Adara Kiana Zunita nama begitu panjang. Dara sapaannya memiliki kehidupan pelik mengadalkan kemampuan memasak akhirnya berjualan di kampus selalu ada saja cacian dari orang burjois di sini.
Termaksud Pelangi yang benci padanya. “Gak layak kamu jualan di sini, ogah banget buat beli!” “Kenapa padahal nasi kuning dia enak?” “Dia jualan nasi kuning, gorengan, kue semua sampah, gak higienis” Pelangi menghujat bersama Karla. “Jahat ya mulut kalian, gak kasian sama Adara…” Nillam gadis yang bersahabat dengan Adara menekuk wajah. Ia kasian menemukan kata kasar di bibir Pelangi. Mulut kadang sekali disaring. “Gak tuh bye, kita masih kelas.” Melambaikan tangan dari jauh. Memberikan efek kesal di hati, bahkan menerobos ke tulang paling terdalam.
Di ruangan kursi panjang diluar kelas duduk seorang cowok bermain ponsel. Kegiatan yang biasa dilakukan jika bosan. Menghibur diri dapat menaikkan mobilitas tubuh, imun juga tetap terjaga.
“Awas aja kena karma baru tau rasa argghh…” Mengacak rambut frustasi. “Bevan jadi kan kita jalan ke Mall siang ini?” Pinta kekasihnya memelas muka dicebikkan.
Permainan Pubg telah dilewati sempurna dari level pertama dan juga 7. Meski telah beredar di tv, tapi semua orang ingat. Menjadi legend di seluruh penjuru.
“Aku malas, soalnya aku mau main game di rumah aja.” jawab Bevan datar tanpa menampilkan aura bahagia. “Ih… gak asik masa doi aku gak ikut sih aku kan mau makan Risoles Mayo, sama Bitterballen, gorengan yang kekinian sama aku pengen coba itu Tempura udang enak banget.” “Bukannya kamu diet sayang?” Tunjuk cowok itu menjuwil hidung sang kekasih. “Jualan jangan cuma tahu isi ayam aja pake daging atau keju biar menarik.” “Modalnya besar atau dikasih udang sih pernah tapi ya gitu tambah mahal!” “Ayam juga mahal.” Protes Nillam tidak mau kalah.
Saat berdebat di kelas pasti Nillam tidak mau kalah. Dan sekarang perdebatan masih sering terjadi. Gadis itu berjalan keluar dari ruangan dan segera membeli air mineral di kantin. Kue klepon, dadar gulung ijo, beserta onde onde ketawa menjadi kue andalan kalau makanan kadang nasi kuning sama nasi uduk. Dara orangnya kuat selama hidup dia anak yatim piatu hanya tinggal bersama adik. Namun sayang hubungan mereka renggang.
Mengingat kabar Aiko hati teriris perlakuan kasar, bahkan kdrt luka-luka di sekujur tubuh pernah dialami Aiko mendorong mengambil uang dari hasil jualan. “Siniin atau Kakak aku usir!” “Jangan…” Rengek Dara menangis terisak. “Kakak gak guna masa jualan gorengan ini itu, hasil cuma dua ratus lima puluh coba deh variasi menu kayak di mall pasti enak.” Merendahkan tanpa mengerti kondisi perasaan Dara. Hatinya remuk dikomentari begitu.
Hingga di mana memilih pasrah. Sudah berminggu-minggu bosan Dara berinovasi mengetahui jika ada menu risoles mayo yang sedang viral. Ditambah telur geprek akhirnya menyusun ide memasukkan ke dalam menu nasi uduk. Selain murah-meriah Dara bisa menyesuaikan dengan kantung.
Sudah lama Dara berdiri di trotoar memegang tempat yang biasa dia dagangkan. Angkot belum datang sampai Bevan menyapanya. “Aku mau ketemu kamu? Ada hal penting mau aku bicarakan.” Suara terdengar lembut. “Kakakku suka nasi uduk kamu itu harganya berapa?” “Udah habis besok aja, kok kakak kamu makan nasi uduk?” Mengeryitkan dahi heran pada pertanyaan barusan. “Aku beli dua aku suruh Rizzy yang beli, soalnya aku ada urusan penting.” Berbohong Bevan memang belum pernah mencoba akibat dilarang sama Pelangi. Menyerahkan helm naik motor bersama menyusuri Ibukota. Senyuman terhias. Tiba di tempat tujuan lalu turun.
Besoknya subuh-subuh terbangun membuat makanan. Sembari selesai cuci muka. Harus bersih, supaya pelanggan tetap setia untuk membeli. Dara sesekali menguap tapi ditahan. Datanglah Aiko merusak segalanya.
“Kakak mau buat gorengan yang enak ya hasilkan uang banyak buat adik tersayang bye, bentar lagi cowok aku jemput.” Mengintip keluar ada motor besar muncul.
Setelah kepergian Aiko kemudian sebuah motor bermotif merah masuk. Rasanya kayak kenal? Membuka pintu betul saja itu Bevan.
“Aku jemput boleh ya? Please…” Tidak enak menolak mengiyakan saja.
Selesai masak baru memasukkan ke dalam plastik stereofoam. Di kampus semua anak memperhatikan Dara. Bahkan berkata jika Dara itu caper. Namun menanggapi biasa. Semua ludes memborong bahkan Bevan makan lahap di tempatnya duduk.
“Jadi kamu mulai suka sama dagangan dari Dara? Hiks… jahat aku benci kamu.” “Tapi ini memang enak kok,” Bevan menatap lekat wajah Pelangi. Sorot mata selalu memancarkan rasa cinta yang begitu dalam.
Tangan masih menyentuh sarung tangan mengambil gorengan dengan spatula. Memasukkan ke dalam kantung plastik putih. Pemesan banyak hari ini, sehingga Dara memutuskan melayani. Sudah sore kaki terasa lemas harusnya sudah pulang tapi apa daya dagangan masih banyak.
Di lapangan sedang ada latihan mereka juga menitip nasi uduk. Tenang masih lengkap jadi mohon bersabar. Perlahan kaki masuk ke tempat terlarang. Pelangi mendorong hingga gorengan jatuh ke tanah. “Ups gak sengaja, tuh dah masuk drakor siapa yang mau makan hahaha kucing ya? Atau kamu sendiri.” Airmata mendadak mengalir. Dasar Pelangi tega sekali. Tinggal menunggu untuk pembalasan.
Suatu hari berita gempar Dara dimaki seluruh anak kampus. Mereka mengeluh diare habis makan. Lalu teriakkan keras menghujam jantung. Tidak bisa lari dari masalah Dara mencoba sabar menerima. Berjalan ke rooftop di sana meluapkan segala emosi. “Yuk ke ruangan cctv itu jalan terbaik!” Bevan selalu membantu anak baik, sampai di ruangan cctv perlahan bukti terkuak. Siapa masuk di jam istirahat kampus, menaruh gorengannya obat sakit perut. Ditambah nasi uduknya ditaruh dengan hal yang sama. Mata terbelalak.
“Apa salah aku hah?” tanya Dara mukanya berapi-api menahan rasa kesal. “Kamu itu ngerebut Bevan dari aku.” “Aku memang miskin gak pantas bergaul dengan kalian tapi satu aku cuma kagum sama Bevan gak lebih.”
Melangkah berjalan dirinya sudah kalah biarlah Bevan bersama gadis itu. Merelakan tentu sakit tapi berusaha tabah lebih dari cukup. Semakin hari dagangan laris guru meminta dimasukkan ke kantin.
Sementara Bevan sudah membaik bersama Pelangi mereka cuma Miss komunikasi. Pelangi datang menawarkan diri. “Aku mau ajak kamu kerjasama kebetulan Om aku buka usaha kafe masukkin gorengan kamu ya… sama kue kamu.” Belum menerima tawaran karena Nillam memaksa untuk tidak terbujuk rayu dari gadis sok manja itu. “Aku pikir-pikir dulu…”
Angkot kempes Dara turun berhenti di kafe Happy di sana ada seseorang menumpahkan minuman lalu meminta maaf. “Aku Jhonny aku minta maaf gak sengaja.” ucap Jhonny meminta maaf. “Ya gak papa kok.” jawabku kikuk.
Di sana ada Pelangi bernyanyi memainkan keyboard. “Dia keponakan Pak Vallen.” Cerita dari Jhonny tersenyum manis. Sudah sering Pelangi menyumbang lagu untuk sekedar menghibur para tamu. Melangkah masuk Dara bertepuk tangan mengucapkan kalimat “aku mau kerja di sini, aku tau kamu aslinya baik dan bersahabat.” Berpelukan hangat.
Berkat kejadian lampau pertemuan terjadi, walau sering bertengkar namun ternyata ada hikmah dibalik itu semua.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Nama: Titin Akun wattpad: @titinstory Akun Novel Toon: Titin Kahar
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 11 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com