Pada zaman dahulu. Hiduplah seekor kancil yang cerdik dan kawan-kawannya di sebuah hutan. Mereka sedang berpesta di kerajaan Raja Sulaeman. Ada burung, buaya, gajah, tikus, harimau, monyet, kerbau dan lain-lain. Usai berpesta, mereka semua kembali ke hutan. Kancil dan buaya kembali bersama-sama. Buaya yang masih kelaparan hendak memangsa kancil, tapi kancil berlari untuk meloloskan diri.
Setelah lama berlari kancil tak sadar tengah berada di tenda pemburu. Kancil mengendap-endap hendak kembali kehutan. Suara langkah kaki terdengar jelas. Kancil tahu bahwa jika ia pergi sekarang, pemburu akan melihat dan mengejarnya. Kancil bersembunyi di dekat tenda, keluarlah seorang gadis yang cantik. Kancil jatuh hati pada gadis itu. Tapi kancil tahu bahwa dirinya tak mungkin dapat bersama sang gadis. Setelah keadaan aman, kancil kembali ke hutan dan menceritakan pada teman-temannya bahwa ada sang pemburu yang akan menangkap mereka semua.
Kancil terus memikirkan gadis itu. Keesokan hari, kancil pergi lagi ke sana. Tempat yang berbahaya untuknya. Tapi kancil tak memikirkan hal itu, ia selalu membayangi wajah gadis itu. Setiap kali memikirkannya kancil merasa ingin sekali ditangkap gadis itu. “Tapi jika aku ke sana dalam keadaan seperti ini, ia tak akan mungkin mau bersamaku. Aku hanya akan jadi santapan mereka” katanya. Kancil kembali ke hutan, tempat gadis itu tak jauh dari tempatnya tinggal.
Berhari-hari kancil memikirkan cara untuk bertemu gadis itu. Kancil berkumpul dengan kawan-kawannya. Gajah berlari menghampiri mereka dan berkata “Kawan-kawan, Pemburu. Pemburu menangkap harimau dan membunuh ular. Aku melihatnya dan berlari untuk memberitahu kalian. Kancil benar ada pemburuuuuu”. “Benarkah gajah? Kancil bagaimna ini? Bukankah kau cerdik? Lakukanlah sesuatu” monyet menimpali. “Harimau sudah tertangkap. Siapa yang akan jadi raja Rimba? Aku memang cerdik. Tapi si pemburu sangatlah licik” Kata kancil “Bagaimana ini?”. “Iya bagaimana?”. “Andai saja salah satu di antara kita mau berbicara dengan si pemburu. Pasti semuanya tidak akan apa-apa” kata kelinci. “Biar aku yang bicara dengan si pemburu”. “Ah benarkah monyet? Kau akan bicara dengan si pemburu?” Tanya kelinci. “Halah, Harimau saja kalah apalagi kaulah. Bagaimana ini tak ada yang bisa berbicara dengan si pemburu lah” Kata gajah. “Kancil, Bagaimana kalau kau minta raja sulaeman untuk bicara pada mereka” Kata tikus mengusulkan. Kancil yang cerdik mendapat ide untuk bertemu sang gadis cantik. “Aku akan pergi ke istana raja sulaeman” Kata kancil.
Kancil berlari ke istana raja sulaeman. Hutan tempat kancil dan kawan-kawannya tinggal sangatlah jauh kekerajaan raja sulaeman. Kancil terus berjalan dengan terus membayangkan wajah gadis itu. Setelah lama berjalan, kancil sampai di kerajaan raja sulaeman. “Kancil. Ia itu kancil. Biarkan gerbang terbuka untuknya, cepat prajurit”. Kancil masuk kedalam istana dan bertemu raja sulaeman. Ia menceritakan yang telah terjadi di hutan. Raja sulaeman sangat terkejut atas permintaan kancil. Tapi raja sulaeman tak ragu dengan perkataan kancil, raja sulaeman tahu bahwa kancil selalu berkata jujur. Kancil sangat baik hati dan raja sulaeman sangat mempercayainya.
“Jadi ada segerombolan manusia yang tinggal di hutan dan memburu semua kawan-kawanmu?”. “Iya tuanku raja sulaeman. Aku ingin menolong mereka dan berbicara dengan para pemburu. Tapi keadaanku yang seperti ini tak akan mungkin bisa”. “Baiklah, Apa yang kau inginkan kancil? Aku akan mengabulkannya”. “Benarkah tuanku raja sulaeman? Aku ingin menjadi seorang manusia”.
Kancil kembali ke dalam hutan dengan kedua kakinya. Kancil menemui teman-temannya. “Pemburu, Pemburu” Tikus berlari menghampiri mereka yang tengah menunggu kedatangan kancil. Tikus melihat seorang anak laki-laki yang telah menangkap kelinci. Kemudian kelinci datang menghampiri mereka dan berkata “Kancil telah kembali kawan-kawan”. “Kelinci, Bukankah kau ditangkap si pemburu?”. “Aku memang ditangkap tap…”. Belum selesai kelinci menjelaskan mereka telah berlari berhamburan setelah anak laki-laki itu datang menghampiri mereka. “Kawan-kawan ini aku, Aku kancil”. “Halah, Kau ini. Aku belum menceritakan semuanya pada mereka kau sudah ke sini” Kata kelinci.
Kancil berjalan ke arah gadis itu berada. Tapi tenda dan lain-lainnya sudah tak lagi berada di sana. Kancil merasa sangat sedih dan kecewa. Suara hantaman keras, kancil berlari ke arah sumber suara. Kancil tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Buaya tengah memangsa sang gadis. Kancil sangat marah dan memukul buaya dengan keras. Kancil membawa sang gadis ke dalam hutan. Setelah kelinci menjelaskan semuanya, mereka menghampiri kancil yang tengah menangis. “Kancil? Kau sedang apa? Hah si pemburu”. “Dia bukan si pemburu, dia hanyalah gadis yang butuh pertolongan” kata kancil. “Hah, Dia si pemburu yang menangkap harimau” kata gajah. “Bukan, Dia bukan si pemburu. Mereka telah pergi. Aku harus menyelamatkannya”. “Apa yang terjadi padamu dan padanya kancil?” Tanya tikus. “Hei kan aku sudah jelaskan pada kalian” Jawab kelinci. “Gadis ini terluka, Tolonglah kawan-kawan”. “Hah, Aku akan carikan obat” Kata monyet. Lalu monyet terus bergelantung pada pohon ke pohon untuk mencari obat.
Beberapa hari kemudian. Si pemburu kembali untuk menemukan mayat sang gadis. Setelah diobati beberapa kali, akhirnya gadis itu sembuh. Tapi kesadarannya masih belum pulih. Si pemburu menemukan kancil dan sang gadis. Mereka adalah kedua orangtua sang gadis. Mereka menanyakan bagaimana bisa kancil menyelamatkan sang gadis dari terkaman buaya. Kancil menceritakan semuanya.
Sang gadis sadar dan bertanya apa yang telah terjadi dengannya. Semuanya saling menatap. “Siapa kamu?” Katanya. “Aku kancil. Aku yang sudah menyelamatkanmu” Kata kancil. Kancil sangat bahagia tapi permintaan sang gadis sangatlah membuatnya bersedih. Sang gadis berterimakasih atas bantuan kancil dan jatuh hati pada kancil, tapi sang gadis tidak mau pulang sebelum kancil mau membunuh semua hewan yang ada di hutan. Kancil harus membunuh kawan-kawannya. Demi cintanya pada sang gadis kancil rela melakukan apapun.
Kancil pergi ke hutan menemui kawan-kawannya. Kancil berkata akan mengadakan pesta bersama mereka. Kancil berterimakasih dan meminta maaf karena kancil akan ikut bersama sang pemburu demi melindungi mereka.
Pesta berlangsung sangat meriah. Terdapat banyak makanan yang dihidangkan. Tapi tak ada yang menyangka bahwa kancil tega mencampuri semua makanan dengan racun. Kawan-kawan yang sudah makan makanan tersebut tergeletak tak bernyawa. Kancil merasa sedih namun juga bahagia.
Raja sulaeman yang mengetahui hal ini sangat marah. Kepercayaan yang telah diberikannya dihancurkan dengan cara seperti itu. Kancil kembali kepada sang gadis dengan membawa semua mayat kawan-kawannya. Sang gadis tersenyum dan menusukkan pisau ke perut kancil. Kancil tergoletak, gadis yang dicintainya telah membohonginya. Ia amat begitu menyesal, kancil sangat marah dan membalas dendam. Membunuh mereka semua dengan amarah yang telah membakar hatinya. Kawan-kawan yang dicintainya telah pergi meninggalkan kancil atas kebodohannya. Kancil dibutakan cinta dan mempercayai perkataan orang yang baru dikenalnya.
Sekarang kancil tinggal sendirian di dalam hutan, kancil segan menemui raja sulaeman dan menceritakan semua yang telah terjadi. Raja sulaeman datang menghampiri kancil, sebagai hukuman. Kancil harus pergi ke sebuah goa untuk bertapa dan mensucikan diri. Setelah sekian lama, Kini kancil kembali ke dalam hutan dengan keadaan seperti semula. Raja sulaeman telah memberinya kesempatan, memaafkan semua yang telah kancil lakukan. Saat kembali ke dalam hutan, kancil menemukan kawan-kawannya sedang menunggu kepulangannya. Kini kancil berjanji tak akan mengulangi kesalahannya dan mereka hidup bahagia di dalam hutan.
Cerpen Karangan: Dheea Octa Facebook: Octavhianie Dheea