Suatu hari lalat bertemu dengan lebah. Lalat itu merasa iri dengan lebah walaupun bentuk tubuhnya tidak jauh berbeda. Yang membuat iri si Lalat adalah, lebah bisa terbang dengan leluasa di sekitar manusia tanpa takut sedikitpun. Sementara si Lalat, kapan dan di mana saja bisa dibunuh, dengan cara diracuni atau pun dipukul.
Lain lagi dengan kehidupan si lebah. Manusia terkadang membuatkan tempat tinggal dengan nyaman, selain itu juga menyediakan tanaman bunga yang madu bunganya bisa dihisap oleh si lebah. Sedangkan lalat, sepanjang hidupnya berada dalam ketakutan. Semua tindakannya selalu hati-hati, bahkan tidur pun dia tidak bisa dengan tenang. Dalam hatinya, ia selau mengeluh atas nasibnya yang tidak seberuntung lebah.
Kalau memikirkan hal itu, si lalat merasa bahwa takdir yang diberikannya tidak adil. Dengan duduk dan bernaung di bawah jamur besar, dia menahan kesedihan hatinya sampai meneteskan air mata. Tiba-tiba seekor kumbang menghampiri.
“Ada masalah apa, kawan?” Tanya kumbang ketika melihat lalat menangis. “Coba katakan! Siapa yang berani menyakitimu?” Kumbang meneruskan pertanyaannya.
Si lalat terkejut dan terharu atas perhatian si kumbang, baru kali ini ada yang peduli atas dirinya. Akhirnya lalat menceritakan nasibnya dan semua kejadian yang harus dia hadapi setiap hari. setelah mendengarkan cerita si lalat, kumbang pun tersenyum.
“Oh, ternyata begitu, saya punya ide untukmu!” “sungguh? apa itu?” Lalat setengah mendesak. “Begini saja, besok kamu datangi sarang si lebah, lalu nanti kalau lebah-lebah itu keluar diam-diam kamu ikuti dari belakang dan ikuti juga cara atau gaya mereka terbang, sampai dia hinggap di atas bunga! bagaimana?” Jelas kumbang.
Lalat pun setuju. Pagi itu lalat menjalankan perintah dari kumbang dan sampai saat ini berjalan lancar. Siang pun datang, si lalat mulai lelah dan lapar. si Lalat melihat sepiring makanan milik pemelihara lebah, Baru saja lalat akan menyentuh makanan tersebut.
“Plak..” ditepuknya oleh pemilik sampai mati.
Begitulah akhir dari perjalanan hidup si lalat, meskipun dia ingin bersahabat dengan manusia.
Cerpen Karangan: Shelvia Febrianti Facebook: Shelvia Febrianti Nama: Shelvia . F Asal Sekolah: SMP Negeri 7 Mojokerto Kelas: VIII-A Facebook: Shelvia Febrianti Twitter: @Shelvia_f