“SEKALI LAGI, SELAMAT KEPADA ICHA CARISSA SEBAGAI JUARA SATU OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA SEKOTA BANDUNG!” Tepuk tangan dan sorakan begitu ramai saat Icha berjalan ke atas panggung.
“Nak, bangun nak sudah jam 6, nanti kamu kesiangan loh” Kata ibu. “HAH JAM 6?!” Sontak Icha langsung beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.
Setelah siap siap Icha langsung bergegas menuju sekolah. Tentu saja dengan sepeda motor kesayangannya. Di perjalanan Icha sedikit panik karena takut terlambat sampai sekolah. “Huh, untung aja belum telat” Kata Icha dalam hati setelah sampai di depan gerbang sekolahnya.
Walaupun hanya seorang anak yang terlahir di keluarga sederhana, itu tidak membuat Icha melupakan mimpinya. Justru ia semakin giat dalam belajar agar semua cita citanya dapat terwujud. Dan, seperti biasa, sebelum kelas dimulai Icha pasti akan membaca buku terlebih dahulu untuk mengulang materi sebelumnya. Ketekunan dan semangat Icha dalam belajar selalu menjadikannya sebagai juara kelas. Bahkan saat SMP Icha menjadi lulusan terbaik di angkatannya.
“JAM PELAJARAN AKAN DIMULAI DALAM 5 MENIT” Bel berbunyi untuk memulai pelajaran. “Icha, nanti kamu temui ibu di kantor ya setelah pelajaran bu Nisa” Kata bu Irna kepada Icha yang sedang mencatat materi di papan tulis. “Baik bu” Jawab Icha sambil mengangguk kepada bu Irna.
Langsung saja Icha menuju ke kantor untuk menemui bu Irna. Tentu saja setelah selesai mencatat semua materi di papan tulis.
“Assalamualaikum bu, tadi ibu meminta saya untuk temui ibu, ada apa ya bu?” Tanya Icha kepada bu Irna. “Jadi, ibu mau kamu mewakili sekolah di Olimpiade Matematika tingkat kota. Kamu bisa kan?” Jawab bu Irna. Betapa terkejutnya Icha setelah mendengar jawaban bu Irna tadi. Bagaimana tidak? Dia baru saja diminta untuk mewakili sekolah di Olimpiade tingkat kota. Senang pastinya. Tapi dalam hati Icha terbesit keraguan akan kemampuan yang dimilikinya. Ia takut akan mengecewakan guru, sekolah, dan orangtuanya.
“Lombanya diadakan 2 minggu lagi, jadi kamu masih ada waktu untuk berlatih ya Icha” Ucap bu Irna. Icha sedikit terkejut saat mendengar bahwa lombanya akan diadakan 2 minggu lagi. Sedangkan ia membutuhkan waktu lebih untuk mempelajari semua materi. Icha jadi semakin ragu untuk mengikuti Olimpiade tersebut. “Maaf bu, nanti saya pikirkan lagi ya bu tentang ini” Ucap Icha kepada bu Irna. “Oh ya sudah, boleh dipikirkan dulu. Tapi jangan lama lama ya, nanti ibu akan pilih siswa lain kalau kamu lama mempertimbangkannya” Jawab bu Irna dengan tegas.
Di perjalanan pulang Icha terus memikirkan hal ini. Di satu sisi, ia mau mengikuti Olimpiade tersebut. Tapi di sisi lain, ia takut kalau hasilnya akan mengecewakan.
Sesampainya di rumah Icha berbicara kepada ibunya tentang Olimpiade tersebut. “Loh, kenapa ragu? Ibu yakin kamu bisa. Lagipula menang atau tidak menang itu hal yang wajar. Kalaupun kamu nanti tidak menang, jadikan itu sebagai pacuan kamu dalam belajar supaya lebih semangat lagi. Kesempatan itu gak datang dua kali nak, selagi kamu diberi kesempatan kenapa tidak? Ya kan?” Kata ibu kepada Icha. “Ibu benar, kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya” Batin Icha.
Keesokan harinya, Icha menemui bu Irna untuk memberi tahu bahwa ia setuju untuk mengikuti Olimpiade tersebut. Sudah tidak ada keraguan di hati Icha, dia harus yakin bahwa ia bisa dan menyerahkan yang terbaik untuk Olimpiade kali ini. Hari demi hari berlalu, kini Icha sudah siap dengan segala persiapannya dalam dua minggu ini. Dan esok adalah hari yang menantang untuk Icha, karena besok Icha akan mewakili sekolahnya untuk berkompetisi di Olimpiade tingkat kota. Keesokan harinya..
“Ibu, Icha berangkat dulu ya, doain semoga bisa bawa pulang pialanya hehehe” Pamit Icha kepada ibu. “Iyaa, aamiin, semoga lancar ya nak. Hati hati di jalan” Jawab ibu sambil tersenyum.
Icha datang ke Olimpiade dengan bu Irna sebagai pendampingnya. Sebentar lagi lomba akan segera dimulai. Dan tidak terasa sesi demi sesi sudah Icha lewati. Dan Icha berhasil masuk 10 besar untuk dilanjutkan ke final.
Sesi final pun dimulai. Kini Icha sedang berjuang untuk membanggakan sekolahnya. Dan, kini tibalah saatnya pengumuman juara. “SELAMAT KEPADA BILQIS FITRIANI SEBAGAI JUARA HARAPAN 1” Ucap MC diatas panggung.
“DAN, UNTUK JUARA PERTAMA SELAMAT KEPADA ICHA CARISSA SEBAGAI JUARA 1 OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA SEKOTA BANDUNG” Ucap MC sambil tersenyum bangga.
Icha tersenyum bangga seraya naik keatas panggung. Di pasangkannya medali di leher Icha oleh bapak walikota. Icha juga mendapat piala dan piagam perhargaan. Bu Irna tersenyum bangga kepada Icha yang berada diatas panggung. “Selamat yaa Ichaa! Ibu gak salah pilih kamu untuk wakili sekolah” Ucap bu Irna dengan bangga.
Setelah lomba selesai, Icha segera pulang ke rumahnya karena tidak sabar ingin memberi kabar baik kepada ibunya tercinta. “Alhamdulillah nak, ibu bangga banget sama kamu. Selamat ya!” Kata ibu sambil memeluk Icha. “Alhamdulillah bu, berkat ibu Icha jadi yakin kalau Icha bisa. Terima kasih ibu udah selalu dukung Icha” Jawab Icha dengan terharu.
Icha berhasil membuat guru, dan orangtuanya bangga, juga memberi nama baik sekolah atas prestasi yang diraihnya. Icha belajar bahwa kita harus yakin dengan diri kita sendiri, bahwa kita bisa. Jangan biarkan pikiran negatif terus menerus ada di pikiran kita. Terus semangat dalam mengejar mimpi dan cita cita, dan yakin bahwa kita bisa mewujudkannya.
SELESAI
Cerpen Karangan: Salsadila F Ig: @dilalafrs Salsadila Faras Anisa, seorang pelajar yang mempunyai hobi membaca dan mendengarkan musik.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com