 orang sahabat yang bernama Robin, Rozi dan Farhan mereka sekarang duduk di kelas 9 yaitu, kelas 9I. Masing masing mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda. Robin anaknya baik, ramah, cerdas dan kreatif. Rozi anaknya setia kawan, ramah, humoris dan sopan sedangkan Farhan dia mempunyai sifat agak berbeda dengan kedua sahabatnya yaitu bandel, sedikit ceroboh, terkadang cuek tetapi juga humoris dan cerdas. Meskipun ketiganya mempunyai sifat yang berbeda tetapi mereka menjadikan perbedaan mereka sebagai suatu hal yang saling melengkapi dalam menjalin persahabatan.
Seperti biasa, pagi itu Farhan sudah bangun dari tidurnya lalu sholat subuh, mandi lalu sarapan kemudian bersiap siap berangkat sekolah, Farhan hendak menggambil sepeda onthelnya yang masih berada dalam rumah dan akan berpamitan pada ibunya. “Bu, farhan mau berangkat sekolah dulu ya” teriak Farhan sambil menaiki sepedanya. “Tunggu sebentar nak” jawab ibu Farhan yang datang menghampiri anaknya. “Ada apa bu?” tanya Farhan heran. “Kamu pamitan sama ibu dengan menaiki sepeda yang masih di dalam rumah? Sungguh itu perbuatan yang tidak sopan han. Ayo turun dan keluarkan sepedamu!” perintah Ibu Farhan. “Maaf bu” sahut Farhan sambil turun dari sepedanya dan menuntunnnya keluar. “Nah seperti itu baru namanya sopan dan baik” ucap Ibu Farhan. “Iya bu. Farhan minta maaf” ucap Farhan merasa bersalah. “Ya sudah sekarang kamu berangkat nanti terlambat lho. Ingat jangan diulangi lagi ya” pesan Ibu Farhan. “Baik bu Farhan berangkat dulu, Assalamualaikum” pamit Farhan dan mencium punggung tangan ibunya. “Wa’alaikumussalam, hati-hati ya” jawab Ibu Farhan. Farhan pun segera melaju kencang menuju sekolah yang jaraknya agak jauh dari rumahnya.
Ternyata setelah sampai di sekolah Farhan terlambat masuk kelas, dengan tergesa-gesa ia pun masuk kelas, tanpa berpikir panjang Farhan langsung masuk begitu saja, melihat itu Pak Kris yang sedang menerangkan pelajaran marah sekaligus heran. “Farhan apa kamu tidak tau sopan santun?” tanya Pak Kris dengan tegas. Lama Farhan terdiam lalu menjawab “Tahu Pak”. “Kalau tahu kenapa kamu masuk tanpa salam atau ketuk pintu terlebih dahulu?” tanya Pak Kris lagi. “Maafkan saya pak” jawab Farhan takut-takut. “Sebagai hukuman kamu berdiri di depan kelas dan bacakan pembukaan UUD 1945” perintah Pak Kris dengan tegas dan galak. Tanpa banyak bicara Farhan pun langsung ke depan melakukan apa yang diperintahkan oleh Pak Kris, dengan lancar ia membacakan pembukaan UUD 1945.
Tak terasa waktu cepat berlalu bel tanda istirahat pertama pun berbunyi dengan nyaringnya. Semua anak bersorak gembira. “Baiklah anak-anak bapak sudahi pertemuan kali ini terimakasih. Assalammualaikum” ucap Pak Kris mengakhiri pelajaran. “Wa’alaikumussalam” jawab anak-anak serempak. Mereka pun berhamburan ke luar kelas, ada yang ke kantin, kamar mandi ataupun perpustakaan. Begitupun dengan Farhan, Rozi dan Robin.
“Robin, Farhan ke kantin yuk! aku lapar nih” ajak Rozi yang sudah kelaparan. Robin & Farhan mengganguk. Mereka segera menuju kantin yang jaraknya agak jauh dari kelas mereka. Sesampainya di kantin mereka duduk dan memesan makanan. Beberapa menit kemudian pesanan datang. Farhan langsung menyambar bakso yang masih panas itu. “Hati hati han nanti tersedak lho” ucap Rozi mengingatkan. “Iya, itu nggak sopan tau, kamu belum baca basmalah trus makan pakai tangan kiri lagi” sambung Robin. “Iya iya maaf habisnya lapar banget sih” kata Farhan sambil memegang sendoknya dengan tangan kanan. “Nah gitu dong kan lebih enak dipandang” ujar Rozi gembira. “Aku heran ya, hari ini aku banyak mendengar orang-orang berbicara tentang sopan, sopan dan sopan” keluh Farhan sedikit kesal. “Kamu juga sih, belakangan ini perilaku kamu kurang sopan” jelas Rozi.. “Iya, sopan itu kan penting” tambah Robin. Farhan hanya diam saja dan melanjutkan makan.
Setelah mereka selesai makan dan membayar, mereka lalu kembali ke kelas, ketika di perjalanan mereka berpapasan dengan Bu Rara. “Mari bu” sapa Robin dengan sopan. “Selamat siang bu” ucap Rozi memberi salam. Bu Rara hanya membalas dengan anggukan dan senyuman kemudian berlalu.. “Eh Farhan, kenapa kamu nggak menyapa Bu Rara tadi?” tanya Rozi heran. “Aku lagi kesal dan malas menyapa, dulu aku pernah menyapa bu guru lain tapi, tak dihiraukan dan beliau berlalu begitu saja” jawab Farhan jujur. “Nggak boleh gitu han, walau mereka tidak membalas sapaan kita, setidaknya kita sudah menyapa dan berperilaku baik” kata Rozi menasehati. “Betul itu, budayakan 5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan Dan Santun” tambah Robin. “Iya deh dari tadi aku terus yang disalahkan” ujar Farhan memasang muka cemberut. Robin dan Rozi hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepala. Mereka lalu bergegas menuju kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Lima hari pun berlalu begitu cepat tapi, sifat Farhan yang buruk masih belum hilang, sering ia ceroboh dan tidak berperilaku sopan. Pada suatu hari 3 sahabat itu berbincang-bincang di perpustakaan tentang sopan santun. “Eh, teman teman kalian tau nggak manfaat dari perilaku sopan?” tanya Rozi memulai perbincangan. “Manfaat sopan santun adalah disenangi banyak orang, menciptakan karakter yang mulia, mencerminkan sifat yang luhur, membuat kita lebih ramah pada sesama” ujar Robin penuh semangat. “Dan menjadikan kita pribadi yang baik serta mengerti adat istiadat” tambah Rozi. “Tapi teman teman bersikap sopan itu terasa sulit dilakukan, akhir-akhir ini aku selalu bertindak tidak sopan tanpa aku sadari. Aku ingin berubah, bagaimana kalian punya saran tidak?” keluh Farhan. Ia ingin jadi lebih baik lagi. “Memang han kalo kita belum terbiasa berprilaku sopan memang terasa sulit, tapi jika sudah terbiasa akan terasa mudah dan menyenangkan apalagi dapat banyak pahala” kata Rozi menjelaskan. “Aku tahu bagaimana mengubah sikap burukmu itu” ujar Robin sambil tersenyum. “Aku sudah membuatkanmu gelang sopan santun” ucap Robin lalu mengeluarkan sebuah gelang dan memberikannya pada Farhan. “Gelang apa ini?” tanya Farhan sambil melihat gelang yang bertuliskan ‘sopan itu perlu’ tersebut. “Gelang itu bisa menjadi pengingat kalau kita tidak berperilaku sopan caranya sederhana kok, ketika kita ingat bahwa kita telah melakukan hal yang tidak sopan, tarik saja gelangnya kuat-kuat lalu lepaskan dan otomatis akan mengenai tanganmu dan teras sakit jadi, gelang ini seakan-akan menghukum kita” ujar Robin menjelaskan panjang lebar. “Oh seperti itu jadi kesimpulannya jika tidak ingin sakit maka bersikaplah dengan sopan” ujar Rozi menarik kesimpulan. Robin mengganguk. “Oh begitu ya, terimakasih Robin atas pemberianmu ini, mulai besok akan kupraktikan” ucap Farhan gembira kini ia dapat melatih sikap sopan santunnya.
Sejak ada gelang itu kini Farhan lebih berhati-hati dalam bertindak. Kemarin ketika ia berpapasan dengan Bu Della Farhan malah memalingkan wajah dan tidak menyapa beliau, beberapa menit kemudian ia sadar bahwa itu adalah perbuatan yang tidak sopan, lalu ia menarik gelang pemberian Robin kuat-kuat dan melepaskannya, ia agak kesakitan. “Jika tak ingin sakit, bersikaplah sopan” ucapnya dalam hati sambil tersenyum malu. Hal tersebut Farhan lakukan berulang-ulang ketika ia berperilaku tidak baik dan sopan.
2 minggu pun berlalu, sekarang sifat buruk Farhan perlahan mulai hilang dan dia menjadi lebih ramah, tidak ceroboh dan sopan santun. Setiap bertemu siapapun ia selalu tersenyum dan menyapa, selalu hati-hati dalam bertindak, dan perubahan lain yang membuat Farhan lebih baik. “Wah han sekarang kamu berubah jadi semakin baik lho” puji Rozi. “Hehehe. Allhamdulillah ini semua juga berkat kalian dan gelang itu” jawab Farhan tersipu malu. “Berarti gelang buatanku itu manjur dong” kata Robin penuh percaya diri. “Iya, sejak ada gelang itu aku jadi lebih berhati hati dalam bertindak” ujar Farhan. “Aku juga mau, Robin masih punya gelang seperti itu?” tanya Rozi penuh harap. “Kebetulan aku bawa 2. Aku juga mau pakai, ini untukmu” ucap Robin sambil menyodorkan gelang pada Rozi. “Wah, sekarang kita seperti trio sopan santun saja” ujar Farhan gembira. “Hahaha. Ayo berperilaku sopan. Karena sopan santun mencerminkan budi luhur” teriak Robin penuh semangat. “Ya, karena berperilaku sopan hidup pun nyaman dan tentram!” ujar Rozi percaya diri. Ketiga sahabat itu pun tos bersama-sama, dan berjanji akan membudidayakan sikap sopan santun.
SELESAI
Cerpen Karangan: Rahamaha Facebook: Rahmah Maulida Rahmah Maulida adalah siswa SMA N 1 Sukoharjo. senang dipanggil Rahamaha karena itu merupakan nama Jepang dari nama aslinya.