Bagimu, kehidupan seperti apa yang akan membuatmu bahagia? Dan, bagaimana caranya kau membuat kehidupan yang kau impikan itu?
Kalau saja itu cerita dongeng, sangatlah gampang untuk membuat cerita kehidupan yang kau inginkan. Ya kan? Lalu, bagaimana kau membuat kehidupan yang kau impikan itu ke dunia nyata? Hey, kau bisa saja membuatnya jikalau alam semesta dengan senang hati mengizinkannya.
Kehidupan yang sudah susah payah kuwarnai, tak pernah hilang warna pudar yang suram itu.
Suara berisik layaknya pisau berbentuk lidah menyayat siapapun yang mereka inginkan untuk disayat. Aku menutup telinga karena sudah muak dengan kebisingan itu, tapi dia masuk lewat celah-celah jari tangan. Layaknya cahaya matahari yang masuk ke ruangan lewat celah jendela.
Lebih baik aku berlari kabur walau akan melewati padang pasir yang panas daripada bertahan di lingkungan yang dipenuhi keramaian tak enak yang membuatku gelisah sepanjang hari.
Aku berhasil kabur, tapi sekarang sunyi menyapa. Aku bukannya takut untuk berbaur, dan aku bukan orang pemalu. Tapi suara-suara menusuk itu masih tertancap di ingatan. Aku takut aku terlihat aneh di mata kalian. Aku takut aku dianggap orang bodoh di dalam pikiran kalian. Aku ingin berbaur tapi ini rasanya seperti air dan minyak.
Senyumku yang masih terawat hingga sekarang, dalam sepi bisa menjadi isakan yang tertahan selama senyumanku terbentuk untuk mengatakan pada dunia kalau aku hanya orang biasa dengan kehidupan yang baik-baik saja.
Kesalahan apa itu, terlihat bohong sekali, di balik kamar aku terbaring sepi dalam suasana cahaya redup dari lampu tidur, langit sedang cerahnya tapi jendela selalu tertutup seolah tak izinkan ada cahaya yang masuk ke ruangan itu.
Aku hanya diam, tapi hanya dengan rasa kesepian saja mata tak sanggup menjadi benteng dari air mata yang sudah lelah untuk jatuh.
Cahaya redup yang tak izinkan matahari menyapaku, tertutup kain yang terbentang di jendela, ini terlalu sunyi. Walaupun aku diluar dan matahari terasa hangat sama sekali, benar-benar tak ada rasa hangat, ramai tapi angin-angin liar itu masih terasa sunyi, tak ada siapapun yang membawaku dan membuatku merasakan kehangatan di dunia luar.
Iri, melihat mereka bersenang-senang bersama, bepergian bersama, bergandengan tangan, berbagi cerita. Kalaupun aku punya orang seperti itu, ya memang ada tapi terasa jauh sekali, hanya tulisan kata-kata tersambung yang membuat kita masih terhubung, sudah berapa kali kukirimkan suara bahagia dan tangisku dalam pesan suara, tapi aku tak bisa mendengar suaranya, minimal suara dinginnya saja, tapi itu tak cukup, aku benar-benar ingin bertemu.
Cerita yang ingin kulontarkan, dengan perasaan menggebu-gebu, disitulah dia terlalu sibuk dan tak terbalaskan panggilanku untuk mendengar ceritaku. Aku menunggunya tapi dia sibuk terlalu lama.
Ingin, siapapun itu, orang seperti apa dirinya, dia tersenyum padaku, menarik tanganku, mengatakan bahwa aku orang istimewa dan semua orang harus tau itu, lingkungan yang menyambut dengan ramah, membimbingku dan menunjukkan apa yang belum kuketahui, disaat sedang kerja sama mereka memberitahuku bagian apa yang harus kerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Aku hanya ingin diterima. Seperti cerita yang selalu aku lihat di layar kaca, dimana dia diterima dan dilindungi oleh orang di sekelilingnya, dia menyelamatkan orang yang sudah melindunginya, mereka saling bersama, apapun kekurangan yang membebani mereka atau kesalahan salah satu dari mereka, tetap saling memaafkan dan mereka menutupi kelemahannya bersama dan menciptakan kelebihan bersama.
Ah, terlihat gampang sekali, tapi aku bisa apa? Apa yang aku punya? Apa yang bisa kulakukan? Apa yang harus kulakukan? Dan apa yang mereka perlukan?
Terbayang kalimat “kamu orang yang istimewa” dari pesan yang diketik oleh sahabat yang susah bertemu untuk situasi sekarang, aku masih berpikir, dimana istimewanya? Aku tau, aku ada kelebihan yang belum tentu semua orang punya, kelebihan yang membuatku menulis kalimat menjadi cerita yang kusebarkan ke semua orang. Tapi di lingkunganku, kelebihanku belum bisa memberikan bantuan untuk teman lainnya.
Aku ingin membantu teman yang ada di lingkungan sekitarku, dengan kelebihan yang ada. Tapi sampai sekarang belum terpakai. Jika sampai lulus sekolah kehidupan impianku belum terjadi, aku akan berusaha melakukan apapun untuk angkat kaki dari lingkungan ini.
Di suatu tempat dimana cerita-cerita itu dibuat dan berasal dari sana, tempat yang ingin kujelajahi, dimana aku harus dibimbing oleh mereka yang tinggal disana untuk bisa bertahan hidup, susah untuk bisa sampai di tempat itu. Tapi, aku ingin mendapatkan kehidupan itu, karna sekarang untuk mendapatkan itu susahnya setengah mati.
Di setiap hari dimana aku bertambah umur, doaku hanya satu, tidak lebih.
Aku hanya ingin kehidupan dimana aku bisa menerima dan diterima dengan ikhlas. Di kehidupan, dimana aku bisa berkembang. Di kehidupan, dimana aku bisa berbagi curhatan. Di kehidupan, dimana aku hanya mendengar kebisingan yang menyenangkan. Di kehidupan, dimana aku bisa berguna untuk semuanya. Di kehidupan, dimana aku dibimbing dan diajarkan yang belum kuketahui. Di kehidupan, dimana mereka menganggap aku istimewa. Di kehidupan, dimana aku jadi diri sendiri. Di kehidupan, dimana kita saling melindungi dan bergandeng tangan. Di kehidupan, aku berdiri dengan bangga bersama yang lain. Di kehidupan…
Dimana hal seperti itu ada?
Aku harap, tuhan memberikan lembaran hidup seperti itu. Dan yang lain juga, agar bisa merasakan kehidupan yang membuat mereka merasa mereka diperlukan. Kesepian, yang berubah menjadi keberisikan yang penuh makna.
Hembusan angin liar, yang mengudara dengan kata-kata yang menenangkan. Kehangatan matahari, yang membuatmu merasa disinari cahaya.
Kehidupan, aku ingin kita yang hidup di kehidupan yang sekelam dan sesadis itu, dibawa ke kehidupan yang semestinya, dan selayaknya. Itulah, kehidupan yang seharusnya menjadi hak seluruh umat manusia, yang selalu bertahan menjadi orang baik.
Ini adalah hak kami.
[25 september 2021] -Based on a true story-
Cerpen Karangan: Nazahra
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 26 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com