Ada seorang siswa di salah satu sekolah ternama di jakarta, dia bernama aldo. Dia adalah anak yang sangat dibenci oleh teman-temannya karena sikapnya yang suka kasar dan menindas teman-temannya. Sudah berapa anak di sekolahnya yang menjadi korban bulliying olehnya. Teman-temannya sudah banyak yang melaporkan hal itu kepada gurunya, tapi tidak ada yang percaya karena dia adalah salah satu anak teladan di sekolahnya. Peringkatnya yang tinggi membuat guru-guru meyakini bahwa anak-anak yang melaporkan dia sebagai pelaku penindasan hanya karena sebuah keirian saja.
Sampai ketika terjadi sebuah kejadian dimana salah satu murid sekolah pingsan didepan pintu gudang sekolah, dan ditemukan oleh salah satu guru olahraga yang ingin mengambil ring basket sekolah yang rusak untuk diperbaiki. Anak itu kemudian segera dibawa ke ruang kesehatan sekolah.
Saat telah sadar, anak itu mengaku bahwa aldo lah pelakunya. Dia mengajak anak itu ke gudang belakang sekolah dan mengajaknya merok*k. Namun karena anak itu tidak merok*k, dan menolak permintaannya, dia yang awalnya hanya diam saja, tiba-tiba dia memberikan satu pukulan keras di dada anak tersebut. Sontak anak itu terjatuh dan batuk-batuk sambil memegangi dadanya. Anak itu memiliki sakit asma. Sebenarnya dia sudah mengetahuinya karena dia adalah teman sekelasnya. Saat anak itu jatuh tak berdaya sambil merintih kesakitan, kemudian dia meniupkan asap rok*k didepan wajah anak tersebut berkali-kali. Sampai pada akhirnya anak itu pingsan dan dia pergi meninggalkannya begitu saja.
Akhirnya, guru BP memanggilnya untuk datang ke ruangan BP. Guru itu bernama bu marni. Bu marni bertanya apa benar aldo telah melakukan perbuatan seperti itu kepada teman-temannya. Dia pun mengakui dan tidak mengelaknya. Bu murni pun bertanya apa alasan aldo melakukan itu. Dia hanya menggelengkan kepala sambil menunduk.
Berulang kali, Bu marni bertanya lagi, apa yang sesungguhnya terjadi pada diri aldo. Akhirnya dia menceritakan semuanya kepada bu marni, bahwa saat ibu kandungnya meninggal, ayahnya berubah menjadi sosok yang tempramen. Ketika dia lupa menjemput adeknya pulang les, ayahnya langsung memukulnya dengan kayu. Kadang-kadang melemparinya dengan helm. Kata-kata ayahnya pun juga menjadi sangat kasar. Sejak saat itu dia menjadi terbiasa hidup dengan kekerasan. Dia menjadi agak kesulitan untuk mengatur emosinya.
Bu marni pun menghela nafasnya. Kemudian berkata pada aldo bahwa dia harus bisa menjadi sosok yang kuat menjalani kerasnya kehidupan. Dia harus bisa menyadarkan ayahnya bagaimana pun caranya, sesulit apapun dia harus berusaha dan jangan selalu menganggap bahwa apa yang dia lakukan dan hadapi akan selesai begitu saja jika diselesaikan dengan kekerasan. Karena yang ada malah dia akan menyakiti orang-orang disekitarnya.
Bu marni menyarankan agar dia bersosial dengan teman-temannya yang bisa membawa kepada kebaikan. Cara itu yang akan bisa membantu mengatur emosinya. Setelah dia mendengar nasehat dari bu marni, sontak dia merasa bahwa dia sedang mendengarkan nasehat dari almarhum ibunya. Akhirnya, mulai saat itu dia dapat menjalani hari-harinya dengan baik, bersosial dengan teman-teman yang bisa membawanya kepada hidup yang baik, dan dia bisa lebih sabar dalam menghadapi ayahnya.
Cerpen Karangan: Jihan Anggrining Mulya Blog: ngopicay.blogspot.com