Pada hari Selasa, 10 Januari 2017, ibu Lana hendak bercerita kepada anaknya yang bernama Lana yang sudah mau tidur malam.
“Di suatu pulau terdapat desa yang hanya dihuni oleh binatang yang bernama Desa Onan, yang artinya Desa Only Animal. Desa Onan penduduknya sangat rukun dan tenteram. Dan hiduplah sebuah beruang yang pandai bernama Koko. Dia mempunyai adik perempuan yang pintar dan lucu bernama Kiko. Ayah Koko dan Kiko sudah meninggal sejak Kiko berumur 1 tahun. Mereka hanya hidup dengan ibu yang baik hati. Ibu mereka hanya bekerja sebagai penjahit. Kadang mereka bercukupan dan kadang kekurangan. Koko kelas TK dan Kiko kelas PG.
Pada suatu hari, Koko dan Kiko libur awal semester. “Koko, Kiko, cepat bangun, sudah pukul 07.00, cepat bantu ibu,” kata ibunya. “Oke, kami akan segera bangun,” kata Koko dan Kiko. Mereka biasanya membantu membersihkan rumah.
Setelah mereka selesai membersihkan rumah dan ibu sudah menyelasaikan menjahit baju pesanan. Mereka membuat es teh manis bersama-sama. “Hmmm segarrr, es teh manis ini, rasanya enak,” kata Koko. “Iya, Kak,” kata Kiko.
Liburan sekolah sudah selesai, Koko dan Kiko mulai masuk sekolah. “Koko, Kiko, bangun, nanti terlambat ke sekolah, lho,” kata ibu. “Iya,” kata Koko dan Kiko. Koko dan Kiko mandi lalu sarapan bersama ibu. Hari ini mereka makan roti dengan selai madu. “Hmmm enak,” kata Koko dan Kiko. Lalu mereka menyikat gigi dengan pasta gigi rasa madu. Mereka membawa bekal roti isi madu dan minuman es madu. Mereka sangat menyukai madu.
Di sekolah, Koko mempunyai banyak teman, karena Koko sangat baik hati. Jika temannya kesulitan mengerjakan sesuatu Koko akan mengajarinya. Jika temannya jatuh dia akan menolongnya. Dan perbuatan baik lainnya. Dia mempunyai teman yang bernama Rabbit si kelinci, Turtle si kura-kura, Penguin si penguin, Doggy si Anjing, Katy si kucing, dan lain-lain.
Pada hari Jumat, menemukan dompet yang berisi Rp.1.000.000. Tetapi, dia tidak membawanya pulang karena Bu Lika, gurunya pernah berkata “jika kita menemukan sesuatu, kita harus mengembalikannya ke pemiliknya jika ada indetitas, jika tidak ada berikanlah ke Pak Polisi. Karena itu bukan milik kita, itu milik orang lain. Jika kita mengambilnya artinya kita mencuri. Dan jika kita mengembalikannya kita tidak boleh meminta balasannya. Jika kita diberi, kita harus bersyukur.”
Kebetulan di dompet itu terdapat indetitas. Koko tahu siapa pemiliknya. Dia adalah Pak Dadi. Pak Dadi adalah hewan anjing dan seorang pengusaha yang baik hati. Pak Dadi bingung di mana dompetnya.
“Di mana yaa dompetku, kalau hilang bisa gawat?” kata Pak Dadi. Lalu, Koko menghampiri Pak Dadi. “Pak, ini dompet bapak, tadi saya menemukannya di tepi jalan,” kata Koko. “Wah, terima kasih ya Koko. Ini uang Rp. 100.000 buat kamu, sebagai hadiah kalau kamu sudah jujur.” “Terima kasih, Pak Dadi.” “Sama-sama, Koko. Saya mau berangkat dulu ya. Sampai jumpa.” “Iya, Pak, saya juga pamit dulu, nanti dicari ibu. Hati-hati, Pak.”
Lalu, Koko pulang ke rumah. “Koko dari mana saja kamu?” kata ibu. Koko menceritakan semua yang dialaminya lalu memberikan uang yang diberi oleh Pak Dadi. “Wah, anak ibu hebat ya.” kata ibu.”
Ibu Lana sudah selesai bercerita. Dan Lana sudah tertidur lelap. Ibu Lana mematikan lampu kamar anak semata wayangnya itu. “Selamat malam, sayang,” kata ibu.
Cerpen Karangan: Irine Margareth