Apa yang dibutuhkan cahaya ketika sudah dapat memancarkan sinar yang menusuk mata?
Ini kisah tentang Cahaya, yang mencari setitik harapan agar sinarnya tak hanya menyinari tetapi menemani kehidupan yang disinarinya.
“Pak, Cahaya berangkat sekolah dulu ya” “Ya” jawab Pak Cahyo singkat
Bukan hal yang biasa ketika Pak Cahyo hanya menjawab singkat salamnya ketika berangkat sekolah setiap harinya. Namanya Cahaya, ibunya meninggal ketika menyelamatkan Cahaya dari kobaran api yang melahap rumah lamanya.
“CAHAYAAA CAHAYAAA AYO KELUAR NAKKKK” Cahaya yang sibuk mengambil ilustrasi tata surya kesayangannya dengan segera keluar menuju pintu rumah, namun naas baginya ketika atap di depannya jatuh dan menimpa Cahaya kecil sehingga membuatnya kesulitan bergerak. Melihat anaknya yang tertimpa reruntuhan atap, ibunya berlari dan mengangkat kayu yang menimpa anaknya. Tapi terlambat, api melahapnya beserta rumah seisinya.
“INI SEMUA KARENA KAMU!!! NGAPAIN SIH NGAMBIL MAINAN NGGA PENTING INI?!!!” Sekilas ingatan Cahaya mengerjap mengulangi kejadian-kejadian pahit yang ia alami selepas kepergian Ibunda tersayangnya. Harapannya untuk menjadi seorang Astronot seketika pupus mendengar kalau kepergian ibunya karena ulahnya mengambil ilustrasi tata surya itu.
“Cahaya, kenapa lo murung gitu sih?” “Oh gapapa, lupa sarapan ini tadi di rumah, ada nasi goreng ga di kantin?” Begitulah Cahaya mengawali paginya, ditemani teman kesayanggannya. Bintang.
Cahaya termasuk anak yang tergolong cerdas, dibuktikan dengan peringkatnya yang tak pernah turun sekalipun. Meski begitu ia hanya memiliki Bintang sebagai temannya, Cahaya diejek karena hanya merupakan anak petani yang tinggal di desa. Banyak desas desus mulai dari kebakaran di rumah lamanya hingga alasan mengapa Cahaya dapat berteman dengan Bintang, karena bintang adalah anak Camat di daerah setempat menyebabkan Cahaya dianggap memanfaatkan Bintang untuk kesenangannya semata. Padahal tidak pernah Cahaya menerima sepeser pun uang dari Bintang.
“Anak-anak, minggu depan kita UTBK jangan lupa untuk disiapkan mulai dari Bab 1 sampai…” Bel pulang berbunyi, murid murid keluar dari kelas dengan segera tak terkecuali Cahaya dan Bintang.
“Bin, lo kalau lulus bakal yakin mau kerja di Kanada?” “Insyaallah sih tapi Papa minta buat tetep di Indonesia aja, sedangkan Mama bilang terserah aku mau kuliah dimana asal kuliah bener” Jawab Bintang dengan hati-hati Bintang mengamati raut wajah Cahaya yang mendadak berubah, dengan segera ia mengalihkan perhatiannya. “OH IYAA MANG LONCATT KAN UDAHH BUKAA, DIA PUNYA MENU BARUU” Ya, tak pernah terlupa bagi mereka berdua untuk menyantap Bakso Mang Loncat kesukaannya.
Kembali kepada Cahaya yang tak pernah terlintas di benak Cahaya akan Ayahnya yang mendukungnya untuk menjadi seorang astrnot. Pagi itu, hari pertama UTBK nya. “Cahaya, ayo bantu bapak di sawah, padi padi lagi bagus nih” “Maaf pak, ini hari pertama Cahaya UTBK, Cahaya janji kalu UTBK nya sudah selesai bakal langsung bantu bapak di sawah, Cahaya janji pak”
BRAKKKK Tas yang semula berada di atas meja dibanting oleh Pak Cahyo dengan kasar. “MASIH MAU KAMU JADI ASTRONOT? MASIH MAU?” “KITA MISKIN CAHAYAA KITA MISKINN” “KAMU DENGER KATA BAPAK NGGA SIH?” lanjutnya “Pak, dengerin Cahaya dulu pak” “DENGERIN APAA? IBUMU SUDAH MATI CAHAYAA JANGAN BIKIN BAPAK TAMBAH SUSAH” Sambil mengambil tasnya yang dihempas oleh bapaknya dari lantai, Cahaya pergi sembari berkata “Tapi mimpi yang ibu kasih ke aku belum mati Pak”
UTBK sudah berlalu, hari ini detik-detik pengumuman untuk hasilnya. Dan ya, Cahaya berhasil lolos. Tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya, ia sukses tanpa restu ayahnya.
Cahaya sukses menjadi Astronot seperti jajaran Pratiwi Sudharmono dan tentunya ia dapatkan berkat restu Ayahnya, bagaimana bisa? “Tak ada waktu yang terbuang bagi Cahaya untuk bermain, ia selalu mengurung diri, menghitung, membaca, bahkan 2 hari Cahaya dapat tidak keluar kamar hanya untuk belajar” “Ia tidak pintar, tetapi ia gigih, itu yang membuat saya luluh akan kemauannya untuk menjadikan astronot menjadi tujuan utama hidupnya.”
Lentara bagi Cahaya, adalah Ayah dan Ibunya.
Cerpen Karangan: Murphy hai semua, saya Murphy!! instagram: @ethezalila yukk bagi yang mau bercerita- ria nisa dm saya yaaa!!
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com