Semut kecil yang merasa kesepian, sendirian menerjang badai dan hujan, pahit kehidupan telah ia rasakan, kesabaran menjadi kunci untuk bertahan.
Tak mampu menentang kehendak tuhan, hanya menerima seikhlas hati, tertatih ia melangkah lalui hari demi hari, manatap langit dan bertanya “kapan semua ini akan berakhir?”
Semut kecil berjalan pincang, tetap melangkah maju ke depan, meski bebatuan tajam yang harus ia lalui, tak menyerah pada keadaan, pahit kehidupan hadapi dengan senyuman
Senyum berlapis tangis tawa menyembunyikan derita, jauh di lubuk hatinya menyimpan tanya “mengapa aku. Mengapa aku yang harus merasakan ini?” tetes air mata menyelimuti kesendiriannya
Semut kecil tak sama dengan yang lainya. Ia berbeda. Musibah yang menimpanya membuat ia tak berdaya. Hanya ketegaran hati yang mampu membuatnya tetap bertahan
Semut kesepian berdoa “tuhan ini memang salahku. Aku yang tak mampu menjaga tubuh ini, aku yang tak mampu memperbaiki kesalahan ini, aku memohon ampun padamu” andai aku boleh meminta berikanlah aku kesabaran berikan aku jalan, berikan aku teman, akan ku jaga semampuku apa yang telah engkau titipkan”
Semut kecil menghapus air matanya, dan ia tersenyum. Dan berkata di dalam hati. “aku pasti mampu dan aku tak akan pernah menyerah”
Cerpen Karangan: Anto Ant Ant Blog: www.facebook.com/antzpku