Adzan Shubuh berkumandang, segera Aisyah bangun dan mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat shubhuh. Usai sholat segera dia ke dapur untuk memasak nasi dan sayur untuk sarapan. Dia terbiasa mandiri, selalu membantu ibunya menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Sementara itu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Karena Ibunya juga harus bekerja tiap hari, makanya pekerjaan rumah harus dikerjakan bersama sama.
“Ais, kamu udah mandi belum?” dari dapur ibunya memanggil Aisyah “Sudah bu, ini sedang bersiap mau berangkat” aisyah menjawab dari kamarnya Kemudian Aisyah keluar kamar dengan membawa tas sekolahnya. “Lho kamu ngga sarapan” Tanya ibunya “Ngga bu ini udah siang, Ais udah bawa bekel sarapan kok” jawab Aisyah sambil memakai sepatunya Kemudian Asiyah berpamitan kepada Ayah dan ibunya, dan segera mengambil sepedanya.
Tak lupa Aisyah, menghampiri sahabatnya yang sudah menunggu di depan rumahnya. Sahabat yang sejak bersekolah di bangku TK bersamanya, selalu duduk sebangku dengannya sampai lulus SD. Sahabat yang selalu setia kemanapun Aisyah pergi, begitupula Aisyah selalu menemaninya. Dan sekarang mereka sudah duduk dibangku SMP kelas 8 yang berbeda kelas, jadi sudah tidak bisa sebangku lagi. “hayuuk berangkat sin” ajak Asiyah kepada sinta sahabatnya yang sudah menunggu dari tadi.
Sekitar 30 menit perjalanan kami ke sekolah, lumayan jauh sekitar 7 km jarak rumah Aisyah ke sekolahnya. Di perjalanan banyak temannya yang juga berespeda ke tujuan sekolah yang sama. Aisyah selalu menikmati perjalanan kesekolahnya setiap hari bersama sahabatnya. Walaupun lelah dia tidak pernah mengeluh.
Sesampainya di sekolah Aisyah langsung memasuki ruang kelas 8A dan menuju bangkunya di pojok belakang ruang kelasnya. “baru nyampe ais” Sapa Meriana teman sebangkunya “Iya” Jawab Aisyah sambil meletakan tasnya di laci mejanya
Bel pelajaran jam pertama berbunyi, segera anak anak masuk ke kelas. Bapak Guru bahasa inggris masuk ke ruang kelas, kemudian Ketua kelas memimpin do’a. “Selamat pagi anak anak” Pak Hary guru bahasa inggris memberi salam “Selamat pagi pak” jawab anak anak kompak “Hari ini kita ada Ulangan harian, silahkan ambil satu lembar kertas dan semua buku dimasukkan ke dalam tas” perintah Pak Hary Kemudian Pak Hary membagi soal Ulangan dan semua siswa segera mengerjakan ulangan.
Selama Ulangan Aisyah mengerjakan dengan tekun, walaupun ada beberapa soal yang dianggapnya sulit dia kerjakan sendiri tanpa bertanya pada temannya.
Sekitar 60 menit Ulangan selesai kerjakan, kemudian semua jawaban dikumpulkan. “Terima kasih anak-anak yang sudah mengerjakan ulangan dengan tertib, semoga nilainya memuaskan. Karena waktunya sudah habis pembelajaran kali ini saya akhiri” “Ya pak” jawab semua siswa serentak
Usai pelajaran bahasa inggris, kelas menjadi ramai siswa sibuk ngobrol dengan temannya masing-masing. “Aisyah tahu ngga tadi pak Hary nglihatin kamu terus lho” tiba tiba Deni nyeletuk keras. Semua teman aisyah langsung menoleh ke Deni dan ke Aisyah Aisyah langsung bingung dan merah wajahnya karena semua mata tertuju kepadanya. Dan kelaspun menjadi rame, Aisyah hanya tertunduk malu. Karena banyak temannya yang mengatakan pak Hary sering mencuri pandang padanya.
“Halloo anak anak bisa tenang” suara ibu guru bahasa indonesia dengan keras yang ternyata sudah berada di kelas tanpa disadari semua siswa. Segera semua siswa diam, dan duduk di bangku masing masing.
Suara bel istirahat berbunyi, usai sudah pelajaran bahasa indonesia. “Mer, apa betul yang dikatakan Deni tadi” tanya Aisyah kepada Meriana “iya, tadi aku juga melihat pak Hary tidak berkedip memperhatikanmu, kamu sih ngga peka” jawab Meriana “halah ya wajarlah dia kan lagi mengawasi ulangan, pasti semuanya juga diperhatikan” Ucap Aisyah sambil memasukkan buku ke tasnya.
Aisyah mencoba abaikan kata teman temannya tentang perhatian pak hary padanya. Memang sudah beberapa kali Aisyah tak sengaja bertatapan mata dengan Pak Hary. Pak Hary adalah guru bahasa inggris baru yang kebetulan masih berstatus single, usianya terpaut jauh darinya sekitar 15 tahunan. Aisyah hanya menganggap dia sebagai seorang guru tidak lebih.
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30, waktunya Aisyah pulang. Aisyah langsung menuju tempat sepedanya diparkir. Ketika sedang berjalan, tiba tiba ada yang memanggilnya. Dan Aisyah langsung membalikkan badannya, jantungnya langsung berdegup. Pak Hary sudah berdiri dibelakangnya.
“Pak Hary, a a ada apa pak” tanya Aisyah terbata “Saya ingin bicara denganmu sebentar” jawab Pak Hary “Apa tidak bisa besok pak, saya nanti ditunggu ibu” jawab aisyah dengan suara agak bergetar Aisyah sangat takut, dia khawatir kalo pak Hary benar memendam rasa padanya seperti yang dikatakan teman temannya. “Saya sudah bilang Sinta supaya menyampaikan ibumu kalo kamu pulang terlambat ada kepentingan denganku. Sekarang Sinta sudah pulang. Nanti kamu kuantar pulangnya”
Tidak ada alasan lain bagi Aisyah untuk menolak ajakan Pak Hary, kemudian mereka menuju ke taman depan kelas 8A. Pak Hary menyodorkan minuman kepada Aisyah, ternyata Dia sudah menyiapkan semuanya untuk dapat berbicara dengan Aisyah.
“Kamu pasti kaget ya Ais kenapa saya ingin bertemu denganmu” ucap pak Hary untuk mencairkan suasana. “Iya Pak” Jawabku sambil tertunduk
Pak Hary mulai bercerita bahwa dia mempunyai seorang Adik perempuan yang wajahnya mirip dengan Aisyah. Nama adik perempuannya itu adalah Dita. Dia sangat menyayangi adiknya. Dita adalah seorang anak yang periang, mandiri dan penyayang. “Tapi…” mata pak hary Berkaca kaca “Tapi kenapa pak” Aisyah bertanya penasaran “Dia sudah pulang” Air mata pak Hary menetes “Maksud Bapak, Pulang kemana?” Aisyah semakin penasaran “Pulang Ke sang Pencipta, 1 tahun yang lalu” Jawab Pak Hary “Ya Allah, Ikut bela sungkawa ya pak” kata Aisyah sambil mengambil tisu di dalam tasnya dan ku serahkan ke pak Hary “Iya, terima kasih Aisyah.” “Dan sekarang aku merasa Adikku hidup lagi, Dita ada pada dirimu. Maukah kamu kuanggap jadi adikku” mohon Pak Hary “Tapi aku bukan Dita, mungkin hanya wajahku saja yang mirip. Terlalu sempurna jika aku disamakan dengan dia” jawab Aisyah “Sifatmu juga mirip” Kata Pak Hary lagi
Ternyata Pak Hary juga sering bertanya pada Sinta tentang keseharian Aisyah. Akhirnya Aisyah mengiyakan permintaan Pak Hary. Dia juga meminta jika suatu saat akan mengajakku ke rumah untuk bertemu ibunya. Karena sepeninggal Dita ibunya selalu murung. Tanpa pikir panjang Aisyah menyetujuinya. Setelah selesai mengobrol, Pak hary mengantar Aisyah sampai rumah. Di rumah Pak hary bertemu dengan ibunya Aisyah dan menceritakan alasan Aisyah Pulang terlambat.
Seminggu berlalu pertemuan Pak Hary dengan Aisyah. Hari Minggu pak hary mengajak Aisyah untuk bertemu dengan ibunya. Sesamapainya di rumah Pak Hary, terlihat wanita sedang duduk di teras rumah dengan pandangan kosong.
“ibu lihat siapa yang datang bersamaku” Pak hary menyapa wanita yang bernama bu Aminah itu “Dita” Bu Aminah langsung memeluk Aisyah dengan erat Aisyah kebingungan dan mencoba melepaskan pelukannya, tapi Pak Hary menghentikannya sambil memberi isyarat. Dibiarkan wanita itu memeluk Aisyah. “Ibu dia bukan Dita” Kata pak Hary Bu Aminah segera melepaskan pelukannya dan memandangi Aisyah dari ujung kepala sampai ujung kaki. “Dia siapa, kenapa mirip dengan Dita Har” tanya bu Aminah “Dia Aisyah bu, muridku… Aisyah mau kok bu jadi adikku dan mau menemani ibu jika ibu kesepian” Kata Pak Hary dengan yakin Aisyah bersedia tanpa bertanya dulu pada Aisyah.
Kemudian Pak hary mengajak Aisyah dan ibunya masuk ke dalam rumah. Aisyah memperkenalkan diri kepada ibu Aminah dan ibu Aminah menceritakan tentang Dita yang sudah diketahui lewat Pak Hary. “Aisyah, mulai sekarang ku mau kau panggil Mas pada Hary ya” Pinta bu aminah “baik bu, tapi kalo di sekolah tetap Pak hary kan bu” sambil tertawa kecil Aisyah menjawabnya
Mulai saat itu Aisyah sering berkunjung kerumah Pak Hary untuk sekedar mengobrol atau memasak bersama dengan Bu Aminah. Kini Aisyah mempunyai dua ibu yang semuanya sangat menyayangi Asiyah. Terpancar Ceria dan semangat lagi di wajah Bu Aminah semenjak kehadiran Aisyah.
Pak Hary sangat berterimakasih kepada Aisyah dan kegembiraannya diceritakan di depan ruang kelas 8A. Kini teman-teman Aisyah sudah tahu apa arti tatapan Pak Hary kepada Aisyah dan salah satu teman Aisyah mewakili teman temannya memohon maaf kepada Pak Hary atas kesalahpahaman mereka.
Cerpen Karangan: Rita Riyanti Blog / Facebook: Rita Hutama
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 10 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com