Jam menunjukkan pukul 6.30, aku segera meninggalkan rumah dan menuju ke sekolah. Jarak antara rumah dan sekolahku tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 15 menit saja untuk sampai di sekolah.
Setelah sampai di sekolah, aku langsung menuju ke kelasku, yaitu kelas IX 7. Aku berjalan melewati ruang guru, ruang TU, musholah, dan beberapa kelas lainnya. Saat aku sampai di kelas, kulihat sudah ramai murid murid sekelasku yang sedang berbincang bincang dengan teman sebangkunya.
Langsung aku menuju ke bangkuku, kulihat teman sebangkuku sudah datang, dia sedang membaca buku bahasa indonesia, sesuai mata pelajaran pertama kami hari ini. Teman sebangkuku namanya Tasya, dia orangnya pintar, baik, dan gak milih milih dalam berteman.
“Hei, udah datang dari tadi, Sya?” ucapku sambil memegang pundak kiri Tasya. “Hmm, udah dari tadi, tumben kamu datang cepat hari ini,” jawabnya. Aku duduk di bangkuku dan melepas tas yang kukenakan. “Iya, hari ini di jalan engga terlalu macet, jadi aku cepat sampai di sekolah,” jelasku sembari mengeluarkan beberapa buku dari dalam tas dan manaruhnya di atas meja. “Oohh, gitu” jawaban singkat dari Tasya mengakhiri perbincangan kita pagi itu.
Kring kring kring, 5 menit setelah perbincangan selesai bel berbunyi. Bu Linda yang akan mengisi pembelajaran pertama hari ini. Bu Linda pun masuk ke kelas dengan membawa beberapa buku di tangannya. Dan pembelajaran pun dimulai.
Setelah beberapa menit belajar, Bu Hanum mengetuk pintu kelas IX 7 dengan membawa seorang anak perempuan. Kelihatannya perempuan itu murid baru di sekolah ini. Lalu Bu Linda mempersilahkan Bu Hanum dan perempuan itu masuk, Bu Linda dan Bu Hanum berbincang singkat. Setelah bebincang singkat, Bu Hanum meninggalkan kelas kami dan tinggalah perempuan itu di samping meja Bu Linda.
“Perhatian untuk kelas IX 7, kalian kedatangan teman baru,” ucap Bu Linda. Bu Linda mempersilahkan perempuan itu untuk memperkenalkan diri. “Hai, kenalin namaku Putri Cantika, aku pindahan dari Jakarta,” dia memperkenalkan dirinya. Lalu Bu Linda mempersilahkannya duduk. Dia duduk tepat di belakangku, kebetulan tempat itu kosong. Pembelajaran pun kembali dilanjutkan.
Sejam berlalu, waktu istirahat tiba. Bu Linda menutup pembelajaran. Lalu, aku dan Tasya merapikan buku pelajaran tadi, setelah itu kami berdua ke kantin. Setibanya kami di kantin, kami memesan makanan masing masing. “Budhe, aku mau pesan nasi goreng sama es teh manis ya,” aku memesan deluan. “Oke, kalau mbak Tasya mau pesan apa?,” tanya Budhe Siti. “Aku pesan bakso sama es teh manis aja budhe,” jawab Tasya. “Ditunggu pesanannya ya nduk,” Budhe Siti pun segera membuat pesanan kami. 5 menit kemudian Budhe Siti membawa pesanan kami “Ini nduk pesanannya,” Budhe Siti menghidangkan pesanan kami di atas meja. “Makasih ya Budhe,” ucapku dan Tasya kompak. Budhe Siti hanya tersenyum.
“Eh tadi anak baru itu namanya siapa, kurang jelas tadi suaranya?” Tasya memulai obrolan. “Putri Cantika” jawabku singkat. “Gimana nanti pas pulang kita ajak dia pulang bareng kita,” “Boleh, yaudah pas pulang nanti kita ajak dia bareng, sekalian kita kenalan,” aku menyetujui perkataan Tasya.
Tak terasa makanan kami sudah habis, kami pun ke kasir untuk membayar. Setelah itu kami kembali ke kelas, karena jam istirahat sudah mau selesai. Kami berjalan santai, sambil bercerita dan tertawa tak jelas. Kami pun sampai ke kelas dan duduk di bangku kami masing masing. Tak lama bel jam pelajaran 2 berbunyi.
Bu Lilis yang mengisi pelajaran ke 2, yaitu pelajaran IPA. Kami memulai pelajaran kedua dengan tertib.
Kring kring kring bel kembali berbunyi, tapi bel kali ini menandakan kegiatan belajar mengajar hari ini telah usai. Bu Lilis menutup pelajaran, dan mempersilahkan kami untuk pulang. Aku dan Tasya keluar bersamaan. Sampai di depan kelas, aku menanyakan hal tadi waktu kantin pada Tasya. “Sya, gimana jadi gak yang tadi?” bisikku pada Tasya. “Yang tadi? Maksudnya?” jawabnya bingung. “Heeehhhh, yang tadi itu loh, kan kita mau ajak si Putri pulang bareng,” kataku. “Oh iya yah, aku lupa. Tapi mana Putri nya?” “Eh iya. Mungkin dia udah deluan, Sya” ucapku sambil celingukan mencari Putri. “Yaudah, ayo cepat kita ke gerbang,” Tasya menarik tanganku dan membawaku ke gerbang sekolah.
Ketika kami sampai di gerbang, kami melihat Putri sedang berdiri melihat jam di tangannya. “Eh itu kan Putri?” tanya Tasya. “Hmm iya ayo kita kesana,” ajakku. “Ayo” balasnya.
“Hmmm, permisi kamu Putri murid baru itu kan?,” sapaku. “Iya, aku murid baru di sini, aku murid kelas IX 7. Kalau kalian?” “Aku sama temen aku juga murid kelas IX 7, kenalin nama aku Siska,” aku memperkenalkan diri. “Nama aku Tasya” Tasya juga memperkenalkan diri,” “Ohh, kalian juga murid kelas IX 7, aku Putri,” jelasnya. “Kamu nunggu jemputan?” tanya Tasya. “Iya, tapi kayaknya kakakku gak bisa jemput deh” gerutu Putri “Yaudah bareng kita aja pulang nya,” ajak ku “Emang searah? Aku tinggal di Jalan Merdeka loh,” ungkapnya. “Ya searah lah, gimana mau?” tanya Tasya. “Yaudah ayo,” Putri akhirnya mau pulang bareng aku dan Tasya.
Di jalan, kami bercerita banyak hal. Tapi si Putri banyak bertanya tentang sekolah kita. Maklumlah, dia kan murid baru, jadi wajar kalau dia terus bertanya tentang sekolah. Sampailah kami di Jalan Merdeka, kami pun berpisah karena aku dan Tasya masih harus menempuh jarak beberapa meter lagi.
Hari hari kami lewati bersama. Aku, Tasya, dan Putri selalu bersama dalam hal apapun. Aku dan Tasya senang mendapat teman baru yang baik, gak sombong, selalu support temannya seperti Putri, selain itu dia juga anak yang pintar di kelas.
Tibalah saatnya kami harus melaksanakan Ujian Nasional. “Guys ini hari pertama kita Ujian Nasional, gimana ya? Aku takut nilai aku jelek,” Tasya terlihat ragu dan tak percaya diri. “Kita berdoa aja yang terbaik, aku yakin kita pasti bisa,” Putri menyakinkan aku dan Tasya. “Bener tuh kata Putri, kita harus tetap optimis, fokus aja jangan mikir ke mana mana,” ucapku. “Masuk yuk, udah bel tuh,” ajak Putri. “Ayo,” jawabku dan Tasya serentak.
Tak terasa, kami sudah melaksanakan Ujian Nasional, sudah selesailah perjuangan kami di SMP ini. Dan tak lama lagi kami akan mengetahui lulus atau tidaknya dari SMP. “Alhamdulillah, udah selesai nih kita UN nya, semoga nilai kita semua bagus yaa,” kataku dengan penuh harapan. “Aamiin, aku juga berharap begitu,” kata Tasya. “Hmm semoga kita semua lulus dengan hasil yang memuaskan,” susulku. “Iya, semoga begitu,” ucap Tasya dan Putri.
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan kami. Aku, Tasya dan Putri melihat pengumuman di Mading sekolah. Kami melihat dengan sangat antusias.
“Gimana Sya, Put?” tanyaku “Alhamdulillah, aku lulus. Nilaiku pun cukup memuaskan,” kata Tasya. “Aku juga, lulus dan dapet nilai yang cukup memuaskan, kalau kamu gimana?” tanya Putri padaku. “Alhamdulillah, aku juga sama seperti kalian,” ucap ku. “Alhamdulillah,” ucap Tasya dan Putri serentak.
Cerpen Karangan: Lina
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com