Kring kring kring. bunyi alarm wekerku yang berada di kanan atas kepalaku. berarti jam telah menunjukan pukul 04.30 pagi. Waktunya untuk bangun dan tidak lupa untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu aku mandi dan berwudhu untuk melaksanakan sholat shubuh. Akupun keluar dari rumah, kulangkahkan kaki menerpa kegelapan malam yang masih menyelimuti langit semesta. Badan terasa dingin oleh tiupan angin segar yang berasal dari hamparan sawah penduduk yang luas, seakan-akan menyapa diriku.
Tok tok tok “Assalamuaalaikum Don.. Doni.. bangunn!!” aku mengetuk pintu rumah sahabatku Doni. Doni namanya, teman pergi sekolah, teman bermain, teman ngaji dan teman bercanda, setiap shubuh aku membangunkan Doni untuk melaksanakan sholat shubuh di masjid secara berjamaah. Ia temanku yang sulit dibangunkan butuh tiga sampai lima kali untuk membangunkannya. Mungkin ia ingin menyelesaikan mimpi di dalam tidurnya atau sekedar untuk mengumpulkan nyawanya kembali. Pikirku sambil tersenyum.
Klik bunyi gagang pintu dibuka, kukira doni teryata ibunya. “Eh ibu, Doni sudah bangun buk?.” tanyaku. “belum”. sahut ibu doni. “Tunggu ya.. ibu bangunkan doni dulu”. “iya bu” kataku pelan. Ibunya berjalan menuju kamar doni.
“donii bangunn!!!… ” terdengar sayup suara ibu doni di dalam kamar Doni. “Doni temannya udah nungguin loh”. Kata ibu Doni. “hmm iya…” kata doni suaranya masih parau. mungkin kekurangan oksigen karena kamar doni hanya mempunyai jendela kecil dan tidak ada ventilasi. Lalu Doni keluar memakai kopiah dan sarung yang diselempangkan di bahu. matanya masih meredup seperti bohlam yang terangnya hanya 5 watt. Ia mengucek kedua bola mata sambil mengguap menuju depan pintu. Aku yang berdiri sejak tadi mengernyitkan dahi dan aku berucap. “Don.. nggak mandi”. Tanyaku. “nggak” sambil merapikan rambutnya yang kusut. “Nggak cuci muka atau gosok gigi” kataku lagi. “Nggak” jawabnya kembali sembari mengelap bekas air liur dengan punggung tangannya. Aku merasa geli melihatnya. “ihh jorok” kataku. “bodo amat” kata Doni “ihh jorok” kataku lagi sambil ngelirik ke bawah kaki Doni yang sedang menyarungkan sandal yang berada di rak depan rumahnya Doni hanya diam saja dan memakai sandal. “eh Don kok sandalmu lain sebelah” kataku. Ia ketawa kecil. “hihi sendal ibuku” kata doni. Sambil menukar sendalnya kembali. “ayo jalan” kata doni sambil berjalan kedepan mendahuluiku. “oke ayo” kataku.
Aku dan Doni pun melangkah menuju masjid yang agak jauh dari rumah kami. menelusuri jalan bebatuan tanpa aspal di perantara sawah nan luas yang terhampar di kanan kiri kami. Menghirup udara segar dan mencium bau bunga padi yang baru terbit dari tangkainya. Membuat suasana aman, damai dan menentramkan jiwa. Inilah sebahagian kecil kuasa Tuhan yang aku rasakan saat ini, Kata batinku.
Aku memandang Doni, sambil bertanya. “Don kok kamu susah bangun pagi sih?..” “iyalah aku kan tidur pukul 01.00 malam.” “emang kamu ngapain sih? tidur larut malam.” “aku kan buat cerpen aku mau jadi penulis bro” sambil tersenyum lebar kepadaku. “iya…” seraya memegang bahu doni. “Dari dulu kamu bilang gitu, tapi aku belum ada tuh baca hasil karya kamu, judulnya sudah banyak sih aku dengar. Monyet kecebur di kali lah, mancing di sumur dapat gorilla lah, harimau pakek celana dalem lah” ejekku bercanda. “hehe lucu banget ya bro” menyombongkan diri. “hahah biasa aja.” Sambil menyerautkan wajah.
Tak sadar kami pun sampai ke depan masjid dan doni segera menuju ke tempat wudhu sedangkan aku langsung masuk ke dalam masjid tak lama kemudian suara iqomah pun terdengar menandakan waktu sholat telah masuk dan aku mulai merapatkan shaf dan temanku doni juga merapatkan shaf yang berada disamping kananku. Kemudian imam mengangkat tangan seraya “allahu akbar!”
Cerpen Karangan: Juandra Blog / Facebook: Juandra Andra Tinggal Di Teluk Kuantan Riau Mahasiswa UNIKS [universitas islam kuantan singingi]
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com